Almost

27 6 1
                                    

"Akh!" Keluh Aera saat tubuhnya dibanting ke kasur oleh Taehyung.

"Aera?" Suara kacau Taehyung memanggil nama Aera.

"Hmm?" Jawab Aera tak kalah kacaunya.

"Tinggal lah bersamaku."

"Opp--- mphhh." Ucapan Aera terputus karena bibirnya di bungkam kembali oleh Taehyung.

Taehyung sudah tak sadar akan kelakuannya yang terlalu kelewatan. Aera pun hanya diam saja dan mengikuti permainan Taehyung. Entah mengapa dua insan di atas ranjang ini tak sadar akan dunia.

Taehyung semakin terhanyut oleh permainannya sendiri. Tangannya yang kini sudah turun ke bawah untuk membuka 2 kancing piyama Aera. Taehyung pun tak segan mengarahkan tangan Aera untuk di kalungkan di lehernya. Lalu apa yang terjadi selanjutnya?

'Drtt Drtt'

Ponsel Taehyung berdering tanda ada panggilan masuk. Tapi Taehyung masih melanjutkan aktivitasnya tanpa memedulikannya. Membiarkannya sampai mati kembali.

Namun teleponnya kembali berdering, membuat Taehyung sedikit tersadar akan ponselnya yang berdering tapi masih membiarkannya. Sepertinya suara dering ponselnya itu menyadarkan Taehyung. Bisa jadi saat ini dia sedikit tersadar akan kelakukannya terhadap Aera yang terlalu kelewatan?

"Astaga, apa yang aku lakukan? Kenapa Aera hanya diam saja tak menghentikanku?" Batin Taehyung menghentikan aktivitasnya, tapi badannya belum beranjak dari atas badan Aera. Menatap mata sayu Aera yang menyiratkan banyak pertanyaan.

"Oppa? Apakah sudah?" Tanya polos Aera.

"Hmm? Kenapa tak menghentikanku tadi?" Taehyung malah balik tanya.

"Apa maksudmu? Tadi oppa bilang jika oppa menciumku kau akan berjanji seutuhnya kepadaku." Polos Aera.

"Ya tuhan, kasian sekali. Aku membodohinya demi keinginanku. Baiklah jika aku sudah berjanji aku akan menepatinya." Batin Taehyung lagi.

"Ahh iya iya, sekarang aku berjanji seutuhnya kepadamu."

"Benarkah?"

"Nee." Balas singkatnya sambil tersenyum kearah Aera tulus.

"Oppa? Jangan melakukan hal yang membuatku takut ya? Itu membuat jantungku seketika berhenti berdetak." Jujur Aera.

"Iya, oppa berjanji sayang."

"Oppa?"

"Hmm?"

"Kenapa kau minum seperti itu? Apa ada masalah denganmu?"

"Tidak, hanya saja salah satu kolega terbesar yang ingin menjalankan kontrak dengan perusahaanku tiba-tiba membatalkan kontrak." Jujur Taehyung.

"Begitukah?"

"Iya sayang."

"Oppa?"

"Apa?"

"Kenapa kau selalu memanggilku dengan panggilan bayi kecil dan sayang?" Tanya polos Aera.

"Apa tak boleh?"

"Tentu saja boleh!"

"Kalau begitu setiap hari aku akan memanggilmu seperti itu."

"Baiklah!" Antusias Aera.

Aera melihat ketulusan Taehyung saat ia memanggilnya dengan sebutan sayang. Dia merasakan jiwa ayahnya yang dulu hadir saat Taehyung memanggilnya sayang. Maka dari itu Aera menyetujui jika Taehyung memanggilnya seperti itu.

Could Happen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang