MDIMH 3|10. Adara

837 83 43
                                    

Sebelum memulai part, harap tinggalkan jejak kalian ya!

Vote/komen kalian (khususnya yang untuk silent reader)

Semangat kalian untuk cerita ini, semangatku juga 💜

Kehancuran bagi orang tua adalah dimana anak itu sendiri menjadi seorang anak yang tidak diinginkannya

Kegagalan orang tua adalah dimana anak itu sendiri bertindak diluar ajarannya, menjadi seorang anak yang tidak pernah diduganya

-Andrian Daylon Valentino-

***

Sesampainya mereka bertiga di ruang rawat Jennita, mereka bertiga pun langsung disambut oleh wajah ceria mereka semua, membuat Andrae yang melihatnya pun merasa ragu untuk memberitaukan kabar yang dibawanya.

Begitupun dengan Adara, Adara yang berada ditengah-tengah keluarga itu pun merasa kikuk, merasa tidak enak hati dengan semuanya, tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi nanti seandainya mereka semua tau dirinya hamil karena perbuatan keluarga mereka.

INGAT

Dirinya disini tidak bermaksud membuat keluarga mereka ribut, tapi dirinya disini berusaha mungkin untuk mencari keadilan atas apa yang telah dilakukan oleh salah satu mereka, karena bagaimana pun juga anak yang dikandungnya membutuhkan sosok ayah didalam hidupnya, sesuai yang dirinya katakan sedari tadi.

"Kenapa wajahnya hampir mirip semua?" tanya Adara dalam hati, dengan tatapan tidak percayanya menatap Andrae, dan juga mereka semua lebih tepatnya, Andre, Andrey, Erlan dan Elan secara bergantian.

"Siapa wanita itu, nak?" tanya Jeniffer dengan senyumannya, yang dibalas senyuman juga oleh Adara.

"Saya Adara tante biasa dipanggil Ara, saya adiknya Adam." ucap Adara memperkenalkan dirinya, yang dibalas anggukan kepala oleh Jeniffer.

"Tapi kenapa kamu gak pernah dikenalin sama Adam ya? Wah kebetulan banget nih, tante ada lima pria lajang yang belum menikah di usianya yang sekarang. Kira-kira kamu mau milih yang mana ini, Ara?" tanya Jeniffer dengan tatapan antusiasnya, tanpa menyadari tatapan tajam suaminya kepadanya.

"Kamu pikir mereka semua barang, hmm?" tanya Andrian yang dibalas dengusan oleh Jeniffer.

"Habisnya aku kesal mas, dari kemarin-kemarin aku pernah tanya kapan menikah mereka semua kabur. Dan sekarang kebetulan ada wanita cantik seperti Ara kan bisa dimanfaatkan dengan baik mas. Siapa tau saja gitu, Ara tertarik sama putra kita." ucap Jeniffer diakhiri tawa kecilnya, membuat keenam putranya yang mendengarnya pun menatapnya tidak terima.

"Mama saja yang Rey tawarin di tokopedia, siapa tau saja ada yang beli ma." ucap Andrey asal, membuat Andrian yang tadinya menatap tajam kearah istrinya, pun kini beralih menatap tajam kearahnya.

"Kamu saja yang papa tawarin disana, gak usah mama yang kamu tawarin disana. Karena mama, istri papa, wanita papa gak boleh ada yang memilikinya selain papa. Paham kamu?" tanya Andrian terdengar tegas, yang dibalas cengengesan oleh Andrey.

"Maaf permisi, saya ingin mengecek keadaan Jennita sekarang." ucap seorang dokter perempuan, yang baru saja datang bersama suster dibelakangnya.

"Kok kamu yang meriksa, Nis? Kan aku juga bisa." ucap Andrey dengan tatapan tidak terimanya, yang dibalas helaan napas oleh dokter itu.

"Aku kan yang megang Jennita duluan, bukan kamu Rey. Jadi sudah sewajarnya dong, aku ingin tau perkembangan pasien yang ku pegang." ucap dokter itu tidak mau disalahkan, yang sayangnya tidak dipedulikan oleh Andrey.

My Dosen Is My Husband 3 √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang