MDIMH 3|17. Ribut

717 70 23
                                    

Sebelum memulai part, harap tinggalkan jejak kalian ya!

Vote/komen kalian (khususnya yang untuk silent reader)

Semangat kalian untuk cerita ini, semangatku juga 💜

***
"Sudah jangan menangis terus, Ara." ucap Andrae sesampainya mereka berdua di kamarnya.

"Gue baru sadar, apa yang dikatakan mereka tadi benar adanya, Rae. Lu gak pantas untuk gue, lu seharus---" ucapan Adara pun langsung terhenti, ketika dirinya merasakan Andrae yang tiba-tiba saja mencium bibirnya, membuat Adara yang dicium oleh Andrae pun terdiam.

"Ah maaf seharusnya saya tidak menciummu Ara, maafkan kesalahan saya." ucap Andrae baru menyadari kesalahannya, membuat Adara yang mendengarnya pun menundukkan kepalanya, tidak berani untuk menatapnya.

"Dengarkan saya Adara, kita menikah bukan karena kesalahanmu atau kesalahan siapapun. Kita bisa menikah karena pilihan saya, keputusan saya untuk hidup saya, jadi apapun yang dikatakan mereka tadi mengenai dirimu itu sama sekali tidak benar, Ara. Kalau saya tidak mau menikah denganmu pun juga saya bisa, saya tinggal diam saja menunggu keputusan ayah saya terhadap dirimu sama anak itu. Jadi tolong jangan bersikap seperti ini Ara, ayok buka lembaran baru bersama saya, membentuk sebuah keluarga kecil bersama saya, sesuai yang pernah saya katakan kepadamu saat itu, istriku." ucap Andrae diakhiri senyumannya, membuat Adara yang mendengarnya pun membeku.

Istriku?

"Terbuat dari apa hatimu itu, Rae?" tanya Adara dalam hatinya, sebelum dimana dirinya pun tersadar kembali dengan kenyataannya.

"Gak-gak, gak seharusnya Rae mengalami ini. Kenapa gue baru sadarnya sekarang sih, saat semua orang menyadari gue?! Kenapa gak saat gue belum menikah saja, gue sadarnya kalau gue ini cewek murahan yang gak pantas bersama Rae? Gue selama ini terlalu yakin untuk bisa menemukan ayah kandungnya dari anak ini, sampai-sampai gue menutup mata untuk menerima lamaran Rae, yang bukan ayah kandungnya. Tanpa gue sadari juga, Rae telah mengorbankan kehidupannya, mengorbankan status lajangnya untuk gue. Meski gue akui ini juga kemauan Rae, tapi tetap saja gue salah. Coba saja gue gak marah-marah saat itu ketemu Rae di rumah sakit, coba saja gue gak maksa untuk Rae bertanggung jawab, mungkin hal ini gak akan pernah terjadi, gak akan." lirih Adara dalam hatinya, merasa menyesal dengan semuanya.

Pantas saja Jeniffer sebagai ibunya merasa tidak terima dengan dirinya dan juga anaknya.

Pantas saja Jeniffer menentang dirinya untuk bergabung di keluarga Valentino.

Hati seorang ibu mana yang mau terima begitu saja, saat mengetahui wanita asing yang mengaku hamil anaknya tanpa mengetahui kebenarannya dan juga sikapnya?

Dirinyalah penyebab semua kekacauan yang ada, dirinyalah penyebab keburukan nama keluarga Valentino tersebar.

"Maaf Rae karena masalah tadi nama lu bakalan buruk Rae, nama lu akan tersebar di seluruh dunia, kalau lu gak sebaik yang mereka kira." ucap Adara yang dibalas gelengan kepala oleh Andrae.

"Tidak masalah Ara, jangan pikirkan saya Adara, tapi pikirkanlah kesehatanmu, dan juga anak kita. Kasian anak kita, kalau kamu terus menangis seperti ini." ucap Andrae membuat Adara yang mendengarnya pun merasa geram.

"Bagaimana bisa gue gak memikirkan nama lu, saat lu sendiri orang berpengaruh di dunia bisnis, Rae? Gue saja yang baru dibilang begitu oleh seisi pesta saja sudah merasa menyesal, Rae merasa sakit hati atas ucapan mereka. Bagaimana dengan lu Rae, lu akan dijelekkan oleh seluruh dunia terutama di bidang bisnis lu, lu juga akan dihina oleh mereka, bahkan lu juga akan dipandang rendah, karena kelakuan bejat lu yang mereka terima di berita yang ada, Andrae." ucap Adara membuat Andrae yang mendengarnya pun terdiam.

My Dosen Is My Husband 3 √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang