MDIMH 3|33. Xavera

376 36 16
                                    

Jika saja keluarga Valentino sedang berkumpul bersama di meja makan itu, berbeda dengan keadaan Friska yang sekarang.


Dirinya yang tadinya ingin bergabung bersama mereka pun harus terhenti di tempatnya, ketika dirinya sendiri harus melihat bagaimana kedekatan keluarga Valentino sekarang dengan seorang wanita yang tidak dikenalnya.

"Siapakah wanita itu? Kenapa aku baru melihatnya sekarang, gak dari kemarin?"

Dua pertanyaan muncul begitu saja di benaknya sekarang, tanpa dirinya sadari ternyata keberadaan dirinya pun telah disadari oleh Andrian, membuat Andrian yang melihat keberadaannya itu pun tersenyum.

"Friska sini nak, ikut bergabung bersama kami." ucap Andrian kepada Friska, membuat Friska yang tadinya terdiam pun terkejut.

"Tapi pa---" ucapan Friska pun langsung terpotong oleh ucapan Andrian.

"Tidak ada tapi-tapian nak, saya bilang duduk, duduk." ucap Andrian tidak terbantahkan, membuat Friska yang mendengarnya pun mau tidak mau menurutinya, ikut duduk disebelah Alfa yang tersisa kosong.

"Perkenalkan ini Aggie Friska, dan Friska ini Aggie, Aggie ini teman sekolahnya Jesslyn dan Jennita dulu." ucap Andrian memperkenalkan keduanya, membuat keduanya yang diperkenalkan oleh Andrian pun saling melemparkan senyum mereka, dengan perasaan canggung yang dirasakan oleh mereka.

"Saya Aggie"

"Saya Friska"

Ucap keduanya, sebelum dimana mereka berdua pun mulai fokus kembali dengan keterdiaman mereka.

"Berhubung semuanya sudah berada disini, papa ingin memberitaukan, apa yang belum papa beritaukan nak. Papa ingin memberitaukan kalau nama bayi ini sudah papa tentukan. Nama bayi ini papa namakan Alya Dzakiyyah Valentino, yang artinya seorang perempuan yang cerdik, pintar dan memiliki cita-cita setinggi langit. Jadi bagaimana menurut kalian? Ada yang keberatan mengenai nama anak ini?" tanya Andrian kepada semuanya, membuat semuanya yang ditanyai oleh Andrian pun serempak menggelengkan kepala mereka.

"Tidak pa, tapi kenapa nama bayi itu terasa familiar ya, pa?" tanya Adara dengan tatapan bingungnya, membuat semuanya yang tadinya menatap Andrian pun, kini serempak menatap kearahnya.

"Familiar, katamu? Familiar bagaimana maksudmu itu nak?" tanya Andrian dengan tatapan interograsinya, membuat Adara yang mendengarnya itu pun terdiam.

"Ara, saya sedang bertanya ke kamu nak, jadi saya minta kamu tolong jawab pertanyaan saya tadi. Familiar bagaimana yang kamu maksudkan tadi, Adara?" lanjutnya dengan pertanyaannya yang sama, membuat Adara yang ditanyai kedua kalinya oleh Andrian pun menggelengkan kepalanya.

"Maaf pa, maksud saya mungkin saja namanya itu terlalu pasaran untuk saya dengar pa." ucap Adara dengan nada pelannya, membuat Andrian yang mendengarnya pun hanya bisa menganggukan kepalanya, dengan perasaan kecewa yang dirasakan oleh dirinya sekarang.

"Sayang sekali kamu sudah melupakannya, Ara. Alya adalah seseorang yang pernah hadir dalam keluarga Hilmawan, yang belum jelas sekali status keterangannya, Adara." ucap Andrian dalam hatinya, sebelum dimana tatapan dirinya yang tadinya menatap Adara pun, kini beralih menatap Aldric yang juga sedang menatapnya.

"Tolong ikut saya sebentar Aldric, ada suatu hal yang ingin saya bicarakan denganmu." ucap Andrian kepada Aldric, membuat Aldric yang diminta oleh Andrian pun mau tidak mau ikut berdiri dari tempatnya, sambil berlalu menyusul Andrian yang sudah terlebih dulu meninggalkannya.

Berbeda dengan seseorang diantara mereka. Seseorang itu yang melihat kepergian ayahnya dengan Aldric pun hanya bisa terdiam, dengan senyuman kecil yang terlihat diwajahnya sekarang.

"Tak kusangka apa yang ku curigakan dari tadi, ternyata benar sesuai yang ku curigakan. Kalau gak bagaimana bisa papa bisa tau mengenai Alya? Apakah itu benar berdasarkan arti namanya, atau papa sendiri sedang mencari tau mengenaiku?"

Sesampainya mereka berdua di tempat yang diinginkan, suasana hening pun langsung menyelimuti mereka berdua, membuat Aldric yang diminta oleh Andrian tadi pun hanya bisa menghelakan napasnya, saat dirinya sendiri harus melihat bagaimana lelahnya Andrian sekarang yang terlihat berbeda, saat dirinya liat di meja makan tadi.

"Sebenarnya apa niat papa mengajakku kesini? Papa mengajakku kesini, bukan sekedar untuk menemani papa saja, kan?" tanya Aldric memulainya, yang dibalas gelengan kepala oleh Andrian.

"Saya mengajakmu kesini karena saya ingin membicarakan apa yang harus saya bicarakan, Aldric. Sebenarnya sudah dari kemarin saya ingin membicarakan hal ini kepadamu. Tapi berhubung hari kemarin saya sibuk mempersiapkan pernikahan Andrey dan informasi yang saya dapatkan kurang begitu jelas, jadi saya pikir lebih baik saya tunda terlebih dulu untuk mencari tau lagi kelanjutan informasi yang saya dapatkan. Tapi sayangnya, sampai sekarang pun saya masih belum bisa menemukan jawabannya." ucap Andrian terdengar lirih, membuat Aldric yang mendengarnya pun bingung.

"Informasi? Informasi apa yang papa dapatkan? Siapa tau saja aku bisa membantunya, bahkan mencari tau jawabannya, pa." ucap Aldric dengan penuh kesungguhannya, membuat Andrian yang mendengar ucapannya itu pun menggelengkan kepalanya.

"Mustahil Aldric, sangat mustahil jika kamu sendiri berpikir seperti itu. Karena berdasarkan informasi yang saya dapatkan, semua ini berhubungan dengan seseorang, lebih tepatnya seseorang yang sudah tiada, namun menjadi alasan kenapa masalah ini bisa terjadi." ucap Andrian membuat Aldric yang tadinya sudah bingung pun, semakin bingung.

"Apa maksud papa? Sudah tiada, namun menjadi alasan? Bagaimana bisa hal seperti itu bisa terjadi?" tanya Aldric yang masih tidak paham dengan semuanya, membuat Andrian yang ditanyai seperti itu oleh Aldric pun terdiam.

"Semua bisa terjadi, karena kita semua sudah terlibat Aldric, kita semua sudah terlibat dalam masalah keluarga Hilmawan dan keluarga Xavera."

***

Tak disangka, ternyata grandpa Andrian memberikan nama 'Alya' tidak hanya sekedar nama, tetapi nama itu juga ada kaitannya dengan semuanya.

Siapakah keluarga Xavera itu?

Kenapa keluarga Valentino bisa terlibat dalam masalah dua keluarga itu?

Ada kaitan apa keluarga Xavera dengan masalah ini semua, khususnya dengan si 'pelakunya'?

Dan darimana granpa Andrian bisa mengetahui soal itu? Apalagi mengenai keluarga Xavera.

Yang pastinya, semuanya akan terungkap di part-part selanjutnya.

Dan bagi kalian yang masih bingung, bisa kalian tanyakan ya.

Komentar/vote kalian lah yang mempengaruhi kelanjutan cerita ini.

04122020

Tetap jaga kesehatan ya!

My Dosen Is My Husband 3

My Dosen Is My Husband 3 √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang