MDIMH 3|46. Andrian

390 25 14
                                    

Sebelum memulai part, harap tinggalkan jejak kalian ya!

Vote/komen kalian (khususnya yang untuk silent reader)

Semangat kalian untuk cerita ini, semangatku juga 💜

"Engkaulah Maha Pencipta dan Pelindung, Engkaulah Allah diatas segala-segalanya, diatas bumi dan seisinya. Kini, ku serahkan hidupku pada-Mu, kini ku serahkan diriku, sesuai dengan rencana-Mu."

-Andrian Daylon Valentino-

***
"Apa maksudmu, Elan? Papa bisa menewaskan ayahmu juga karena---" ucapan Andrian pun langsung terpotong oleh ucapan Elan.

"Hentikan pa, hentikan! Aku gak mau mendengar alasanmu itu pa. Yang pasti aku kecewa sama papa, yang pasti aku benci sama papa! Papa yang ku kira baik selama ini, ternyata adalah SANG PEMBUNUH DARI KEDUA ORANG TUAKU SENDIRI!" ucap Elan diakhiri bentakannya, membuat Jeniffer yang tadinya berada di dekat suaminya pun kini mulai berdiri dari tempatnya, dan

PLAK!

Sebuah tamparan keras pun seketika mengenai pipi Elan, membuat Elan yang ditampar oleh Jeniffer sendiri pun terdiam.

"Jaga ucapanmu itu, Elan! Meski papamu telah menewaskan ayahmu, bukan berarti papamu telah menewaskan kedua orang tuamu, Elan! Ibumu bisa tewas bukan karena papa, tapi ibumu bisa tewas karena kakakmu sendiri, sialan." ucap Jeniffer dengan makiannya, yang dibalas tatapan tidak percaya oleh Elan.

"Kakak?" tanya Elan mengulanginya, yang dibalas anggukan kepala oleh Jeniffer.

"Dulu sebelum kamu bergabung di keluarga ini, kamu memiliki seorang kakak Elan, kamu memiliki seorang kakak yang bernama Bella. Mama bisa mengenal kakakmu itu, saat mama dan papa baru pertama kalinya masuk di kampus kesukaan mama. Kakakmu yang saat itu menyapa mama duluan, bahkan berteman dengan mama, membuat mama berfikir kalau kakakmu itu friendly dan ramah. Dan ternyata, itu semua pun gak sesuai dengan yang mama fikir dan duga sebelumnya. Awal mama menduga dia menyapa dan berteman karena tulus ingin berteman, ternyata dia menyapa dan ingin berteman bukan karena tulus ingin berteman, tapi karena rasa suka dia terhadap papa."

"Rasa terkhianati pun dirasakan oleh mama saat itu, saat dimana mama telah menganggap kakakmu sebagai saudara mama sendiri, tetapi dia sendiri justru menganggap mama sebagai pesaing yang harus dia singkirkan, untuk merebutkan papamu. Sampai dimana ibumu pun akhirnya mengetahui ini semua, bukannya dihargai ataupun didengarkan, ibumu justru direndahkan, dibentak bahkan didorong, tanpa memedulikan keadaan ibumu yang saat itu sudah menangis dan meminta maaf duluan kepadanya. Jadi yang seharusnya kamu salahkan disini atas kematian ibumu, bukan papamu juga, Elan tapi yang seharusnya kamu salahkan disini atas kematian ibumu, kakakmu, Bella. Coba saja kakakmu saat itu gak bersikap seperti itu, bahkan gak memperlakukan ibumu seperti itu, mungkin saja ibumu masih hidup sampai saat ini." ucap Jeniffer telah selesai menjelaskannya, dengan penjelasan yang hampir sama dan lebih singkat dengan penjelasan yang dijelaskan oleh Andrian tadi, membuat Elan yang mendengarnya pun terdiam.

"Lalu kalau ayah, kenapa harus ditewaskan oleh papa?" tanya Elan kedua kalinya, yang dibalas helaan napas oleh Andrian.

"Papa menewaskan ayahmu, karena kakakmu duluan yang sudah mencelakai mamamu, nak. Kakakmu mencelakai mamamu, saat mamamu sedang keadaan hamil kedua adikmu. Jadi---" ucapan Andrian pun seketika terhenti, ketika dirinya sendiri merasakan sakit yang luar biasa di jantungnya.

My Dosen Is My Husband 3 √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang