MDIMH 3|42. Erlan

260 38 12
                                    

Sebelum memulai part, harap tinggalkan jejak kalian ya!

Vote/komen kalian (khususnya yang untuk silent reader)

Semangat kalian untuk cerita ini, semangatku juga 💜

***
Setelah dimana Andrian mendapatkan telfon dari Jesslyn tadi, dengan segera mereka bertiga pun langsung menuju dimana mansion mereka berada, dimana di sepanjang perjalanan mereka, tiada hentinya Andrian, Jeniffer dan Ibu Alya pun memanjatkan doa mereka, membuat suasana didalam mobil itu pun terasa hening, sekaligus tegang.

Tak butuh waktu yang lama untuk sampai di mansion mereka, sesampainya mereka di mansion mereka, dengan segera Andrian, Jeniffer dan Ibu Alya pun turun dari mobil Andrian, membuat Jesslyn yang melihat keberadaan mereka pun, dengan segera berlari kearah mereka, dengan tatapan panik, takut, sekaligus bersalah yang terlihat di wajahnya.

"Ceritakan bagaimana bisa hal ini terjadi, Jesslyn?" tanya Andrian kepada Jesslyn, yang dibalas anggukan kepala oleh Jesslyn.

"Semuanya bisa terjadi karena kesalahan Jesslyn pa, Jesslyn telah menyuruh semuanya untuk makan siang di rumah, dan Jesslyn jugalah yang telah meminta bantuan Ara untuk menjemput Afzal dan Alfa pa. Jesslyn benar-benar gak menyangka semuanya akan seperti ini pa, Jesslyn benar-benar gak menyangka kalau misalnya niat kak Erlan untuk pergi ke kamarnya, ternyata untuk menyusul Ara yang sedang bersiap-siap di kamarnya, pa." ucap Jesslyn menyalahkan dirinya, yang dibalas gelengan kepala oleh Andrian.

"Dengarkan papa sayang, semuanya bisa seperti ini bukan karena kesalahanmu, Jesslyn. Tapi semua bisa begini, karena ada suatu alasan yang yang membuat saudaramu bisa bersikap seperti ini. Jadi jangan pernah kamu salahkan dirimu sendiri atas apa yang terjadi sekarang, Jesslyn. Jangan pernah kamu salahkan dirimu sendiri, atas apa yang terjadi dengan saudaramu, nak." ucap Andrian yang dibalas keterdiaman oleh Jesslyn.

"Dan sekarang dimana keberadaan suamimu sekarang, Jesslyn? Dimana keberadaan saudara-saudaramu?" lanjutnya yang dibalas helaan napas oleh Jesslyn.

"Mereka sedang berusaha menahan kak Erlan pa, kalau kak Nita sedang berusaha menenangkan Ara yang sedang menangis, bersama kak Nisa dan kak Aggie." ucap Jesslyn yang dibalas anggukan kepala oleh Andrian.

"Kalau Jesslyn sendiri memang disuruh kak Aldric untuk nunggu papa dan mama di luar." lanjutnya sebelum dimana dirinya pun baru menyadari keberadaan Ibu Alya di sekitar mereka.

"Ini---" ucapan Jesslyn pun seketika terhenti dengan sebuah teriakan dari dalam.

"ERLAN!" teriak dari dalam, membuat Andrian, Jeniffer, Jesslyn, dan Ibu Alya yang mendengarnya pun, dengan serempak berlari masuk ke dalam, menuju dimana asal sumber teriakan itu berada.

Sesampainya mereka semua sudah berada didalam, disana mereka berempat pun melihat keberadaan Erlan yang sedang memojokkan Adara di dinding, membuat Adara yang dipojokkan oleh Erlan pun hanya bisa terdiam, dengan tangisannya yang semakin parah, dibandingkan dengan tangisannya yang tadi.

"Berani sekali kalian semua menahanku tadi! Berani sekali kalian semua mengacaukan rencanaku yang sudah ku rencanakan, uncle, Re, Rey!" bentak Erlan dengan murka, yang dibalas gelengan kepala oleh Aldric.

"Rencana yang ingin kamu lakukan, bukanlah rencana yang tepat untuk kamu lakukan, Erlan. Kamu harus mendengarkan penjelasannya dulu, Erlan, kamu harus mendengarkan penjelasannya dulu, saat dimana ayahmu pulang nanti, Erlan." ucap Aldric yang dibalas dengusan oleh Erlan.

My Dosen Is My Husband 3 √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang