13🌷Takdir yang sudah ditentukan

3.5K 559 12
                                    

Kelahirannya sama sekali bukan sebuah kesialan.

🍁🍁🍁

Jaehyuk benar-benar sangat kesal sekarang. Baru pertama kali menemukan orang tua yang tega, seperti dihadapannya ini.

"Saya benar-benar gak nyangka,kalian bisa setega itu dengan anak sendiri."

"Maksud lo apa bilang kaya gitu ke Ayah,Bunda gua." Doyoung angkat bicara.

"Lo juga,sama jahatnya kaya mereka. Gak punya hati. Seharusnya lo sebagai Kakak bisa ngelindungin adiknya."

"Gak punya sopan santun banget ya lo." Doyoung menarik kerah baju Jaehyuk.

Hyunsuk mencoba menghentikan sebelum terjadinya perkelahian.

"Jaehyuk tolong jaga omongan lo ya."

Jaehyuk tersenyum sinis. "Ngapain gua jaga Omongan gua,gak ada yang salah juga tuh."

"Junghwan. Sakit batin dan fisiknya. Kalian menyerang secara bertubi-tubi. Junghwan berusaha kuat dan tegar. Tapi makin lama sakit dihatinya luar biasa. Junghwan sama sekali gak benci kalian. Walaupun kalian terus menghujaninya dengan kata-kata yang tidak pantas untuk diucapkan sebagai orang tua."

"Bukan cuma melalui ucapan,tapi juga kalian menyakiti fisiknya. Junghwan punya salah apa sama kalian?. Apa karena kelahiran dia menyebabkan sesuatu yang tidak kalian inginkan. Itu semua takdir. Takdir!."


Semua terdiam.


"Udahlah,mau gimanapun saya berucap panjang lebar. Pemikiran Om dan Tante tetap sama. Permisi." Jaehyuk melenggang pergi dari sana.

Membiarkan keluarga tersebut merenungi kesalahannya.


🍁🍁🍁

Junghwan memijat pelan kakinya tersebut. Pegal sekali rasanya. Perjalanan yang ia tempuh cukup jauh. Buktinya pagi hari ini ia baru sampai ke tempat tujuan.

"Sekarang gua harus kemana?." pertama kalinya Junghwan pergi sendiri dan sangat jauh.

Memikirkan nasib kedepannya akam seperti apa?. Tidak punya tujuan hidup. Semangat hidup.

Hal yang ia takutkan benar-benar terjadi. Ia benar-benar sendiri sekarang.

Langkahnya ia bawa untuk mencari tempat tinggal. Setidaknya kontrakan kecil,atau flat kecil. Yang penting ia bisa mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah itu.

Junghwan tidak menyangka hidupnya akan seperti ini. Luntang-lantung kesana kemari tidak jelas.

Langit sudah menunjukkan siang hari. Panas sekali cuacanya. Tangannya memegangi perutnya yang terasa lapar. Ia belum makan apa-apa.

Merogoh sakunya menghitung uang yang tersisa. Uangnya cukup untuk menyewa tempat tinggal nanti,dan untuk masalah bagaimana ia makan nanti,menghidupi dirinya sehari-hari. Sepertinya harus mencari pekerjaan.

Mengambil sedikit uang untuk membeli makanan. Setidaknya nasi bungkus atau satu buah roti saja. Itu sudah cukup untuk mengganjal perutnya.

Berhenti disalah satu rumah makan. Membeli sedikit nasi dengan lauk telur dadar. Nikmat sekali rasanya. Ia pun membayar makananya setelah selesai makan.


Melanjutkan perjalan kembali.



Pandangannya jatuh terhadap sebuah papan yang menunjukkan ada sebuah flat kecil yang disewakan. Senyumnya pun merekah. Langkahnya langsung ia bawa kesana.

Junghwan telah sampai. Melihat pintu depan flat kecilnya. Yang sebentar lagi mungkin akan ia tinggali.

"Dek,ada yang bisa saya bantu?."

Junghwan menoleh ke arah asal suara. "Bu,saya mau nanya,apa benar flat ini disewakan?."

"Oh iya benar. Ade mau nyewa?."

Junghwan mengangukkan kepalanya. "Iya bu. Kira-kira berapa uang sewanya?." berharap agar uang sewanya tidak terlalu besar.

"Uang sewanya sekitar Empat ratus ribu perbulan. Itu sudah paling murah Dek."

Empat ratus ribu?. Sebanyak itu. Junghwan mencoba menawar. "Gak bisa kurang bu? Kebetulan uang saya cuman sedikit bu."

"Yaudah saya kasih kamu cuman bayar Tiga ratus ribu aja."

Hanya berkurang seratus ribu,tapi Junghwan masih bersyukur. Ia pun langsung mengambil uang yang berada di tasnya. Lalu memberikan kepada ibu pemilik flat tersebut. "Terimakasih banyak bu." Junghwan menunduk sopan.

"Di dalam ada selimut sudah saya cuci kamu bisa pakai."

"Terimakasih bu."

Junghwan pun memasuki flat tersebut.    Tidak terlalu buruk untuk dirinya tinggali. Masih aman-aman saja. Ia tidak perlu membersihkan kembali flatnya. Karena memang sudah bersih.

Langkahnya ia bawa ke kamar mandi guna membersihkan tubuhnya yang terasa lengket itu.

Setelah selesai mandi Junghwan memandang lekat setiap sudut flatnya. Miris sekali sekarang hidupnya.

Hari ini benar-benar melelahkan ia pun memilih tidur sebentar. Setidaknya tubuhnya beristirahat. Sebelum besok ia melanjutkan mencari pekerjaan.





🍁🍁🍁

Flat itu ini loh yang kaya kontrakan kecil gitu yang suka ada di drakor-drakor. Harganya ngasal hiks gak tau harganya,tapi pas cari di google sekitarran segitu.

Segitu dulu ya,kedikitan gak sih?

2-April-2021


Penyegar,supaya kalian tidak emosi

Penyegar,supaya kalian tidak emosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Wound Smile || So Junghwan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang