MDIMH 3|9. Andrae 2

822 73 37
                                    

Sebelum memulai part, harap tinggalkan jejak kalian ya!

Vote/komen kalian (khususnya yang untuk silent reader)

Semangat kalian untuk cerita ini, semangatku juga 💜

***
"Aku minta maaf soal sikap Erlan tadi Adam, kamu beneran gak mau menerima tawaranku? Ini juga demi kebaikanmu, dan juga kebaikan keluargamu Adam." ucap Andrae sambil berjalan beriringan bersama Adam disebelahnya.

Ya, setelah dimana Adam selesai diobati tadi mereka berdua pun bersepakat untuk melihat keadaan sekitar rumah sakit untuk membahas hal penting antar keduanya, membuat Adam yang diajak oleh Andrae pun hanya bisa menyetujui ajakannya, tanpa berniat untuk memprotesnya sedikitpun.

"Aku gak bisa ninggalin Nita Rae, apalagi tawaran yang kamu kasih itu gak cuman butuh satu hari saja, butuh beberapa tahun disana." ucap Adam dengan perkataannya yang sama, yang dibalas helaan napas oleh Andrae.

"Aku yakin Nita pasti mengijinkanmu untuk pergi Adam, kamu pergi juga bukan untuk yang aneh-aneh bukan, kamu pergi juga buat kuliah kamu sendiri, Adam. Aku mohon Adam, tolong bantu aku pegang cabang perusahaan disana juga, Adam. Hanya kamu satu-satunya orang yang aku percaya, aku sendiri gak bisa kesana karena perusahaan yang ada disini lagi butuh aku, lagi bermasalah jadi gak mungkin bukan aku meninggalkannya begitu saja? Lagian setelah kamu wisuda nanti kan, kamu bisa kembali lagi Adam. Bisa bertemu dengan Nita kembali." ucap Andrae yang dibalas keterdiaman oleh Adam.

"Berikan aku waktu, Rae." ucap Adam yang dibalas anggukan kepala oleh Andrae.

"Iya Adam, kalau kamu mau kamu bisa kasih tau ke aku Adam." ucap Andrae sambil menepuk bahunya pelan, yang dibalas senyuman oleh Adam.

"Terima kasih atas kebaikan hatimu sekaligus kepercayaanmu, Rae." ucap Adam yang dibalas senyuman juga oleh Andrae, senyuman kecilnya.

"Apakah aku sanggup meninggalkanmu, Nita?" tanya Adam dalam hatinya, merasa bimbang dengan keputusannya.

Satu sisi dirinya ingin sekali melanjutkan pendidikannya, merasakan bagaimana rasanya wisuda yang sudah diimpikannya, tapi satu sisi dirinya juga tidak tega meninggalkan Jennita, kekasihnya yang sudah setianya menemaninya selama ini.

Kenapa dirinya tidak ambil jalur beasiswa? Selama ini dirinya terlalu disibukkan dengan kesehatan ibunya yang sedang sakit, membuat dirinya lebih memetingkan keadaan ibunya sendiri, dibandingkan mementingkan pendidikannya sendiri.

Tidak hanya itu saja, dirinya juga lebih fokus membantu ayahnya untuk membantu perekonomian keluarganya, membuat dirinya tidak ada kepikiran sama sekali untuk berkuliah setelah tamat SMA-nya dulu.

Dan sekarang tawaran kembali datang dari Andrae, saudara kekasihnya membuat dirinya yang ditawari oleh Andrae pun tidak tau lagi bagaimana caranya untuk mendeskripsikan keadaannya yang sekarang.

Haruskah dirinya merasa senang atas tawarannya itu? Tapi kenapa sekarang hatinya tidak bisa diajak kerja sama dengan pikirannya?

Pikirannya menyuruhnya untuk menerimanya, sedangkan hatinya menyuruhnya untuk menolaknya.

"Adam kita keruangan Nita sekarang!" ucap Andrae menyadarkannya sambil berlarian meninggalkan dirinya yang tidak kalah paniknya darinya.

My Dosen Is My Husband 3 √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang