Jiwon mengendong bayi yang baru lahir. Sungguh ia sangat bahagia.
Memiliki anak kembali."Lihat anak kita lucu banget kan sayang." Tangan Jiwon mengelus rambut Jisoo.
"Iya Junghwan kita ganteng banget. Hidungnya itu kamu banget."
"Kalau kulitnya lebih ke kamu."
"Ayah. Adik bayi lucu banget." Hyunsuk begitu senang memiliki adik lagi.
Jiwon dan Jisoo tersenyum. Sungguh bahagia baru saja satu tahun yang lalu Doyoung lahir. Sekarang ia diberi anak lagi.
Mereka sangat bahagia kedatangan malaikat kecil. Yang sekarang harus mereka jaga.
3 bulan kemudian...
"Yah. Kenapa ini semua terjadi sama aku. Aku gak siap ditinggal Ayah."
Jiwon menenangkan istrinya yang baru saja kehilangan ayahnya. "Kamu harus ikhlas"
7 bulan kemudian...
"AKHHH."
Jiwon melemparkan semua barang yang berada disampingnya. "PERUSAHAAN YANG AKU BANGUN DENGAN JERIT PAYAH. HANCUR BEGITU SAJA."
"Yah. Udah."
"KENAPA SEMUA INI TERJADI?."
"Jisoo kenapa aku ngerasa kalau kelahiran anak ketiga kita membawa sial bagi kita."
"Yah kamu ngomong apa sih?."
"Pertama,kamu kehilangan Ayah kamu. Kedua perusahaan aku hancur. Dan ketiga nanti apalagi?."
Jisoo tampak berfikir. Benar yang dikatakan Jiwon.
2 bulan kemudian...
Jiwon tengah berdiri di altar guci Ayahnya. Kenapa?kenapa Ayahnya meninggalkan ia secepat itu.
"Jisoo. Junghwan benar-benar membawa sial bagi keluarga kita."
Jisoo diam.
"Satu persatu pergi dan hancur. Yang ketiga Ayah aku meninggal."
"Lalu kita harus apa Yah?.",
"Mulai sekarang kita jauhin dia. Kalau perlu kita buang dia."
Jisoo tidak setega itu. Naluri keibuannya masih berfungsi. Mana ada seorang ibu yang tega terhadap anaknya. Apalagi untuk membuang.
Dari situlah Jisoo dan Jiwon membenci Junghwan yang notabenya anak bungsu mereka.
Menurut mereka kelahiran Junghwan membawa kesialan.
Semua yang terjadi hanyalah takdir bukan?.
Kenapa kelahiran seorang anak harus di anggap sial?.
Semua anak itu anugerah.
"Pergi kamu jangan deket-deket saya." usir Jiwon.
Junghwan yang masih berumur 2 tahun tidak mengerti apa-apa. Ia hanya menangis.
"Berisik. Bisa diam gak sih?."
Junghwan kecil tambah menangis.
Yera—ibu Jisoo langsung membawa Junghwan kedalam pelukannya. "Jiwon kamu ini apa-apaan sih. Anak nangis bukannya didiemin,ini malah dibentak."
Yera berusaha menenangkan Junghwan. "Cup-cup cucu oma jangan nangis ya."
Yera tau apa yang terjadi dengan Jisoo dan juga Jiwon. Tapi apakah mereka pantas bersikap seperti itu ke Junghwan. Anak bungsunya sendiri.
🍁🍁🍁
Padahal kan yang terjadi dalam hidup kita itu karena adanya takdir.
Junghwan sama author aja sini cup cup.
Apa yang mau kalian sampein ke Junghwan? Di kolom komentar ya
20-Maret-2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wound Smile || So Junghwan (END)
FanfictionSenyum. Luka. Hanya itu yang Junghwan punya. End :17 Mei 2021