Cinta Pertama Tidak akan Berhasil
💦💦💦
Ve menyerngit silau. Nyawanya seakan-seakan tercabut, saat sekelebat bayangan hitam tiba-tiba melintas di jendela kamar, seiring dengan derap kaki yang kian mendekat.
“Sayang, bangun! Ada maling di rumah kita!”
Veranda mengguncang lengan suaminya yang masih tersesat di dunia antah berantah.
“Keynal, bangun atuh!”
“Hn. Apa sih, Ve? Aku masih ngantuk. Mainnya besok aja, ya.”
Laki-laki itu malah mengaitkan kakinya di betis Veranda, sambil melingkar lengan kekarnya di perut sang istri.
Di luar kamar debam-debum kepalan tangan saling beradu memenuhi udara. Disusul sebuah teriakan misterius menembus celah pintu. Seseorang mencoba mendobrak masuk, tetapi tetapi terhalang pintu kayu jati yang cukup tebal.
“Astagfirullah! Suara apa itu?” Keynal terlonjak kaget hingga melompat dari atas kasur. Seberkas cahaya menusuk mata. Lelaki itu menggeser pintu kaca dan masuk di ruang kerjanya.
Selang beberapa detik Keynal kembali menaiki ranjang, dan duduk bersila di samping Veranda yang tengah berdoa meminta keselamatan. Keynal mulai menyalakan laptop yang dia bawa dari ruang kerjanya.
“Sial! Siapa mereka? Apa mungkin mereka ingin balas dendam?”
Rahang Keynal mengeras, tangannya mengepal, denganmata menatap tajam pada rekaman CCTV yang terpasang di setiap sudut rumahnya.
Di depan layar tampak empat orang pria berbadan besar yang memakai topeng hitam ala teroris, tengah berusaha untuk membobol pintu kamarya. Seekor laba-laba terlihat tenang merajut sarangnya disela ukiran lampu hias tembaga. Sama sekali tak peduli dengan apa yang baru saja terjadi.
Brak!
Tepat satu detik sebelum pintu diterjang, Keynal dan Veranda berhasil melarikan diri melalui jendela.
“Mereka kabur, ayo, kita kejar!” Para penjahat melompat keluar, mengejar pasangan halal itu dengan shotgun.
Malam kian larut. Pendar cahaya bulan menyisakan bias temaram. Sepi dan dingin. Sesekali, suara burung hantu terdengar dari balik pepohonan.
Keynal dan Veranda keluar dari pekarangan rumah dan berlari meminta pertolongan, tetapi tak ada satu seorang pun yang berani membuka pintu.
Dor! dorr! doorrr!
Beberapa tembakan dilesatkan, letupan senjata api mengoyak gendang telinga malam itu. Keynal dan Veranda kabur dengan menaiki bus antarkota.
“Jalan, Pak!” Si sopir mengangguk bus itu meluncur cepat menembus kabut malam. Meninggalkan empat orang penjahat yang mengerang kesal karena buruan mereka berhasil meloloskan diri.
Sampai di dalam bus keduanya bernapas lega. Namun, Keynal merasa ada ganjil, sebab hanya terdapat tiga orang penumpang pria dengan dua botol miras yang kosong di samping tempat duduk mereka. Keynal merangkul pundak Veranda dengan waswas, mengajak istrinya untuk duduk tepat di belakang kursi si sopir.
Tak lama seorang pria yang menggunakan jaket berwarna cokelat maju. Dan membisik sesuatu kepada kernet bus yang langsung mengunci pintu secara otomatis. Pria itu kembali ke tempat duduknya sembari memberi kerlingan nakal ke arah Veranda.
“Sayang, mereka menjebak kita,” bisik Veranda pelan tapi tajam.
Perempuan berusia dua puluh lima tahun itu meremas tangan Keynal, hingga buku-buku jarinya memutih dan mengeluarkan keringat dingin. Beberapa kali Veranda membasahi bibirnya dengan ujung sepatu yang bergerak tak tentu arah.
Keynal mengartikan kode itu, perlahan memindai keadaan di sekitarnya. Matanya berwarna cokelat madu segera mengirim sinyal ke otak.
Analisis didapat. Keynal menyimpulkan jika lima orang di dalam bus itu adalah komplotan penjahat yang biasanya merampok serta berbuat tindakan asusila, seperti pelecehan dan pemerkosaan saat penumpang sepi.
Di samping itu, tiga orang pria tadi sudah bersiap dengan senjata yang mereka di bawah kursi masing-masing. Senjata itu berupa tang, obeng dan kunci roda palang yang akan mereka gunakan untuk menikam Keynal.
“Mangsa yang cantik, jadi berpesta kita malam ini.”
Pria yang mengenakan topi hitam mulai berfantasi liar tentang Veranda, yang nanti akan berada di bawah kungkungannya.
“Yoi, kita habisin dulu cowoknya, baru setelah itu kita bungkus dan kita buang ke jurang.”
Salah satu pria yang berbadan cebol, mengeluarkan gulungan kain kafan, yang akan mereka gunakan untuk melenyapkan mayat korbannya.
“Pak berhenti, saya mau jemput adik saya.” Veranda memainkan cincin dan memilin ujung bajunya karena ketakutan.
“Di mana, Neng?” Si sopir menoleh mencari sosok yang dimaksud Veranda.
“Itu di depan!” Veranda menunjuk seseorang gadis belia yang berdiri di pinggir jalan guna menunggu angkot yang akan membawanya menuju pasar.
Si sopir yang tergiur dengan mangsa baru akhirnya masuk ke dalam perangkap. Beruntung Veranda cerdik dapat mengelabui si sopir untuk menghentikan laju kendaraannya.
Pintu bus terbuka Veranda dan Keynal segera berlari melawati gang sempit. Sementara gadis tadi juga naik ke dalam angkot yang baru saja berhenti. Sehingga sopir, kernet, dan tiga temannya kehilangan dua mangsa sekaligus.
Setelah bus itu pergi Veranda dan Keynal akhirnya keluar dari tempat persembunyian mereka yang ternyata gang buntu tersebut. Keduanya lalu melanjutkan perjalanan dengan menyisiri jalan yang tadi.
Namun, belum sepuluh meter mereka berjalan sebuah mobil jib memblokir jalan mereka. Empat orang yang tadi merusak pintu rumahnya turun dan langsung menyerang Keynal.
“Berhenti! Siapa kalian, dan kenapa kalian semua menyerang kami?”
Ada jeritan yang membela hawa dingin. Keynal melompat dan melesat tinju pada empat orang yang menghalangi langkahnya. Tetapi empat versus satu memang bukannya lawan yang sepadan.
Keynal terlibat duel sengit dengan seorang dari empat orang pria itu. Namun, yang membuat Keynal bingung orang urutan menghilang hanya terlihat sekelebat saja dan kemudian menuju pipi Keynal dari arah belakang.
Tak cukup sampai disitu orang itu juga menerjang punggung Keynal hingga membuat laki-laki itu terpental dan mencucur tanah. Kulit Keynal perih dan panas, dia berbatuk dan mengeluarkan cairan merah pekat beroma logam yang berkarat.
Namun, Keynal berhasil bangkit dan merebut pisau orang yang menyerangnya tadi. Keynal mengayunkan lengannya dan menusuk dada pria itu berkali-kali sampai lawannya meregang nyawa di tempat.
💙💙💙💙
Holla! Aku kembali dengan cerita baru yang akan menemani kalian di bulan Ramadhan nanti. Semoga hari kalian menyenangkan, tetap bersyukur dan jangan lupa bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
VENALOVA (Crime, Drama, Thriller)
Mystery / Thriller2̳1̳+̳ ̳P̳e̳r̳m̳a̳i̳n̳a̳n̳ ̳g̳i̳l̳a̳ ̳s̳e̳o̳r̳a̳n̳g̳ ̳D̳e̳t̳e̳k̳t̳i̳f̳ ̳P̳o̳l̳i̳s̳i̳ ̳u̳n̳t̳u̳k̳ ̳m̳e̳m̳b̳a̳l̳a̳s̳ ̳d̳e̳n̳d̳a̳m̳.