Nada dering ponsel mengusik pasutri yang sedang asyik bergelut di bawah selimut. Dinginnya malam bahkan mengalahkan panasnya hasrat yang kian menggebu.
Lampu kamar sengaja dimatikan, diganti dengan cahaya lilin yang temaram. Rembulan bersinar terang, seolah mendukung pasutri itu dalam menuntaskan permainan.
Tubuh polos Veranda bergerak liar, menciptakan siluet indah yang begitu memanjakan mata. Perempuan itu mendesah frustasi, saat ponsel Keynal kembali memutarkan lagu Tinggal Kenangan yang pernah viral pada masanya.
Ketika ditanya, “kenapa sih, kamu milih ringtone kayak gitu?”
Keynal tersenyum seraya berkata, “suka aja dengar suaranya, dan siapa tau, aku bisa ketemu arwah penasaran yang bisa diajak curhat.”
“Sinting!” Veranda menahan kekesalan dalam hati, sembari terus menggoyangkan pinggulnya tanpa henti.
Tingkah laku Keynal memang terbilang absurd. Namun, ketidaksempurnaan itu yang pada akhirnya meluluhkan hati Veranda.
Menit berikutnya ponsel berwarna hitam itu berdering. Keynal meraihnya, lalu menggeser logo telepon berwarna hijau.
Hatinya tersentak mendengar kamar kematian Sandy, spontan Keynal mendorong tubuh istrinya hingga terjungkal.
Veranda yang hendak mencapai klimaks, dibuat menjerit lantaran keningnya yang terantuk lantai. Keynal segera menutup teleponnya, mengintip sang istri masih berguling-guling di lantai, sebab menahan nyeri.
“Ya ampun Veee, maaf sayang, aku nggak sengaja.”
Keynal beringsut perlahan menuju tepian kasur. Akan tetapi, baru hebdak melangkah turun kakinya malah tersangkut selimut. Kepala Keynal berdebam memukul kaki meja rias dengan amat keras. Lelaki itu terjatuh tepat di samping tubuh sang istri.
Alih-alih meringis ataupun mengumpat. Keynal justru menarik tubuh istrinya “Mana yang sakit, Ve?”
“Ini!” Perempuan itu menunjukkan dahinya.
“Sini, biar aku obatin!”
Veranda mencapit bibir suaminya. “Jangan disembur!”
“Iya, tenang aja, aku bukan dukun.”
Keynal menarik kepala Veranda, mengecup kening istrinya penuh perasaaan. Sedangkan Veranda menutup mata. Menikmati debaran jantung Keynal yang kalah cepat dengan getaran di dadanya.
“Gimana, apa masih sakit?”
Veranda menggeleng. “Enggak, malah langsung sembuh.”
Detik berikutnya, pasutri itu justru tertawa bersama, mengejek mereka kebodohan masing-masing.
🤍🤍🤍🤍
Di lain sisi seorang wanita tengah berbaring gelisah di atas kasurnya. Sesekali wanita itu berbalik ke kiri, menghadap dinding yang berwarna kelabu. Walaupun kedua matanya tertutup rapat, tetapi pikiran melayang entah kemana.
Sekejap wanita itu beranjak dari posisinya, lalu mengambil sebuah album lawas yang menampilkan sosok dia dan Keynal pas masih belia.
Potret itu diambil tahun 2013 waktu awal-awal Keynal maksud Akpol. Di foto itu Keynal tampak seperti pria yang kekurangan gizi, tubuhnya ceking, dan kulitnya kusam sedikit berwarna kecokelatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
VENALOVA (Crime, Drama, Thriller)
Misterio / Suspenso2̳1̳+̳ ̳P̳e̳r̳m̳a̳i̳n̳a̳n̳ ̳g̳i̳l̳a̳ ̳s̳e̳o̳r̳a̳n̳g̳ ̳D̳e̳t̳e̳k̳t̳i̳f̳ ̳P̳o̳l̳i̳s̳i̳ ̳u̳n̳t̳u̳k̳ ̳m̳e̳m̳b̳a̳l̳a̳s̳ ̳d̳e̳n̳d̳a̳m̳.