Pukul sebelas pagi, kelas latihan kedua dimulai, kelas kali ini adalah dance untuk para trainee tahun pertama. Para trainee senior seperti Hoseok, Nakseo, dan Jongin jelas akan memimpin jalannya pelatihan dance untuk meningkatkan skill dance dengan menggurui para trainee baru. "Kalian akan kami bentuk sebagai tim, satu tim akan berisi dua sampai tiga orang, dan anggota tim akan kami yang menentukan!" ujar Nakseo.
Jimin berharap cemas untuk bisa satu tim bersama Jaebum dan Lucas, satu persatu telah dipilihkan timnya, dan Jimin sungguh kecewa ketika Jaebum dan Lucas telah mendapatkan tim masing-masing. Hanya tersisa lima orang lagi termasuk dirinya, "Jungkook, Jimin dan Taehyung akan menjadi satu tim!" umum Jongin di pengeras suara, Jimin mendesah pasrah, ia melirik Taehyung yang berdiri berseberangan dengannya, anak itu nampak tak suka, Jimin melihat kedua tangan Taehyung mengepal.
"Sebelum itu, kita telah kedatangan guru dance baru yang sangat profesional, adik dari PD-nim kita, guru Kim Dohan!" Nakseo berteriak riang, menunjuk seseorang yang baru saja menunjukkan diri. Semua sangat senang menyambut kedatangannya, apalagi Kim Dohan telah lama terkenal sebagai guru dance terbaik untuk para boy grup dan girl grup yang telah di debutkan dari tiga agensi besar seperti HokJae Entertainment, Sun-gwa Entertainment, dan JStar Entertainment, karena ia telah bekerja di tiga agensi besar tersebut sebelum memutuskan kontrak dan memilih untuk membantu entertainment bentukan kakaknya.
"Tim 1, 5, 7 akan diawasi oleh Hoseok, tim 3, 4, 6 akan diawasi oleh Jongin, tim 2, 9, 10 akan aku awasi, dan terakhir yang akan diawasi oleh guru Dohan adalah tim 8, dan 11. Kalian semua akan bergantian dibimbing oleh guru Dohan, setiap sebulan sekali kalian akan mendapat pertukaran pelatih dance!" kesempatan emas, Jimin berada di tim 11, ia akan menggunakan kesempatan itu sebaik mungkin untuk belajar pada guru Dohan, sungguh sebuah keberuntungan bisa dilatih oleh guru terbaik. Semua tim telah berkumpul pada pembimbing mereka masing-masing untuk mendapatkan instruksi pelatihan dari para pelatih.
"Tim 8, kalian akan berlatih denganku di setiap jam pagi setelah kelas instrumen, dan tim 11 kalian akan berlatih denganku di jam malam setelah kelas vokal. Aku sudah memilih ruang latihan untuk yang aku bimbing, untuk sebulan ke depan kita akan berlatih di ruang dance C lantai bawah!" semuanya menyanggupi dan menyetujui, jadwal mereka benar-benar padat, untuk sekolah mereka sudah mendapatkan sebuah platform sebagai kelas online jika mereka sedang dihari latihan, mereka hanya sekolah secara luring di hari senin, rabu, dan sabtu, hari lainnya mereka akan bersekolah secara daring melalui platform teesebut.
Kelas daring telah dibuatkan sistem yang memudahkan para trainee untuk mengikuti kelas. Kehadiran akan langsung ternilai ketika para murid telah mengakses materi yang telah di posting oleh para guru, juga telah selesai mengisi soal-soal yang di posting, untuk kelas secara luring akan dilakukan banyak praktek.
"Untuk saat ini, aku akan membiarkan kalian saling mengakrabkan diri sebelum memulai latihan besok, silahkan cari tempat yang menurut kalian nyaman untuk berbincang!"
Kelompok Jimin memilih kantin agensi sebagai tempat pengakraban diri, Jungkook duduk di samping Jimin, sedangkan Taehyung berada di depan keduanya. Sejauh ini tidak ada percakapan sama sekali karena ketiganya saling terdiam, terutama untuk Jimin dan Taehyung yang saling menguarkan hawa panas. Jungkook merasa gerah, ia tidak tahu apapun mengenai dua rekan barunya, ia hanya melihat keduanya secara bergantian, menyimpulkan bahwa kedua pemuda itu saling mengenal dan sekarang mungkin sedang ada masalah dalam pertemanan mereka hingga saling tidak menyapa.
"Bukankah kantin ini sangat sepi?" Jungkook memberi kode, "Hmm" gumam Taehyung, rasanya Jungkook ingin pergi saja dari meja itu, tetapi pengakraban diri sangat penting untuk menjalin ke kompakan dalam sebuah tim, "Tidakkah kalian ingin mengakrabkan diri denganku!" tanya Jungkook, Taehyung sama sekali tidak melirik Jungkook, ia hanya sibuk mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan. "Aku sudah tahu banyak tentangmu!" kata Taehyung dengan nada dingin.
Dasarnya Jungkook sensitif, ia merasa diberi tembok besar sebelum melangkah masuk, Jimin yang menyadari itu langsung menghibur Jungkook, "Ku dengar kau pernah berkolaborasi dengan Namjoon~ssi, apa itu benar Jungkook~ah!" kali ini Jungkook tersenyum, ia mengangguk riang menanggapi Jimin. "Suaramu sangat bagus Jungkook, aku sampai terkesima saat kau bernyanyi di kelas vokal beberapa hari lalu!"
"Ibuku melatihku dari kecil, ia dulu sempat menjadi penyanyi solo sebelum menikah!" memang benar buah tak jatuh jauh dari pohonnya, Jungkook pasti mewarisi seluruh bakat ibunya itu, Jimin jadi ingin tahu tentang ayah dan ibunya, apa bakat menyanyi Jimin juga dari mereka? Apa mereka juga suka bermusik? "Kau tahu banyak tentangku, tetapi aku masih belum sepenuhnya mengenalmu, aku hanya tahu namamu saja!"
"Kau akan mengenalku seiring kita selalu latihan bersama Jungkook~ah, dan~ berapa umurmu?" Jungkook melirik Jimin, "Tiga belas tahun!" Jimin membolakan mata, "Sungguh?" Jungkook mengangguk.
"Aku kira kau seumuran denganku, bahkan kau tumbuh lebih tinggi dariku!" Jungkook terbahak, "Memangnya kau umur berapa?"
"Lima belas!"
"Oh jadi aku harus memanggilmu hyeong, tapi memanggil Jimin saja lebih seru!"
Jimin menatap Jungkook kesal, "Yang benar saja, panggil aku hyeong Jungkook!"
"Tapi kau lebih pendek dariku, kau akan terlihat seperti adikku hyeong!" sungguh Jimin semakin kesal, ia memukul Jungkook main-main lalu keduanya terbahak bersama, Taehyung hanya melihat saja, ia tak mau repot-repot berurusan dengan dua orang itu. "Taehyung~ssi, tidakkah kau ingin mengenalkan dirimu padanya?"
Taehyung tak menanggapi, anak itu melengos pergi meninggalkan Jungkook dan Jimin. "Ada apa dengannya hyeong?" Jimin mengangkat bahunya, "Entahlah, kurasa dia memang tidak suka membuka diri pada orang lain!"
"Bukan karena kalian saling marahan dalam pertemanan kalian?" Jimin memicing, "Jangankan berteman, bahkan kami sama sekali tidak akrab walau kami satu kamar asrama!"
"Ku rasa akan sangat sulit membuatnya akrab kepada kita, apa tim kita bisa kompak dengan dia yang seperti itu?" Jimin pasrah saja, jika Taehyung menggali masalah, biar itu menjadi urusannya sendiri, Jimin tidak peduli, yang jelas ia harus menjadi yang terbaik agar bisa terpilih untuk di debutkan bersama tiga rapper terbaik DaeHit-Gu entertainment.
"Sudahlah Jungkook, biarkan saja dia! Siapa tahu lama kelamaan dia akan terbuka pada kita, dan~ kau bisa mengunjungi kamar kami jika ingin mendiskusikan tentang tim kita, kamar kami ada di lantai empat asrama!" Jungkook mengiyakan, lalu mereka kembali berbincang renyah tentang hal diluar permusikan, juga terselip canda tawa untuk saling menghibur dari rasa lelah setelah banyak latihan.
◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇
Hello!
Apa kabar, semoga suka ceritanya
Maaf alurnya monoton, Chi berusaha sebaik mungkin buat nyiptain alur yang berkesan.Jangan lupa vote dan komenannya ya!
Have a nice day ARMY!
March 22-2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight Sonata || Vmin || Friendship/Family √
أدب الهواة[Story END] [Fiksi penggemar - Park Jimin] [Friendship, Family, Struggle] Jimin hanyalah anak panti asuhan yang tersisihkan, dirinya tidak pernah mengira dapat memasuki sebuah agensi musik sebagai calon seorang penyanyi. Ia tahu agensi itu hanyal...