᪥ 𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙 𝕾𝖔𝖓𝖆𝖙𝖆 || 50 [EP 01]

126 11 0
                                    

Suara merdu musik yang mengalun begitu menyenangkan, perpaduan antar pipa, biola, dan celo begitu menggetarkan. Sudah menjadi hal rutin untuk kelas seni dari salah satu sekolah menengah pertama di daerah distrik Seoul, yang terkenal memiliki kelas musik paling hebat seantero kota.

Pemuda-pemudi berhamburan keluar dari ruangan kelas, berlari riang untuk pulang pada malam yang terus menggelap. Seperti dua saudara tiri yang berbincang renyah pada perjalanan mereka, melepaskan semua beban berat pembelajaran sambil bernyanyi-nyanyi kecil. "Hyeong, apa kau sudah latihan untuk penilaian besok?" yang lebih muda terlihat suram, dari lagaknya ia lupa untuk mempersiapkan diri. "Zelo, apa kau tak latihan lagi?" dan pertanyaan itu mendapat gelengan.

"Hyeong, ada banyak tugas yang membuatku stress, bahkan jadwal pembelajaran kelompok sangat menyita waktu untuk ku.... ARRRGHHH!" teriakan itu cukup mengejutkan, pemuda yang sedari tadi di sebut 'Hyeong' itu terlonjak bahkan hampir terpental menubruk pagar rumah warga. "Bocah kurang ajar, kendalikan suaramu atau orang-orang merasa terganggu lalu mengeroyokmu!" nasihatnya kesal.

"Lagian, kenapa orang itu berjongkok seperti setan? Memakai baju putih pula, aku terkejut loh Hyeong!" ia tak terima, rautnya menguar kesal sembari menendang kerikil secara kasar. Ia melihat arah pandang sang adik yang terjatuh pada sebuah toko bunga yang telah tutup, di sana ada sesosok pemuda yang telah tersimpuh, menundukkan diri sembari menggenggam sekuntum lili putih dengan tubuh yang bergetar.

Hatinya terlihat mencelos, ia mendekatinya dan menyodorkan es krim stik yang ia beli dengan adiknya. Hal itu mampu menarik perhatian si pemuda, wajahnya terangkat guna melihat sang pemberi es krim. Matanya terlihat berembun, dengan hidung yang memerah menjadi perhatian sepasang kakak adik itu. "Apa kau sedih? Makanlah es ini, adik perempuanku bilang memakan es krim ketika sedih bisa membuat kita tenang untuk sejenak!" ujarnya bersamaan dengan senyum yang merekah.

Dengan ragu dan gemetar, tangan pucat itu menggapai sebungkus es krim yang di berikan, ia menggumamkan 'Terima Kasih' dengan amat pelan. "Ayo duduk di kursi taman!" ajak si pemuda es krim dengan senyuman yang begitu menenangkan, entah bagaimana rasa aman dan nyaman terbesit untuk si pemuda asing, ia mengangguk akan ajakan pemuda es krim menuju sebuah kursi taman yang tak jauh dari toko bunga itu. "Yoo Youngjae, dan dia Min Zelo" dia mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Kim Daehyun!" jawabnya singkat.

Pertemuan singkat itu menjadi sebuah awal pertemanan untuk mereka, yang setiap harinya semakin erat dan bergenti gelar menjadi sahabat. Tak ada hari yang terlewat tanpa bergandengan tangan bertiga, mereka selalu menyempatkan diri untuk bermain bersama di hari libur atau sekedar bermain musik di jalanan.

Seperti hari ini yang terlihat begitu terik, tiga pemuda itu terduduk lelah di sebuah lapangan basket umum di taman kota. Mereka bersandar pada sebuah pohon sembari menikmati roti isi yang di beli untuk mengganjal perut setelah bermain basket di lapangan. "Daehyun~ah, ayo daftar di agensi kami, dan menjadi trainee bersamaan dengan kami!" Youngjae terlihat membujuk, ia tahu bahwa sahabatnya itu juga memiliki mimpi yang sama sepertinya dan sang adik. Daehyun hanya takut pada ayahnya, yang membuat pemuda itu memendam seluruh mimpinya untuk bermusik.

"Tidak, setan itu pasti akan memukulku jika tahu aku bermain musik!" ia merasa kesal, membayangkan wajah ayahnya saja sudah membuatnya mual. "Daehyun, bakatmu akan sangat disayangkan jika kau tak mewujudkan mimpimu. Kau memiliki suara emas, dan permainan pianomu sangat luar biasa!" Youngjae terus membujuk, dia hanya ingin sahabatnya itu merasakan bahagia layaknya pemuda di usia mereka.

Dia ingin Daehyun sedikit melakukan pemberontakan, toh ayah pemuda itu tak pernah sekalipun memerhatikan anaknya, menjadi pemabuk, penjudi, hingga membuat Daehyun kerja paruh waktu untuk ayahnya yang selalu saja meminta uang, bahkan seluruh hutang ayahnya selalu dilimpahkan pada Daehyun. "Hyeong, kau bisa beralasan masuk asrama sekolahmu agar ayahmu tidak tahu jika sebenarnya kau berada di asrama agensi, kapan lagi kau terbebas dari belenggu itu? Dan__ jika kita berhasil debut, gaji yang kita dapatkan cukup besar!"

Youngjae menyetujui ucapan Zelo, "Apa kau ingat dengan Yongguk hyeong? Yang ku kenalkan padamu beberapa hari lalu? Dia menjual lagu ciptaannya dan mendapat banyak uang, kau juga berbakat menulis lagu, ku rasa itu akan menjadi sumber uang untukmu, Dae! Dan kau bisa menyekolahkan adikmu dari uang itu!" kali ini Daehyun berfikir matang atas seluruh saran dari sshabatnya.

Dia membawa sang adik dengan alasan memasuki asrama milik sekolah mereka agar bisa belajar lebih baik, Daehyun bahkan memberikan iming-iming pada ayahnya itu bahwa dia tetap akan mengirim uang walau dia di asrama. Alih-alih asrama sekolah, Daehyun dan adiknya justru berada di asrama sebuah agensi kelas menengah. Memang siapa yang tak tertarik akan bakat seorang Kim Daehyun bersuara emas itu, pihak agensi langsung merekrutnya setelah mendengar suara Daehyun yang di kirimkan oleh Youngjae.

"Yeah... What's up bro!" Youngjae menyambut sahabatnya dengan senang. Mereka menjalani kehidupan sebagai seorang trainee bersama, bercanda tawa bersama, dan kemanapun bersama. Semua berjalan sangat apik, Daehyun mengembangkan bakatnya cukup pesat sebagai penulis lagu untuk beberapa grup yang telah di debutkan walau ia sendiri masih seorang trainee, dia juga mendapat banyak bayaran bersama Youngjae untuk mengajar kelas tari di sebuah yayasan.

Hingga waktu yang telah mereka tunggu akhirnya datang, Debut. Bagaikan sebuah mimpi, mereka bisa bersanding setara dengan idol dari agensi ternama, lagu yang ditulis oleh Daehyun dan Yongguk terdengar begitu indah di balut oleh perpaduan apik suara Daehyun, Youngjae, Zelo, Yongguk dan dua anggota lainnya menjadikan lagu debut mereka sebagai mahakarya baru yang terdengar fresh dan menarik minat lebih besar di kalangan penggemar musik.

Mereka semakin bersinar, bahkan ayah Daehyun memberikan restu anak-anaknya untuk bermusik setelah mengetahui Daehyun terkenal dan memiliki banyak uang dari debutnya itu. "Kalian sungguh hebat, lihatlah.... Ini adalah debut paling gemilang untuk JSH Entertainment!" ujar sang pemilik agensi. Senyuman indah terpatri di bibir mereka, apalagi ketika mereka mampu menyelenggarakan world tour ke berbagai negara. Mereka menjadi idol tercepat yang menyelenggarakan world tour untuk agensi kelas menengah, belum lagi banyak undangan dari acara-acara televisi yang mengharapkan mereka dapat datang atas undangan yang di berikan.

Yah, semua begitu indah, seperti mawar yang merekah di pagi hari, dengan embun segar membasahi, dan nektar manis penarik kupu-kupu untuk singgah. Semua berjalan begitu baik sehingga tak terbesit sedikitpun pemikiran buruk untuk masa depan mereka, melihat peluang besar yang begitu menjanjikan untuk keberlangsungan karir mereka.

December, 02-2023

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

December, 02-2023

The first Epilog part__
See u in the next chapter yeorobun..

For the bonus...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Moonlight Sonata || Vmin || Friendship/Family √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang