Morning

38 8 17
                                    

Sinar matahari telah muncul, awan kembali cerah. Chanyeol merasa terusik dengan adanya sinar matahari yang menyentuh kulitnya. Chanyeol membuka mata dan sedikit terkejut melihat ada wanita disamping dirinya.

Ahh hiya, Chanyeol baru ingat jika semalam gadis di sampingnya ini telah menolongnya dan masuk kedalam kamarnya. Sedikit pusing kepala Chanyeol tetapi dia masih berusaha membenarkan bantal Aram yang mungkin sedikit tak nyaman.

Chanyeol menyangga kepalanya dengan tangannya sambil menghadap kesamping. Menatap wajah Aram dengan penuh puja. Ia tak percaya akan datangnya Aram didalam kehidupannya.

Chanyeol sedikit merapihkan rambut Aram yang berantakan. Senyuman terukir di wajah Chanyeol melihat wajah Aram.

"Kau sudah seperti istriku saja. Saat aku bangun yang kulihat wajahmu." Ujar Chanyeol mengelus pipi mulus Aram.

"Hey, bangunlah sudah pagi." Ucap Chanyeol lagi dengan penuh kelembutan. Mengusap pipi Aram lembut.

"Apa kau tak mau membuka matamu hmm?" Katanya lagi, "Kau harus mandi, makan dan minum obat." Tutur Chanyeol pada Aram yang masih tidur.

"Astaga lihatlah dia, wajahnya sangat lucu jika tidur seperti ini." Dialognya mengusap pipi Aram terus menerus. Itu membuat Aram semakin nyaman.

"Hngghh." Lenguh Aram sambil sedikit merenggangkan tubuhnya.

"Kau sudah bangun? Tidurmu nyenyak? Kepalamu pusing? Semalam kau pingsan." Tanya Chanyeol bertubi-tubi sama gadis yang masih belum mengumpulkan nyawanya.

Aram membuka mata dan melihat sekitar. Sepertinya bukan dirumahnya. Aram mengumpulkan nyawanya lagi dan terkejut saat matanya melihat jika ini bukan kamarnya. Dengan cepat Aram menoleh kesamping, terdapati Chanyeol yang tersenyum manis kepada Aram.

"Selamat pagi." Sapa Chanyeol pertama kali.

Mata Aram membelalak, "Ya! Siapa kau? Dimana aku? Kenapa aku ada disini?" Kaget Aram yang langsung bangun dan mengeratkan selimutnya. Sungguh Aram lupa sama keadaan semalam.

"Nee? Kau lupa? Padahal aku yang mabuk kenapa kau yang lupa?" Jelas Chanyeol yang ikut bangun.

"Kau mabuk? Lalu apa hubungannya denganku?" Jawab Aram yang masih tak percaya.

"Wahh, benar-benar gadis ini," Ucap Chanyeol tak percaya juga. "Begini, semalam kau menolongku saat aku pingsan dan mengantarkan ku pulang." Jelas Chanyeol singkat.

Setelah mendengar penjelasan Chanyeol, Aram langsung mengingat kejadian semalam. Setelah ingat Aram langsung menutup mulutnya tak percaya.

"Aku berciuman dengannya semalam? Omo!! Tidak tidak ini pasti tidak benar! Aku pasti mimpi sekarang." Kata Aram dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Ada apa denganmu?" Tanya Chanyeol.

"Kau melakukan apa saja semalam?!" Tanya Aram histeris.

"Hey tenanglah, aku tak melakukan apapun. Semalam kau pingsan dan wajahmu sangat pucat." Jawab Chanyeol menenangkan Aram yang sedikit takut.

"Kau pasti berbohong." Balas Aram.

"Apa? Aku sungguh tak berbohong." Yakin Chanyeol.

"Tapi aku merasa kau melakukan sesuatu kepadaku." Balas Aram lagi dengan suara yang lebih kecil, tapi Chanyeol masih bisa mendengarnya.

"Aku hanya menciummu." Jawab Chanyeol santai sambil beranjak dari ranjangnya.

"Nee?! dasar manusia mesum." Marah Aram melempar bantal ke badan Chanyeol yang berdiri disampingnya.

Could Happen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang