MDIMH 3|18. Maaf

718 65 24
                                    

Sebelum memulai part, harap tinggalkan jejak kalian ya!

Vote/komen kalian (khususnya yang untuk silent reader)

Semangat kalian untuk cerita ini, semangatku juga 💜

***
Setelah dimana pembicaraan dirinya dengan ayahnya tadi, Andrae pun kembali ke kamarnya lagi, dimana disana terdapat mamanya yang sedang sibuk menenangkan Adara yang sedang menangis.

Entah kenapa melihatnya menangis tersedu-sedu seperti itu, membuat dirinya merasa gagal menjadi suami yang baik untuknya.

"Mas sudah kembali?" tanya Jeniffer baru menyadarinya, yang dibalas anggukan kepala oleh Andrian.

"Iya, lebih baik kita keluar dulu sayang." ucap Andrian membuat Jeniffer yang mendengarnya pun mau tidak mau mengikuti ucapan suaminya itu, meninggalkan Adara yang masih menangis, dan juga Andrae yang sedang kebingungan untuk memulainya.

"Maaf"

Satu kata keluar begitu saja dari Andrae, membuat Adara yang mendengarnya pun menggelengkan kepalanya.

"Lu gak salah Rae, yang salah itu gue. Gue minta maaf." ucap Adara dengan tatapan bersalahnya, yang dibalas senyuman oleh Andrae.

"Kita berdua sama-sama salah disini, tanpa sadar saya juga sudah kekanakan Ra, meninggalkanmu begitu saja saat kamu sendiri sedang menangis. Saya tadi meninggalkanmu bukan bermaksud saya membencimu, tapi saya meninggalkanmu karena saya tidak mau melampiaskan emosi saya terhadapmu, Ra." ucap Andrae sambil memeluk Adara, yang dibalas pelukan juga oleh Adara.

"Iya gue paham, Rae. Terima kasih Rae, terima kasih." ucap Adara dengan senyumannya, sambil berusaha mungkin untuk menghentikan tangisannya.

"Berjanjilah untuk tidak membahas hal ini lagi Ara, tidak membahas masa kelammu lagi, apapun yang terjadi nanti." ucap Andrae sambil mengeluarkan jari kelingkingnya, yang dikaitkan juga oleh jari kelingking Adara.

"Gue janji"

Berbeda tempat berbeda juga situasi, jika saja Andrae sudah berbaikan lagi dengan Adara, berbeda dengan saudara Valentino lainnya, mereka semualah yang kena diwawancarai oleh wartawan yang ada, ah lebih tepatnya Andrey dan juga Anissa.

Ya, sejak dimana Andrae meninggalkan semuanya, para wartawan pun bergantian memilih mewawancarai Andrey, saat Andrey sendiri didekati oleh Anissa, dihadapan mereka semua.

"Ada hubungan apa yang terjalin diantara kalian berdua?"

"Kami ada hubung---" ucapan Anissa pun terpotong oleh ucapan Andrey.

"Mau tau saja atau mau tau banget? Kepo deh kalian." ucap Andrey terdengar santai, tanpa menyadari bagaimana tatapan saudara lainnya, termasuk Anissa kepadanya.

"Apa benar kalian menjalin hubungan kekasih?"

"Pertanyaan yang pertama saja belum saya jawab, apalagi pertanyaan yang kedua." ucap Andrey kedua kalinya, membuat mereka semua yang mendengarnya pun merasa kesal.

Jika saja mereka tidak mengingat mereka sedang bekerja, lebih baik mereka memilih mewawancarai yang lain daripada mewawancarai Andrey, yang terkenal kejailannya dimana-mana.

"Kalau memang anda belum punya kekasih, apakah sudah ada calon yang termasuk kriteria pasangan anda?"

"Sudah" ucap Andrey disertai dengan seringaiannya, ketika melihat tatapan antusias dari mereka.

"Siapa?"

"Cherly Jeniffer Valentino lah, siapa lagi kalau bukan mama saya tercinta itu." ucap Andrey diakhiri tawa kecilnya, puas mengerjai mereka semua, membuat para wartawan yang mendengarnya pun saling bertatapan dengan perasaan dongkol mereka.

My Dosen Is My Husband 3 √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang