Mereka berdua larut dalam kesedihan yang dimana hujan deras masih mengguyur tubuh mereka. Hanya suara tangisan dan hujan deras yang terdengar. Suara tangisan memilukan keluar dari mulut gadis yang bernama Jung Aera, dan So Aram masih setia memeluknya. Hati Aera menjerit tak karuan saat menerima perasaan yang tidak asing ini. Hati Aram pun merasakan rasa menyesakkan saat menerima perasaan yang pernah ia miliki sebelumnya.
'tuhan, apakah ini cinta yang pernah hilang didalam diriku dan sekarang telah hadir kembali?' Batin seorang Aera yang merasakan perasaan yang sama ketika ia masih memiliki keluarga yang utuh. Sebuah 'cinta'.
'apakah ini sebuah cinta yang timbul dihatiku?' Batin Aram dalam tangisannya. Ia pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya.
Mereka berbicara dengan batinnya sendiri-sendiri. Tanpa mereka sadari timbul rasa cinta sebagai seorang sahabat diantara mereka berdua dan saling menyayangi, atau saling perhatian sama lain.
Aera yang perhatian dan memberikan cinta kepada Aram atau sebaliknya Aram yang perhatian dan memberikan cinta kepada Aera. Apakah selanjutnya mereka akan menjalin hubungan teman menjadi sahabat baik sumur hidup? Mungkin.
"tunggu, apa tidak sebaiknya kita berteduh dulu? Kita sangat basah, besok seragam masih dipakai." Seru Aram. Pelukan terlepas setelah Aera merasa jauh lebih baik dan tenang. Mereka harus berteduh ditempat yang bisa melindungi mereka dari turunnya hujan.
"baiklah." Singkat Aera dengan suara gemetar. Dingin, badannya bergetar tanda dia sudah banyak menangis. Berkat Aram yang masih memeluknya, tubuh Aera masih bisa terlindungi oleh dingin yang menerpa kulitnya.
Setelah mereka berlari ditempat yang teduh, mereka duduk di kursi yang ada disana. Mereka berdua melepas jas sekolahnya masing-masing dan menyisakan kemeja putih serta dasi yang masih menempel. Mereka meletakkan jas dan tas mereka disamping mereka masing-masing setelah melihat isi didalam tas masih aman dan tak basah.
"huft untung saja tas kita anti air." Ujar Aram merapihkan rambutnya yang berantakan.
"iya, untung saja buku yang kita bawa tidak basah nee?" jawab Aera yang mulai melepas dasi.
"Nee," singkat Aram. "Ohh iya kau sudah tak menangis? Sudah lega?" Penasaran Aram.
"eoh? Aniya, aku sudah sangat lega sekali. gomawo" Jawab Aera dengan senyuman yang tak pelit.
"Nee, ah iya aku sampai lupa ingin bertanya tadi." Antusias Aram. Ia dari tadi menunggu moment ini untuk bertanya lebih banyak kepada Aera. Temannya.
"eoh? Bertanya apa? Kepadaku?" Jawab Aera sambil menyatukan alis tanda bahwa dia penasaran.
"iya kepadamu. Aku ingin lebih banyak tau tentangmu." Semangat Aram sambil memperbaiki tempat duduknya menjadi senyaman mungkin.
"apa aku juga tak apa jika ingin tau tentangmu lebih banyak?" tanya takut-takut seorang Aera, karena ia tak pernah sedekat ini kepada orang lain meskipun diantara mereka berdua sudah ada cinta dan rasa sayang sebagai teman.
"tentu, kau boleh bertanya apaun." Jawab Aram sambil tersenyum lebar.
"baiklah, kau ingin bertanya apa?" Aera pun juga ikut penasaran dengan pertanyaan yang mau ditanyakan oleh Aram.
"oke, ak......" belum selesai berbicara Aram menghentikannya.
"tunggu!" Ucap Aera yang sedikit meninggikan suaranya.
"wae? Aku belum selesai berbicara." Aram cemberut karena pertanyaannya ditunda lagi.
"hujan sudah mulai berhenti masih sedikit hujan tapi tak apa, ayo kita berbicara ditempat lain saja." Ajak Aera sambil mengambil kembali tas dan jas yang diletakkannya tadi. Tak lama Aera menarik tangan Aram untuk bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Could Happen?
Historia CortaGAUSA DI BACAAAA NANTI NYESEL penasaran engga guys? baca aja, gapapa. Author nya ga gigit ko. jan lupa Voment ya. makasih, borahae yorobun:3