29🌷 Memaafkan

3.5K 470 54
                                    

Memaafkan itu lebih baik.

🍁🍁🍁

Kepalanya masih sering terasa sakit. Kata Dokter ini efek benturan yang terlalu keras. Sekarang ia sedang bersandar di tempat tidurnya,ditemani dengan Chanwoo dan Areum yang sekarang berada disampingnya.

"Junghwan lapar? Mau makan gak? Biar Mamah suappin."

Junghwan menggelengkan kepalanya.

"Ada yang sakit? Sini biar Mamah elussin."

Junghwan tersenyum. "Enggak Mah,Junghwan gak papa."

"Kak Chanu kok dari tadi diam aja."

"Bingung. Mau ngomong apa."

Junghwan terkekeh. "Mamah Areum udah gak benci Junghwan lagi?."

Areum menggelengkan kepalanya. "Enggak sayang. Maafin Mamah ya waktu itu Mamah kebawa emosi."

"Gak papa kok Mah."





Brak...





"Junghwan."

Jaehyuk berlari menghampiri Junghwan dan memeluknya.

"Makasi banget Wan lo akhirnya mau bangun."

"Ihh ngapain sih peluk-peluk,malu tau dilihatin."

"Alah biasanya juga lo malu-malu in."

"Lo udah gak papa Wan?. Masih ada yang sakit gak?." Jaehyuk sungguh khawatir.

"Gua dah gak papa kok."

"Haruto?. Mashiho?."  Junghwan terkejut melihat Haruto dan Mashiho yang berada disini juga.

"Hwan. Maafin gua,gua tau kalau banyak salah sama lo,maafin gua Hwan." Haruto meminta maaf.

"Lo udah gua maafin kok. Gua juga ngerti kenapa lo ngelakuin itu."

"Berarti kita bisa temenan?."

Junghwan mengangguk. "Bisa dong,tapi tanya Jaehyuk dulu."

"Lah kok tanya gua sih?." Jaehyuk mengernyitkan dahinya bingung.

"Iyalah,teman gua juga teman lo."

"Ohhh,ngerti gua."

"Ok sekarang kita temenan." Jaehyuk mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan mereka.

"Gua gak diajak nih?."

"Lo juga sini."

Mereka pun tertawa. Sungguh pemandangan yang indah bukan. Junghwan kamu berhasil.







Di ruang rawat Junghwan tinggal Jaehyuk seorang.

"Hwan gimana hubungan lo sama Ayah,Bunda lo."

"Gua masih takut Jae. Takut kalau yang mereka lakuin ke gua sekarang itu cuman sandiwara."

"Hwan dengerin gua. Om Jiwon sama Tante Jisoo udah berubah Hwan,mereka menyesali semuanya. Asal lo tau waktu lo kamu hampir dua puluh empat jam mereka selalu ada disisi lo. Gua gak bohong. Ini kenyataan."

"Tante Jisoo selalu nangis. Setiap hari Tante Jisoo selalu ngecup kening lo,genggam tangan lo. Ngebersihin badan lo pakai handuk basah. Tante Jisoo ngelakuin itu karena sayang sama lo."

"Gua gak maksa lo buat nerima mereka. Tapi gua mohon lo harus coba perlahan-lahan. Ini udah saatnya Hwan lo bahagia. Lo bakal dapat kebahagian Hwan,ini kan yang selama ini lo mau?."

Junghwan menduduk,entah ia bingung sekarang,perkataan Jaehyuk ada benarnya juga.

"T—tapi gua takut. Disaat gua lihat Ayah,gua langsung ingat dimana waktu Ayah mukulin gua,begitupun dengan Bunda."

"Gua tau Hwan,luka lo ini gak bakal bisa langsung sembuh,tapi kita harus coba perlahan buat nyembuhin luka lo. Gua bakal bantu lo Hwan."

"Lo beneran bakal bantu gua Jae."

Jaehyuk menganggukkan kepalanya.

"Ok gua bakal coba."

Jaehyuk tersenyum. "Nah gitu dong,sekarang gua panggil Om Jiwon sama Tante Jisoo ya."

Junghwan menatap kepergian Jaehyuk.

Junghwan menautkan kedua tangannya. Entah mengapa ia masih merasa takut. "Tenang Hwan,jangan takut."

Jisoo dan Jiwon pun masuk kedalam ruang rawat Junghwan. Jisoo langsung memeluk Junghwan.

"Maafin Bunda sayang. Maaf."

Junghwan melepaskan pelukan yang Jisoo berikan lalu memegang kedua tangan Bundanya. "Junghwan udah maafin Bunda. Jadi Bunda gak perlu ngerasa bersalah lagi."

Jisoo menciumi pucuk kepala Junghwan. "Makasi sayang. Makasi."

Junghwan menatap Ayahnya yang masih berdiri di depan pintu. "Ayah ngapai disitu? Sini Yah."

Jiwon tidak bisa lagi membendung air matanya. Jiwon bersimpuh dibawah,dan kedua tangannya memegangi kaki Junghwan. "Maafin Ayah nak. Maaf. Ayah tau kesalahan Ayah begitu besar,dan Ayah akan menerima kalau Junghwan kembali membenci Ayah. Ayah gak pantes di maafin."

Junghwan segera bangun dan turun dari tempat tidurnya. "Ayah jangan kaya gini. Bangun Yah."

"Enggak. Ayah pantas kaya gini."

"Ayah bangun,ayo Junghwan bilang bangun."

Jiwon tetap bergeming.

Akhirnya Junghwan yang mengalah. Ia duduk dilantai bersama Ayahnya. "Ayah. Junghwan udah maafin Ayah kok. Sekarang Ayah bangun."

"Kenapa Junghwan begitu mudah memaafkan Ayah."

Junghwan tersenyum. "Karena Ayah adalah Ayahnya Junghwan."

Jiwon pun langsung memeluk Junghwan. Terbuat dari apa hati Junghwan. Tuhan begitu baik telah mengirimkan anugerahnya yang begitu istimewa.

Jiwon janji ia tidak akan menyianyiakan kesempatan ini. Ia akan memperbaiki semuanya. Ia akan memberikan banyak kasih sayang untuk Junghwan.

Jaehyuk yang melihat itu begitu bahagia. Akhirnya sahabatnya Junghwan mendapatkan kebahagian yang ia inginkan dari dulu.

Terimakasih tuhan telah memberikan Junghwan kebahagian.

Mulai saat ini kita mulai kisah yang bahagia ini. Kita ukir dalam kenangan untuk selamanya.


 Kita ukir dalam kenangan untuk selamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



🍁🍁🍁

Gimana udah siap belum berpisah dari book ini?. Kalau authornya belum siap😭 pasti nanti bakal kangen

Oh ya gimana kemarin makan ketupatnya ? Wkwk

Oh ya aku mau buat Instagram gitu tapi khusus karya aku kaya quotes2 gitu,sekalian promosi,kira2 nanti kalian bakal follow gak?

14-Mei-2021

Wound Smile || So Junghwan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang