12🌷Pada akhirnya akan pergi

3.4K 557 26
                                    

Pergi menjauh,hingga tidak bisa ditemukan.


🍁🍁🍁

Junghwan memberaskan baju dan barang-barangnya. Dirumah ini tidak boleh tersisa sedikitpun barang-barang miliknya.

Dengan tangan yang bergetar,ia masih berusaha membereskan semuanya. Dia sudah siap untuk ini sebenarnya. Sudah menyiapkan hatinya. Namun sekarang kenapa begitu sakit.

Akhirnya ia telah selesai membereskan semuanya. Menyeret kopernya dengan perasaan tidak rela untuk meninggalkan kamar ini,kamar yang menjadi saksi bisunya.

Menuruni tangga secara perlahan.

"Lama banget sih lo." Ucap Doyoung.

Junghwan berdiri di hadapan Jiwon dan Jisoo. "Ayah,Bunda,makasi banyak udah mau ngerawat Junghwan sampai sebesar ini,ya walaupun tanpa kasih sayang. Tapi Wawan masih bersyukur. Maaf kalau kelahiran Wawan membawa kesialan."

"Wawan tau,Wawan bukan anugerah,Bang Hyunsuk dan Kak Doyoung lah yang anugerah. Yaudah Junghwan gak mau lama-lama lagi,Junghwan pamit ya Ayah,Bunda."

Ingin rasanya Junghwan menyalami tangan Jisoo dan Jiwon,tapi itu mustahil.

Langkahnya begitu berat. Sekarang ia harus tinggal dimana?. Dan harus apa sekarang.

Ia pun menaiki bus. Sambil memikirkan akan kemana dia nantinya. Tidak mungkin ia ke rumah Jaehyuk,ia tidak mau merepotkan Jaehyuk dan keluarganya.

Akhirnya terlintas lah ia harus kemana. Keputusannya sudah benar kan sekarang?. Pergi menjauh dari semua orang. Tidak boleh ada satu orang pun menemukan dirinya.

Setelah turun dari bus,ia menuju ke stasiun untuk memesan tiket. Sebelum itu ia duduk di salah satu kursi yang tersedia. Membuka ponselnya lalu mengirim pesan ke Jaehyuk dan kepala sekolah. Junghwan sudah memutuskan untuk berhenti sekolah.

Untuk apa ia sekolah? Percuma.

Dengan bermodalkan uang yang berada di celengannya,yang terpaksa ia bongkar tadi. Junghwan bertekad dia harus bisa menjalani hidup yang mungkin saja agak berat tidak seperti biasanya.

Setelah ia selesai mengirimkan pesan. Ia mengambil kartu yang berada di dalam ponselnya,lalu mematahkan kartu tersebut dan membuangnya. Lalu mematikan ponselnya.

Menaiki salah satu kereta yang merupakan tujuannya.

Hari ini bahkan seterusnya. Junghwan harus kuat.

Jaehyuk menerima sebuah pesan dari Junghwan.


Junghwan

Jaehyuk,sebelumnya gua mau minta maaf,maaf selama ini gua selalu ngerepotin lu dan keluarga lo. Gua bersyukur dipertemukan sama kalian. Seenggaknya gua pernah ngerasain kebahagiaan.

Jae,makasi banyak lo selalu ada disamping gua,selalu nemenin gua. Tapi maaf kayanya sampai sini aja gua yang selalu ngerepotin lo. Maaf banget gua selalu bikin lo susah. Gua sayang lo Jae,lo udah gua anggap sebagai Abang gua sendiri walaupun kita cuman beda beberapa bulan aja. Gua gak mau nantinya lo kena sial karena selalu deket-deket gua.

Gua akan selalu ingat sama pertemanan kita,kebaikan keluarga lo. Sudah cukup sampai sini gua selalu membawa sial ke semua orang. Gua pamit,makasi atas semuanya.





Jaehyuk menangis ketika membaca pesan dari Junghwan. Apa maksud Junghwan?. Ia akan pergi? Menyerah?.

Gak ini gak mungkin. Jaehyuk langsung berlari menuju ke rumah Junghwan. Memastikan bahwa ini tidak benar.

Sampailah Jaehyuk di rumah Junghwan. Ia langsung mengetuk pintu tersebut.

Tok..tok..tok.

Pintu pun terbuka. Menampilkan seseorang wanita yang cantik. Jisoo.

"Selamat sore tante."

Jaehyuk berusaha sopan.

"Iya selamat sore. Mau cari siapa?."

"Junghwannya ada tante?."

Jisoo bingung ia harus menjawab apa.

"Kenapa tante diam?. Ah saya tau jawabannya. Kalau begitu izinin saya masuk sebentar tante."

Jisoo mempersilahkan Jaehyuk untuk masuk.

"Wah rumah ini kelihatan harmonis sekali ya." bersiaplah bahwa Jaehyuk akan meledakkan amarahnya.

"Maksud kamu apa?." tanya Jisoo bingung.

"Wah kebetulan sekali,lagi pada ngumpul begini."

Jaehyuk duduk disalah satu kursi yang tersedia di dalam rumah itu.

"Bun,ini siapa?." tanya Jiwon.

Jisoo hanya diam.

"Sebelumnya perkenalkan nama saya Jaehyuk, Jaehyuk sahabat Junghwan sekaligus merangkap sebagai Kakaknya."

Semua orang tercengang.

"Kedatangan saya hm sepertinya ingin menuntut sebuah keadilan."

"Keadilan apa?. Kamu jangan macem-macem di rumah saya ya." Jiwon berucap dengan tegas.

"Ok langsung ke pointnya saja. Junghwan kalian usir kan?."

🍁🍁🍁

Double up hari ini,gimana seneng tidak? Malam ini mau bikin kalian nangis hehe. Berikan Junghwan semangat yuk!

Jan lupa votmentnya yaw,maacii

01-April-2021

Wound Smile || So Junghwan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang