7🌷Menyerah saja?

3.4K 563 28
                                    

Cinta dihati Junghwan,cuman buat Bunda.

🍁🍁🍁

Junghwan telah kembali ke rumah. Dia kembali ke tempat asal sakitnya. Mau bagaimana lagi?.

Tadi malam ketika ia pulang ke rumah sudah sepi semua penghuni rumah sudah tidur. Junghwan selamat untuk kali ini.

Junghwan sudah berada di sekolah sekarang. Dirinya sedang membaca buku di perpustakaan.

Tapi otaknya tidak fokus dengan buku yang ia baca. Pikirannya dipenuhi dengan segala hal-hal yang ia lewati. Bagaimana ini apakah ia harus bertahan? Atau menyerah saja?.

Junghwan memegangi kepalanya yang terasa sakit. Memikirkan semua itu membuat kepalanya menjadi pening.

"Hwan."

Junghwan menolehkan ke arah samping. "Eh. Kak Mashiho."

Mashiho tersenyum. "Gua baru tau lo punya keahlian baca buku kebalik kaya gitu."

Junghwan langsung melihat ke arah buku. "Eh iya."

Mashiho terkekeh. "Kelihatannya lo kaya lagi banyak pikiran ya?

Junghwan tersenyum. "Enggak ko Kak."

"Lo bisa bohong sama yang lain. Tapi sama gua enggak. Hwan jangan biarin hati lo benci sama orang yang ngebenci lo. Jangan balas dengan kebencian. Cukup dengan lo diam dan terus berjuang tunjukkin ke mereka kalau lo bisa. Gua ngedukung lo. Semangat Hwan." Mashiho menepuk bahu Junghwan memberinya semangat.

Junghwan tersenyum. Ternyata masih ada orang yang menyayangi dirinya.

"Makasih Kak."

Mashiho tersenyum.


🍁🍁🍁

Junghwan sekarang berada di sebuah minimarket. Sehabis pulang sekolah ia memutuskan untuk tidak langsung pulang ke rumah.

Dihadapannya ada satu porsi mie dan air mineral dingin yang sengaja ia beli untuk mengisi perutnya.

Junghwan pun memasukkan satu demi satu suap mie ke dalam mulutnya.

Junghwan melirik ke arah samping. Seseorang tiba-tiba duduk disampingnya.

"Kasian banget sih makan mie doang."

Junghwan mengabaikan perkataan Doyoung.

"Jawab dong punya mulut kan?."

"Ka gua lagi gak mau berantem. Biarin gua tenang sehari aja."

Doyoung menarik dagu Junghwan. "Mimpi lo?. Sampai kapan pun gua bakal selalu bikin hidup lo menderita."

"Lo gak puas apa Ka?. Lo udah punya semuanya. Sedangkan gua? Gua punya apa HAH?."

Tanpa tersadar Junghwan menaikkan nada bicaranya.

"Lo berani sama gua?." Doyoung menarik kerah baju Junghwan. 

Junghwan mengepalkan tangannya. "Gua cape Kak. Gua udah cukup bersabar. Lo mau apa lagi sih dari gua?."

"Lo nanya gua mau apa?. GUA MAU LO MATI."

BUGH.

Junghwan tersungkur. Ia memegangi bibirnya yang sedikit berdarah. Doyoung memukulnya cukup kuat ya.

Doyoung mengambil mie yang tadi Junghwan makan,lalu ia menyirami air kuah mie ke atas kepala Junghwan.

"Gua peringatin sama lo. Jangan berani-berani nya lo cari masalah sama gua. Camkan itu."

Doyoung meninggalkan Junghwan begitu saja.

Sakit kembali.

Hancur kembali.

Ingin rasanya Junghwan menonjok Doyoung kembali. Tapi kalau iya Junghwan lakukan itu sama saja ia benar-benar mencari mati.

Dirinya segera bangkit. Dengan bantuan dari meja yang ia pegang.

Luka yang kemarin belum sembuh. Sekarang bertambah lagi. Sewaktu-waktu akan makin hancur.

Junghwan tidak mengerti kenapa tuhan sangat suka membiarkan dirinya tersiksa begini. Dosa apa yang Junghwan lakukan dikehidupan sebelumnya,sampai membuat kehidupan yang sekarang sangat tersiksa.

Dirinya berjalan gontai. Ingin rasanya Junghwan menabrakan dirinya di mobil yang sedang berlalu-lalang. Mungkin dengan cara seperti itu penderitannya selesai.

Tapi otaknya masih jernih,ia tidak mungkin akan melakukan itu. Tuhan membencinya. Di dunia dibenci. Di alam sana juga. Miris sekali.

Atensinya berubah. Ia melihat Jisoo sedang kesusahan membawa barang belanjaannya.

Ia menghampiri sang Bunda. "Bunda mau Junghwan bantu?."

Jisoo melihat ke arah Junghwan. "Gak perlu."

Junghwan tidak mendengarkan ucapan Jisoo. Ia langsung mengambil tas belanjaan Jisoo untuk ia bawa ke mobil.

Jisoo melihat punggung Junghwan yang sedikir menjauh. Ada perasaan sendu yang mengusai dirinya.

"Bunda kalau butuh bantuan bilang Junghwan aja. Junghwan siap bantu kok." Junghwan tersenyum.

"Kenapa kamu masih peduli sama saya?."

"Karena Bunda adalah Bundanya Junghwan. Junghwan sangat menyanyangi Bunda lebih dari siapapun. Cinta dihati Junghwan cuman buat Bunda."

Hati Jisoo terenyuh mendengarnya. Junghwan. Anak bungsunya. Begitu menyayangi dia. Tapi apa yang selama ini Jisoo lakukan?. Ia membenci anak bungsunya itu.

 Ia membenci anak bungsunya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Junghwan sayang banget sama Bundanya. Hati Junghwan tulus menyanyanginya.

Ada yang kesel sama Doyoung gak nih?

Yuk jangan lupa votment

25-Maret-2021




Wound Smile || So Junghwan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang