᪥ 𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙 𝕾𝖔𝖓𝖆𝖙𝖆 || 30

316 60 6
                                    

Hari semakin menggelap, Jimin sudah mulai mondar-mandir di dapur untuk memasak beberapa menu makanan sederhana. Seperti sup daun kecambah dan olahan kentang rebus yang di haluskan dan di bumbui, tapi ia juga sempat membuat sup jagung sebagai pemanis hidangan. Tidak ada nasi untuk malam ini, karena ia juga belum gajian dari tempat kerjanya, syukur saja ia punya persediaan singkong untuk makanan hari esok, dan beberapa kentang juga satu plastik tepung berisi 3 kilo gram. "Kau tidak memiliki alergi untuk makanan kali ini kan?" Jimin bertanya sambil mengaduk-aduk sup jagung yang hampir matang. "Tidak! Asal bukan makanan pedas aku bisa memakannya." Sahut Taehyung yang membantu menyiapkan piring dan juga membantu mencuci peralatan masak yang sudah tidak di pakai lagi.

"Makanan kali ini tidak akan mengenyangkan perut, hanya sedikit mengganjal perut sampai besok pagi. Aku tadi sebenarnya ingin membeli beberapa butir telur bersama Eunwoo, tapi ibunya bilang harga telur sedang naik, jadi aku membatalkannya!" Taehyung mengangguk-angguk, tangannya mengelap setiap peralatan masak yang telah ia cuci dengan hati-hati. "Tidak masalah, Tuhan masih memberikan kita makanan itu sudah cukup, aku bahkan tidak tega melihat para gelandangan yang setiap hari di tendang dari stasiun bawah tanah oleh petugas patroli di kota!" apa yang Taehyung katakan ada benarnya. Bersyukurlah dengan apa yang telah kau miliki, Tuhan masih mengijinkanmu untuk memilikinya yang bahkan orang lain belum tentu dapat memiliki apa yang kau miliki.

Jimin tersenyum tipis, apa yang ia duga sebelumnya memanglah nyata, Taehyung sebenarnya adalah pemuda yang baik, loyal, dan sangat perhatian, hanya saja masalah yang menekannya untuk mengenakan topeng sebagai sosok antagonis dan membuat semua orang semakin membenci pribadinya. "Supnya sudah matang ku harap rasanya tidak aneh seperti pertama kali aku membuatnya untuk Eunwoo!" Jimin meletakkan semua hasil masakannya di atas meja kecilnya, keduanya mulai duduk berhadapan untuk bersiap makan. "Memangnya apa yang terjadi dengan sup jagingmu saat itu?" tanya Taehyung lalu meniup-niup sup daun kecambah yang masih panas.

"Yang jelas rasanya aneh. Eunwoo sampai muntah dan diare tiga hari, aku sampai merasa bersalah padanya sampai saat ini!" Taehyung melirik ke arah sup jagung di tengah-tengah hidangan yang lain. Lalu mengambil sepucuk takaran ujung sendoknya, lalu melirik sebentar pada Jimin. Jimin juga ikut memerhatikan Taehyung dengan awas, dia khawatir hasilnya sama seperti yang ia berikan pada Eunwoo. Taehyung mendekatkan sendoknya dengan perlahan, sedikit meniupnya agar tidak panas, dan menyuapkannya ke dalam mulut. Taehyung tampak merasakannya dengan serius sampai-sampai dahinya mengerut, Jimin yang melihat ekspresi wajah saudaranya seperti itu menjadi cemas, Jimin sampai menelan ludah karena gugup. Apa supnya bermasalah? Apa rasanya aneh? Atau malah makin tidak enak dari sup yang ia berikan pada Eunwoo waktu itu.

Taehyung tak kunjung memberikan jawaban, masih terdiam dengan dahi mengerut dan memainkan lidahnya di dalam mulut. "A-apa rasanya aneh?" tanya Jimin dengan suara ragu dan terbata. Taehyung kembali mengambil sup jagung sepucuk sendoknya dan mencoba merasakannya lagi dengan serius, semakin mencemaskan, rasanya supnya kembali gagal untuk kali ini. Taehyung mendesis, lalu menatap Jimin dengan wajah yang sulit diartikan. "Supnya..." Taehyung tidak melanjutkan kalimatnya, Jimin sudah menduga, pasti rasanya hancur seperti saat itu, seharusnya tadi ia tidak perlu membuat sup jagung, mungkin membakar jagung adalah pilihan yang terbaik.

Jimin mendesah pasrah, mungkin bukan bakatnya untuk membuat sup jagung, seharusnya ia tidak terlalu terobsesi bisa membuat sup jagung seenak Seokjin saat ia masih di agensi, pemuda asal Anshan itu memang jago sekali soal memasak, Jimin sangat naksir dengan sup jagung buatannya, rasanya sangat pas, tidak terlalu manis dan asin, tetapi sedap dan membuat candu. "Supnya..." kata Taehyung lagi, wajah Jimin murung, dan sedikit menundukkan wajahnya. "Seharusnya aku tidak perlu membuat sup itu. Aku bahkan tidak memiliki kemahiran memasak seperti Seokjin hyeong!" Taehyung kembali menatap keberadaan sup jagung. "Aku belum selesai mengatakannya Jim!"

Taehyung berkata dengan wajah dibuat kesal, menirukan wajah datar Yoongi saat menggurui para trainee baru. "Supnya... Sudah enak, jadi kau tak perlu khawatir aku berakhir seperti pemuda pembawa bayam itu!" Jimin menatap Taehyung dengan wajah melas, "Tak perlu berbohong untuk menghiburku!" katanya, Taehyung mendecak, dia mengambil sesendok sup jagung dan mengarahkan suapannya pada Jimin. "Cobalah Jim, Aaaaa!" Jimin terdiam, mengamati sendok Taehyung yang masih mengambang di udara. Ia perlahan mendekat, dan memakan suapan sup jagung buatannya sendiri. "Sudah ku bilang kan kalau supnya tidak bermasalah!" Jimin jadi tersenyum, boleh dong ia membanggakan hasil usahanya sendiri, mungkin kalau Seokjin ada di sana ia pasti akan pamer karena berhasil membuat sup jagung yang pas.

"Astaga, dia kesurupan! Atau dia gila?" monolog Taehyung dan berakhir mendapat tatapan tajam dari Jimin, "Siapa yang kau bilang gila bocah?" seru Jimin, Taehyung terkikik, "Ya~ kau tersenyum sendiri seperti itu, sungguh mengerikan jika kau ingin tahu!" Jimin mencebik, dan Taehyung terbahak setelah melihatnya. Melihat tawa itu, Jimin merasa senang luar biasa, terasa sangat sejuk dan penuh dengan bunga yang menumbuhi hamparan gurun. 'Teruslah tersenyum dan tertawa seperti ini, karena hanya dengan hal itu lah duniaku menjadi indah seperti gurun yang berubah menjadi taman bunga' ujar Jimin di dalam hati.

Apa hanya perasaan Jimin saja kalau ikatan mereka telah terbarui dengan benang baru yang lebih kuat? Apa hanya Jimin yang merasakan perasaan menyenangkan ini? Jika boleh berharap, Jimin ingin ikatan mereka bukan lagi dari benang atau tali, tetapi ia ingin ikatannya menjadi kuat seperti besi bebal yang tidak akan rusak atau putus walau di tenggelamkan di kedalaman palung Mariana. Jimin sangat berharap Tuhan tidak lagi mengambil satu-satunya orang yang ia miliki, karena jika sampai hal itu terjadi, mungkin dia tidak akan bisa lagi berdiri tegap melangkah dalam kehidupan, bahkan yang paling mungkin terjadi dia akan berhenti untuk melangkah, dan memilih tidur nyenyak sampai dunia berakhir.

"Teruslah tersenyum dan tertawa, kau pantas untuk melakukannya!" gumam Jimin, Taehyung memiringkan wajahnya dan menaikkan salah satu alisnya. "Seharusnya aku yang mengatakan hal itu padamu! Tapi kau mendahuluiku." kata Taehyung, Jimin jadi ikut tersenyum kecil, apakah ini rasanya memiliki tujuan utama dalam hidup? Tujuan yang penuh dengan kegembiraan hingga menghilangkan beban berat di atas punggung. "Sudahlah jangan tersenyum terus seperti itu, sudah ku bilang itu menakutkan, apalagi sudah malam seperti ini, jadi mirip orang kesurupan saja!" senyum Jimin luntur, wajahnya berubah kesal akan ungkapan Taehyung, merusak suasana saja pemuda kelahiran Daegu itu.

◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆

Akhirnya bisa up lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya bisa up lagi...
Semoga suka~
Jangan lupa Like ya

September 17-2021

💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

Moonlight Sonata || Vmin || Friendship/Family √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang