Trauma?

31 8 20
                                    

"Jangan mengomel seperti itu, makan." Ucap Taehyung mengubah wajahnya menjadi datar kembali untuk menggoda Aera.

"Iya iya, uhhh kau ini kejam sekali." Jawab Aera sebal tapi tetap dimakan makanan yang diberikan Taehyung.

"Aku memberimu makanan agar tubuhmu tidak kurus seperti itu." Balas Taehyung sedikit mengekek Aera.

"Iya." Jawab lirih Aera. Air matanya ingin keluar lagi saat ini.

"Kenapa? Hmm?" Tanya Taehyung sedikit kaget saat melihat wajah Aera memerah.

"Aku merindukan Aram, saat kau memaksaku untuk makan aku teringat Aram yang juga memaksaku makan banyak agar cepat sembuh dari sakitku dulu." Kata Aera menatap Taehyung sendu.

"Sst, makanlah. Sabar nee? Besok Aram akan datang kemari, saat kau membuka mata besok aku akan pastikan sudah ada Aram disampingmu." Balas Taehyung berdiri dari kursinya dan memeluk Aera. Aera hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Sudah tenanglah." Kata Taehyung lembut.

"Jangan lagi memelukku." Ucap Aera lirih.

"Baiklah, makanlah yang banyak agar tubuhmu memiliki nutrisi lalu minum obat." Ucap Taehyung melepas pelukan dan sedikit mengusak rambut Aera sebelum pantatnya benar-benar menempel pada kursi miliknya.

"Hmm." Gumaman Aera untuk menjawab tutur Taehyung.

Mereka melanjutkan makan dengan sangat damai. Ketenangan datang saat mereka makan, hanya ada suara antara piring dan sendok saat bersentuhan. Isakan Aera?

Aera masih dalam keadaan menangis saat makan, ia merasa sikapnya terhadap Aram sangatlah keterlaluan. Aera berpikir itu akan menyakiti hati Aram. Taehyung yang melihat Aera tak bisa menghentikan air matanya yang keluar hanya bisa menghela nafas. Kasihan melihat gadis di depannya ini.

Taehyung berkali-kali mengucapkan 'tidak apa-apa jangan di pikirkan' kepada Aera, namun tetap sama. Aera merasa sangat bersalah atas perilakunya tadi siang kepada Aram. Karena Aram juga baru saja kehilangan ayahnya pasti itu membuat Aram sakit hati, justru dia malah menambahnya sakit hati. Pikirnya. Yang di takutkan Aera, dia tidak bisa berteman lagi dengan Aram karena sikapnya. 

Saat ini Aera sudah selesai mandi dan duduk di tepi kasur, wajahnya masih pucat. Badannya pun masih demam. Tak luput dari bayangannya tadi siang dimana dia sedikit membentak Aram, berpikir bahwa Aram telah sakit hati karena marahnya. Itu membuat Aera sedih dan menangis lagi. Taehyung yang keluar dari kamar mandi, mendapati jika Aera masih menangis langsung saja Taehyung menghampiri dan duduk disamping Aera.

"Aera? Sudah jangan menangis, apa kau tak kasian dengan tubuhmu? Jika kau menangis terus, nutrisi yang kau isi tadi akan hilang." Tegur Taehyung kesekian kalinya.

"Oppa, katakan jika aku tadi sangat jahat kepada Aram. Iyakan?" Tanya Aera masih sama dengan pertanyaan sebelumnya.

Aera memanggil Taehyung dengan sebutan Oppa, karena Taehyung lebih tua darinya. Taehyung yang menyuruh Aera untuk memanggilnya seperti itu. Dan ia sedikit menceritakan tentangnya yang mencari Aram tadi pagi. Bisa di bilang jika Aera sudah mengenal Taehyung. Aera menganggap Taehyung sebagai teman Aram, jadi ia tak mempermasalahkan jika Taehyung memperhatikannya dan mempercayai Taehyung sebagai orang yang baik.

"Sudah sudah, bukankah wajar jika kau marah tadi hmm?" Lembut Taehyung.

"Tapi---" Ucap Aera terpotong.

"Sekarang tidurlah, aku akan menemanimu disini." Potong Taehyung saat Aera ingin berbicara.

"Oppa?" Panggil Aera sambil menatap Taehyung tanda ia sangat tersiksa dengan keadaan seperti ini.

Could Happen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang