VENALOVA (Crime, Drama, Thriller)

3.0 - EKSEKUTOR

Keynal baru saja hendak melancarkan aksinya. Namun, malah mendapati berita kematian gadis penjual gorengan yang dilecehkan secara brutal.

Celakanya, Laki-laki yang akan segera menjadi ayah tersebut dituding sebagai pelaku. Hal itu di dasari oleh tangkapan layar, ketika Keynal memberikan sejumlah uang, dan tak lama gadis yang dia temui dilaporkan menghilang.

Polisi kelahiran tahun 1995 itu menjalani pemeriksaan selama delapan jam penuh. Akan tetapi, karena minimnya bukti dan saksi. Dengan mudahnya dia diantar pulang, oleh iring-iringan mobil patroli.

Namun, nasi sudah telanjur menjadi bubur, berita yang tersebar tidak bisa ditarik kembali. Kejahatan jari semakin merajalela. Setiap detik, puluhan bahkan ratusan ribu ujaran kebencian memenuhi akun Veranda.

Keynal memang tidak menggunakan media sosial. Karena itulah, masyarakat +62 menyerang sang istri, dengan berbagai sumpah serapah yang membuat perempuan itu menitikkan air mata ketika membacanya.

“Gimana ini Nal, semua orang menyudutkan aku, dan menyalahkan kamu.”

“Berhenti mikirin omongan orang. Ingat, kamu lagi hamil.”

Polisi muda itu meremat kedua tangannya penuh aura dendam. Dia tahu, fitnah keji itu dibuat untuk membunuh karakternya.

Namun, Keynal tidak akan gentar, meski satu Indonesia membenci dirinya. Sebaliknya, polisi itu semakin tertantang untuk meringkus pelaku yang sebenarnya.

💞💞💞💞

“Sebenarnya, aku gak pernah ketemu sama boss besar.”

Keynal mengingat-ingat cerita Sandy.

“Tapi menurut abangku, si boss itu orangnya licin seperti belut. Jadi, sulit untuk ditangkap.”

Keynal memiliki ide. Segera dia mengubungi rekannya si ahli IT yang bertugas di cyber cell. Setelah ponsel sandy berasil diretas. Belakangan diketahui, jika pria yang dia cari terakhir aktif di daerah Sumedang.

Semburat jingga terkelupas di langit barat. Hari itu juga Keynal berangkat ke Polsek Darmaraja guna mendapatkan informasi dari pihak setempat.

Dan seorang kapolsek berhati mulia, mempromosikan salah satu anggota terbaiknya yang bernama Yusna, usia 35 tahun.

Ba’da salat Isya Keynal, Yusna, dan dua polisi berpakaian preman langsung menyusun strategi untuk menangkap bos Sandy yang bernama Riko.

Yusna memberi usul. “Mas Davin, anda harus bertemu dengan Asep. Jika ingin memancing Riko, keluar dari tempat persembunyiannya.”

“Asep?” Selidik Keynal dengan mata memicing.

Yusna mengangguk cepat. “Asep itu tangan kanan Riko, dalam perdagangan obat terlarang. Selama ini, mereka berhasil lolos karena memiliki relasi dengan petinggi kepolisian.”

Malam itu juga bergerak ke pesisir selatan untuk bertemu dengan Manurius, imigran gelap asal Timor Leste yang diperintahkan agar berpura-pura menjadi pengedar obat terlarang.