Who?

36 9 9
                                    

"Mwo?! Apakah wanita yang kau temui mempunyai tanda titik hitam di hidungnya?" Tanya Aram sedikit terkejut. Semoga wanita yang dikatakan Taehyung bukan wanita yang di pikirkan Aram.

"Sebentar biar aku ingat-ingat wajahnya," Jawab Taehyung mengusap dagunya berpikir dan dibalas anggukan mantap oleh Aram. "Ahh iya aku ingat! Iya dia memiliki wajah yang sangat cantik dan terdapat titik hitam di hidungnya." Lanjutnya.

"Apa? Oppa itu benar sahabatku Aera." Ucap Aram yang sedikit panik setelah mengetahui jawaban Taehyung.

"Tenanglah, tak apa." Ucap Chanyeol menenangkan Aram.

"Tapi aku benar-benar lupa memberitahunya, aku benar-benar melupakannya. Bagaimana ini oppa?" Aram sangat bingung sekarang.

"Hey, tenanglah. Tak apa Aram-ah, bagaimana jika kita kesana saja?" Chanyeol memberikan solusi.

"Asal kau ketahui Aram-ssi wajahnya sangat pucat. Tadi aku ingin menolongnya tetapi dia sangat sinis kepadaku." Jawab Taehyung. Chanyeol yang mengerti maksud Taehyung memberikan peringatan.

"Jangan macam-macam Kim Taehyung." Sebuah peringatan dari Chanyeol.

"Apa hyung? Aku tak melakukan apapun." Balas Taehyung santai.

"Jangan dikira aku tak mengerti maksudmu Taehyung-ah." Ucap Chanyeol lagi.

"Aku hanya ingin membantunya hyung, tak lebih." Balas Taehyung lagi terhadap ucapan Chanyeol.

"Sudah sudah, kalian ini kenapa ribut sekali? Ayo kita kesana. Dia pasti sangat marah kepadaku." Ucap Aram sedikit marah.

"Iya, ayo. Ambil tasmu dulu dikamar lalu kita berangkat." Pinta Chanyeol dibalas anggukan oleh Aram yang langsung berlari kelantai dua untuk mengambil tasnya.

"Hyung?" Panggil Taehyung setelah melihat punggung Aram menjauh.

"Kenapa?" Jawabnya santai.

"Kau sudah melakukan hal itu dengannya hyung? Kekasih barumu?" Tanya Taehyung dengan wajah mesumnya.

"Tidak bodoh! Aku tidak sepertimu dan aku tidak semesum dirimu. Aku baru saja menjalani hubungan dengannya tadi pagi." Jawab Chanyeol tak santai.

"Waw, kau sangat ahli hyung." Kata Taehyung menggoda Chanyeol.

"Diamlah." Pinta Chanyeol garang. Taehyung pun menuruti kata hyungnya itu.

Tak lama Aram datang, "Ayo oppa, cepatlah." Suruh Aram terlihat panik.

"Baiklah ayo," Ucap Chanyeol menyusul Aram di ikuti Taehyung di belakangnya. "Kau akan ikut tae?" Tanya Chanyeol melihat Taehyung mengikutinya berjalan.

"Iya hyung, aku akan ikut." Jawab Taehyung santai.

"Jangan macam-macam, dia adalah sahabat kekasihku." Peringatan lagi dari Chanyeol.

"Astaga, iya hyung." Balas Taehyung malas dan langsung memasuki mobilnya sendiri.

Mereka bertiga langsung menuju rumah Aram. Aram selama perjalanan hatinya sangat tak tenang memikirkan Aera. bagaimana bisa dia lupa dengan sahabatnya itu? Bahkan tak ada ingat satupun nama Aera di benaknya tadi.

Tak lama mereka sampai di kediaman So. Di kejauhan Aram sudah melihat seorang wanita berbaju putih sedang duduk di depan rumahnya. Aram yakin jika itu Aera.

"Aera-ah," Sapa pertama kali Aram di ikuti Chanyeol dan Taehyung di belakangnya.

Aera merasa terpanggil akhirnya menolehkan wajahnya ke atas, "Ternyata kau masih ingat denganku." Jawab Aera sedikit sinis kepada Aram. Aram mengerti jika sahabatnya itu sedang marah saat ini.

Could Happen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang