Plan?

25 8 14
                                    

"Coba lihatlah mereka, aigoo sangat lucu sekali. Jarang sekali aku melihat Taehyung selembut itu dengan wanita." Ucap Chanyeol sesudah kembali dari apotek lalu melihat pemandangan dimana Taehyung dan Aera ketiduran dalam keadaan saling memeluk.

"Mwo? Apa maksudmu oppa?"

"Taehyung tidak pernah berperilaku selembut itu saat bersama wanita. Sikap kasar dan acuhnya itu timbul saat ia di tinggalkan ibunya. Jadilah saat ini Taehyung yang aku kenal menjadi Taehyung yang suka mabuk, bermain wanita, kasar dan acuh."

"Dia seperti appa." Batinnya.

"Ada apa dengan ibunya?"

"Ibunya meninggal dunia akibat sikap kasar ayahnya, ayahnya seorang pemabuk. Ayahnya melakukan tindakan kasar kepada ibunya hingga tewas saat beliau sedang mabuk, itu bisa di bilang tidak sengaja tapi Taehyung tetap menyalahkan ayahnya." Cerita singkat dari Chanyeol.

"Lalu bagaimana dengan Aera? Jika terjadi sesuatu bagaimana?" Cemas Aram.

"Aku tidak mau sahabatku kenapa-napa!" Katanya lagi menekan setiap katanya.

"Hey? Tenanglah. Jika di lihat, sikap Taehyung kepada Aera sangat berbeda daripada sama wanita Taehyung yang sebelum-sebelumnya. Lihatlah Taehyung sangat lembut kepada Aera, bahkan Taehyung sangat panik saat Aera sakit sampai-sampai dia memanggil dokter. Sebelumnya Taehyung tidak pernah bersikap seperti ini."

"Benarkah? Tapi aku masih tidak yakin," Jawab Aram.

"Tenanglah, jika dia bertingkah yang macam-macam terhadap Aera aku akan bertanggung jawab. Tak perlu khawatir." Yakin Chanyeol.

"Aku hanya takut saja oppa, karena hanya Aera yang sungguh sangat penting dalam hidupku saat ini. Aku harus menjaganya." Sendu Aram menyenderkan kepalanya pada Pundak Chanyeol.

"Iya aku tau, tenanglah, kita akan pantau selalu." Chanyeol terus meyakinkan Aram. Mengusap punggung Aram guna menenangkannya.

"Hmm, baiklah."

"Ahh iya, besok kita akan mengajak Aera berlibur ke pantai. Bagaimana? Kau setuju?" Tanya Chanyeol.

"Pantai?"

"Iya pantai, kau tidak suka?"

"Tidak begitu, tapi Aera takut terhadap air laut." Balas Aram menatap Chanyeol.

"Mwo? Benarkah?"

"Iya oppa, jika Aera bertemu dengan air laut dia akan bergetar bahkan sampai pingsan." Jelas Aram.

"Astaga, kasian sekali. Kalau begitu kita tidak bisa kesana, kita menunggu keputusan Aera saja besok setelah mereka bangun."

"Baiklah, sekarang kau tidurlah." Suruh Aram yang melihat mata Chanyeol memerah tanda mengantuk.

"Kau juga harus tidur, kemarilah." Ucap Chanyeol sambil menepuk bagian yang kosong.

"Nee? Tidur bersama? Di kursi ini? Tidak cukup oppa." Tolak Aram.

"Tidak, ini cukup. Kemarilah."

"Baiklah, jika sempit bilanglah aku akan pindah."

"Hmmm," Gumaman Chanyeol terdengar di telinga Aram. "Sangat nyaman." Ucapnya lagi saat memeluk Aram yang sekarang tidur bersamanya.

Tidak lama mereka menuju ke alam mimpi menyusul Taehyung dan Aera.

.

.

"Hnghh, ahh badanku astaga." Lenguh Taehyung.

"Eoh? Sudah pukul 8 pagi ternyata," Katanya saat melihat jam, "Eoh? Aigoo manisnya wajahnya saat tidur seperti ini. Biarkan saja dia istirahat lebih lama lagi, dia pasti lelah dengan posisi tidur seperti ini." Lanjutnya sambil memindahkan posisi tidur Aera ke yang lebih nyaman.

Could Happen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang