MDIMH 3|35. Hilmawan

312 31 15
                                    

Sebelum memulai part, harap tinggalkan jejak kalian ya!

Vote/komen kalian (khususnya yang untuk silent reader)

-Tolong disesuaikan dengan jumlah pembaca kalian ya

***
"Mau minum apa nona?" tanya petugas bar, setelah melihat keberadaan Valencia disebelah Erlan.

"Jus jeruk saja, satu." ucap Valencia yang dibalas anggukan kepala oleh petugas itu.

"Baik, mohon ditunggu sebentar nona." ucap petugas bar itu, sebelum dimana petugas bar itu pun mulai mempersiapkan jus jeruk yang diminta oleh Valencia.

Sedangkan Valencia sendiri, dirinya yang sudah merencanakan sesuatu dengan Andrian tadi, pun melirik sebentar kearah Erlan, sebelum dimana dirinya pun mulai melakukan, apa yang harus dilakukan oleh dirinya.

"Permisi, apakah anda baik-baik saja tuan?" tanya Valencia kepada Erlan, yang sayangnya tidak dipedulikan oleh Erlan.

"Sopan sekali sikap anda tuan, tau---" ucapan Valencia pun langsung terpotong oleh ucapan Erlan.

"Bukan saya yang tidak sopan ke anda, nona. Tapi nona sendiri yang sudah tidak sopan ke saya, karena sudah menganggu ketenangan saya." ucap Erlan terdengar kesal, yang dibalas keterkejutan oleh Valencia.

"Kenapa wajah mereka terlihat mirip? Apakah mereka ini saudara kembar atau bagaimana?" ucap Valencia dengan nada pelannya, yang sayangnya masih dapat didengar oleh Erlan.

"Mereka? Mereka, siapa yang anda maksudkan nona? Apakah sebelumnya nona sempat bertemu dengan saudara saya, nona? Jadi dimana keberadaan saudara saya sekarang, yang nona bilang 'mirip' itu, nona?" tanya Erlan dengan pertanyaan beruntunnya, yang dibalas gelengan kepala oleh Valencia.

"Tidak, saya tidak sempat bertemu dengan siapa-siapa tuan. Mungkin saja tuan salah dengar tadi, tuan." ucap Valencia dengan senyumannya, tepatnya senyuman kikuknya, yang dibalas gelengan kepala oleh Erlan.

"Tidak mungkin saya salah dengar, nona. Jelas---" ucapan Erlan pun langsung terpotong oleh ucapan Valencia.

"Aduh kepalaku sakit, aduh." ringis Valencia dengan tatapan kesakitannya, lebih tepatnya pura-pura sakit, membuat Erlan yang mendengarnya pun langsung saja memijatkan keningnya pelan, tanpa menyadari bagaimana dekatnya posisi mereka sekarang.

"S---"
DEG!

"Sial, kenapa aku bisa berdekatan seperti ini dengannya?" gerutu Erlan dalam hatinya, sebelum dimana dirinya pun buru-buru menjauhkan dirinya dari Valencia, dengan perasaan bersalah yang dirasakan oleh dirinya.

"Maaf saya tidak bermaksud menyentuh kening anda, nona. Tapi saya melakukan hal yang tadi, karena saya teringat kembali dengan seorang wanita yang saya cintai, nona." ucap Erlan yang dibalas anggukan kepala oleh Valencia.

"Tidak apa tuan, dan terima kasih karena anda sudah memijat kening saya, kening saya jadi tidak sesakit tadi tuan." ucap Valencia dengan senyumannya, yang dibalas anggukan kepala oleh Erlan.

"Oh ya sebelumnya, nama saya Valencia, anda bisa memanggil saya Cia, tuan." lanjutnya memperkenalkan dirinya, sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Adyatama Erlan Valentino, biasa dipanggil Erlan." ucap Erlan membalas jabatan tangannya, sebelum dimana keheningan pun menyelimuti mereka berdua.

My Dosen Is My Husband 3 √ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang