MDIMH 3|44. Akhir

302 36 9
                                    

Sebelum memulai part, harap tinggalkan jejak kalian ya!

Vote/komen kalian (khususnya yang untuk silent reader)

Semangat kalian untuk cerita ini, semangatku juga 💜

-Jangan heran ya jika dari part kemarin dan part ini, Andrian dan Jeniffer saling menyebut nama mereka, karena semuanya disesuaikan dengan jalan partnya seperti apa. 😊

Dan juga jangan heran ya, jika di part ini lebih panjang daripada part-part sebelumnya.

***
"Kesalahpahaman? Kesalahpahaman bagaimana maksud papa?" tanya Erlan merasa tidak paham dengan ucapan ayahnya, yang justru dibalas senyuman lagi oleh Andrian.

"Adam yang kamu kira ikut terlibat dalam kematian Alya, sebenarnya gak sesuai yang kamu perkirakan Erlan. Adam disana bukan karena Adam terlibat dalam kematian Alya, tapi Adam bisa disana karena Adam ingin membantu Alya, nak." ucap Andrian yang dibalas gelengan kepala oleh Erlan.

"Gak mu---" ucapan Erlan seketika terpotong oleh ucapan Ibu Alya.

"Apa yang ayah kamu katakan tadi benar adanya, nak Erlan. Apa yang ayah kamu katakan tadi, memang sudah sesuai dengan fakta dan kenyataannya yang ada, nak." ucap Ibu Alya membenarkannya, membuat Erlan yang baru menyadarinya pun merasa terkejut.

"Ibu?" tanya Erlan yang dibalas anggukan kepala oleh Ibu Alya.

"Iya ini ibu nak, sudah lumayan lama sekali kita gak ketemu, nak Erlan. Sudah lumayan lama sekali, kamu gak berhubungan sama ibu lagi." ucap Ibu Alya yang dibalas tatapan bersalah oleh Erlan.

"Maafkan Erlan bu, maafkan Erlan sudah lama gak mengunjungi ibu. Erlan gak mengunjungi ibu karena Erlan belum siap untuk bertemu lagi dengan ibu, bu." sesal Erlan untuk kedua kalinya, yang dibalas gelengan kepala oleh Ibu Alya.

"Kamu tidak perlu meminta maaf seperti itu nak Erlan, karena ibu sangat memahami keadaanmu nak Erlan, ibu sangat memahami bagaimana perasaanmu, setelah ditinggal oleh putri ibu." ucap Ibu Alya dengan senyumannya, yang dibalas keterdiaman oleh Erlan.

"Masih gak percayakah kamu atas ucapan papa, nak? Jika kamu masih gak mempercayai ucapan papa, papa bisa menelfon Adam langsung, Erlan." ucap Andrian yang dibalas gelengan kepala oleh Erlan.

"Gak perlu pa, Erl---" ucapan Erlan pun seketika terhenti kembali, ketika melihat Andrian yang sudah mengeluarkan HPnya dan meloudspekerkan sambungannya.

"Halo"

"Apa papa menganggumu disana, Adam?"

"Gak pa, kebetulan Adam lagi senggang pa."

"Syukurlah kalau begitu, nak. Sebenarnya papa menelfonmu karena papa ingin menanyakan satu hal ke kamu, Adam. Papa ingin menanyakan masalah keterlibatanmu dengan keluarga Xavera."

"Xavera?"

"Iya keluarga Xavera, papa yakin kamu pasti masih mengingatnya, Adam."

Ucap Andrian melalui sambungan teleponnya, yang sayangnya dibalas keterdiaman oleh Adam.

"Adam, kamu masih disana kan, nak?"

My Dosen Is My Husband 3 √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang