Luka ini sudah semakin dalam.
🍁🍁🍁
Jisoo termenung. Menatap ke arah langit malam yang indah. Apa selama ini ia salah? Tapi Jisoo sama dengan Jiwon,menganggap kelahiran Junghwan sebagai kesialan bagi dirinya dan keluarganya.
Tapi terkadang hatinya merasa sakit melihat Junghwan yang tersiksa. Lantas ia harus berbuat apa sekarang?.
Jiwon menghampiri istrinya yang sedang termenung. Lalu memeluknya dari belakang.
"Kenapa hm? Kaya ada sesuatu yang menganggui pikirin kamu?."
"Gak papa kok Yah."
"Beneran nih,tapi wajah Bunda kelihatan banget kalau lagi banyak pikiran."
Jisoo tersenyum. "Yah apa selama ini kita salah?. Salah karena udah benci sama anak kita sendiri."
Jiwon menatap lekat manik mata Jisoo.
"Aku ngerasa ganjal,hati aku gak tenang."
"Sebelum dia lahir kita menjadi keluarga bahagia kan. Cuman ada kamu,aku,Hyunsuk,dan Doyoung."
"Ketika Junghwan hadir,hidup kita jadi berantakan."
Apakah seorang anak harus dibenci. Anak yang dilahirkan merupakan anugerah. Bukan sebuah kesialan atau apa.
Tolong sayangi setiap anak. Jangan pernah membeda-bedakan apalagi dalam segi kasih sayang.
🍁🍁🍁Berjalan menelusuri koridor sekolah. Junghwan terlihat tidak bersemangat hari ini. Padahal sebelum berangkat ia sudah diberikan kecupan hangat dari Yera.
Baru saja ingin memasuki kelas. Dirinya sudah dicegat oleh Haruto. "Hwan."
Junghwan menatap Haruto malas.
"Ikut gua."
Haruto menarik paksa tangan Junghwan. Junghwan mencoba memberontak. "Lepasin gak."
Haruto membawa Junghwan masuk kedalam gudang.
"Lo mau apa lagi sih Haruto."
Haruto tersenyum sinis. "Disini gua mau nyiksa lo."
Junghwan menggelengkan kepalanya. "Cukup Haruto,masalah hidup gua udah banyak."
"Emang lo pikir gua peduli?. SAMA SEKALI ENGGAK."
BUGH.
Haruto memukul Junghwan secara brutal. "GUA BENCI LO. LO YANG UDAH NGEREBUT POSISI GUA."
Haruto membenci Junghwan,karena persaingan nilai. Haruto tidak terima ia selalu berada di posisi kedua. Ingin ingin posisi pertama. Tapi lagi-lagi posisi itu diisi oleh Junghwan.
"KENAPA LO HARUS PINTAR. GUA MAU LO JADI BODOH. AKH."
Haruto masih memukuli Junghwan. Junghwan diam saja ia tidak melawan.
"GARA-GARA LO GUA SELALU JADI INCERAN KEMARAHAN BOKAP KARENA GAK BISA DI PERINGKAT PERTAMA."
Ah jadi ini alasannya mengapa Haruto sangat membencinya. Junghwan tidak melawan membiarkan Haruto melampiaskan amarahnya. Jika Haruto menjadikan dirinya pelampiasan amarah. Lalu bagaiman dengan Junghwan? Ia juga bu
Haruto membiarkan Junghwan berada didalam gudang. Ia beranjak pergi dari sana. Untuk saat ini sudah cukup.Junghwan memegangi perutnya yang ditendang Haruto tadi. Sakit sekali. Bahkan ia tidak bisa bangun. Tubuhnya begitu lemas.
Junghwan menjadi pintar agar Ayah dan Bundanya meliriknya. Namun semua itu sia-sia.
Tangisan Junghwan terdengar begitu pilu. Gudang ini menjadi saksi bahwa seorang Junghwan sedang lemah sekarang.
Jaehyuk menatap ponselnya. Sedari tadi ia menelfon Junghwan tapi tidak diangkat.
Ia melihat Haruto yang sedang berlari dengan wajah yang dipenuhi keringat. Setelah melihat Haruto,perasaan Jaehyuk jadi tidak enak.
Jaehyuk berjalan ke arah dimana tadi Haruto muncul. Atensinya melirik ke arah gudang. Seperti ada yang mencurigakan.
Krek.
Kakinya menginjak sebuah benda.
"Ini kan ponselnya Junghwan."
Perasaanya semakin tidak enak. Ia pun segera berlari ke arah gudang dan membuka pintunya.
"JUNGHWAN."
Jaehyuk menghampiri Junghwan yang sudah terkapar lemas. "Hwan lo kenapa bisa ada disini."
"J—jaehyuk."
"Iya gua disini Hwan."
"S—sakit semua ba—badan gua sakit."
Jaehyuk segera mengangkat Junghwan. Membawanya ke rumah sakit.
Siapa yang telah menyakiti Junghwan?. Jaehyuk tidak akan membiarkan orang itu lolos begitu saja. Ia akan membuat perhitungan.
Junghwan adalah segalanya bagi Jaehyuk. Ia sudah menganggap Junghwan sebagai adiknya. Adik kecilnya.
Tapi kenapa dunia tidak pernah berbaik sedikit pun. Membiarkan Junghwan merasakan bahagia. Kenapa selalu rasa sakit.
🍁🍁🍁
Jadi itulah alasan Haruto suka membuli Junghwan.
Wawan maap ya:"
28-Maret-2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Wound Smile || So Junghwan (END)
FanfictionSenyum. Luka. Hanya itu yang Junghwan punya. End :17 Mei 2021