Siang itu, Keynal, menyaru sebagai cleaning servis. Sedangkan Boby dan Maul berkamuflase menjadi petugas keamanan.
“Permisi, Mas, anda memanggil saya?” Keynal berdiri di depan pintu kamar Sandy, sembari membawa ember, tongkat pel, lap microfiber, serta cairan pembersih.
“Ya, masuk!” kata Sandy dengan nada memerintah.
Keynal mengangguk dan segera melakukan tugasnya. Di lantai, maupun di atas meja terdapat puluhan kertas yang sengaja remas. Keynal memungut salah satu kertas dan tersenyum, seperti memahami sesuatu.
“Staf baru, perasaan, gue nggak pernah lihat Abang di sini sebelumnya?”
“Ya, aku baru diterima kemarin, dan baru bisa kerja hari ini.” Keynal terus bergerak mundur, menggelap ruang tamu apartemen Sandy dengan tongkat pel putih hingga cinklong.
Beberapa kali polisi itu tampak menaikan frame kacamata minus yang bertengger di hidungnya. Rambutnya dibelah tengah dan di sisir klimis, persis seperti pria culun yang ada di tv-tv.
“Tubuh abang terlalu gede buah ukuran office boy. Gue rasa, Abang lebih cocok jadi bodyguard atau satpam.”
Bagi sebagian orang, postur tubuh memang menentukan profesi yang sedang dijalani. Keynal tersenyum simpul mendengar hinaan tersebut. Sampai sini, dia dapat menyimpulkan bagaimana watak pria yang ada di depannya.
Selama berkerja, Sandy terus memperhatikan setiap gerak-gerik Keynal, sambil kembali mengambar di bukunya.
Kayak Abang ini bisa dipercaya, dia bahkan nggak melirik tumpukan uang yang gue taruh di atas meja. Sayang sekali, padahal Gue mau jadiin dia partner.
“Bang, gue mau mandi, tolong jaga ruangan ini bentar, ya.” Pemuda kaya memang suka seenaknya. Sandy bahkan mempasrahkan uang senilai ratusan juta kepada orang yang baru di kenalnya.
Mungkin karena Sandy kelebihan uang. Tapi tunggu dulu. Keynal pikir, hal itu semacam taktik untuk memikat anggota baru. Mengingat cerita Jalu, Sandy memang hobi mengkoleksi manusia good looking untuk dijadikan pekerja seks komersial.
Setelan Sandy menghilang, Keynal segera melangkah menuju lemari kaca di pojok ruangan. Polisi itu celinga-celinguk lalu menempelkan kamera kecil, berserta alat penyadap suara dari ember yang dia tutupi dengan kain microfiber.
Selanjutnya Keynal pergi loker karyawan. Menganti seragam petugas keberhasilan, dengan pakaian terbaiknya. Tak lupa dia juga menggendong ransel hitam, berisi sebuah notebook yang terkoneksi dengan kamera pengintai di kamar Sandy.
Saat Keynal keluar lift, sikunya tak sengaja menyenggol bahu seorang wanita yang berpapasan dengannya. Polisi itu hanya meminta maaf, lalu mempercepat langkahnya.
Berbeda dengan Keynal yang tak sempat melihat wajahnya. Wanita berjas dokter itu justru mengingat wajah Keynal dengan mata melotot.
Ketika menyadari lelaki yang dikenalnya. Dokter muda itu segera meneriaki nama depan Keynal berulang kali. Namun jejak polisi itu keburu lenyap di ujung belokan.
Wanita muda itu tak kehilangan akal. Dia berlari mengejar Keynal hingga ke lantai dasar. Tetapi Keynal sudah menghilang. Karena kecewa dokter itu balik menuju unit apartemen pasiennya.
🤍🤍🤍🤍
“Ohya, terus kenapa dulu kamu nggak pulang, pas aku telfon. Padahal, waktu itu aku mau ngelamar kamu, bukan Veranda.”
KAMU SEDANG MEMBACA
VENALOVA (Crime, Drama, Thriller)
Mystery / Thriller2̳1̳+̳ ̳P̳e̳r̳m̳a̳i̳n̳a̳n̳ ̳g̳i̳l̳a̳ ̳s̳e̳o̳r̳a̳n̳g̳ ̳D̳e̳t̳e̳k̳t̳i̳f̳ ̳P̳o̳l̳i̳s̳i̳ ̳u̳n̳t̳u̳k̳ ̳m̳e̳m̳b̳a̳l̳a̳s̳ ̳d̳e̳n̳d̳a̳m̳.