Belum puas bercinta di kamar mandi, mereka juga melakukan ITU di atas ranjang hingga kehabisan tenaga dan akhirnya terlelap dalam keadaan lengket dan banjir keringat. Hari ini genap seminggu mereka menikah dan keduanya selalu menghabiskan waktu di dalam kamar.
“Kebakaran-kebakaran!”
Shinta yang iseng membangunkan kakaknya dengan memukul panci menggunakan sedok sayur. Gadis bertubuh sintal itu berlarian di depan kamar Veranda. Derap kakinya terdengar seperti tapak kuda.
Keynal terkejut dan akhirnya berguling ke lantai. Suara gedebuk itu lantas mengguncang tubuh Veranda yang tertidur pulas.
Tak lama perempuan terjaga. Veranda mengucek mata dan melihat suaminya yang terbaring di lantai.
“Sayang, kamu kenapa tidur di bawah?”
Keynal mendongak ke samping. “Ve, kamu ngapain di sini?” Laki-laki itu kian panik ketika melihat tubuh Veranda yang tidak berbusana.
Mendengar pertanyaan itu sontak membuat Veranda seketika terbahak. “Kamu lucu, Nal. Kita, 'kan udah nikah.”
“Astagfirullah! Maaf sayang, aku lupa.” Veranda menyampaikan selimut di dadanya kemudian mengulurkan tangannya-membantu Keynal untuk berdiri.
“Ada apa, Nal?”
“Tadi, ada orang yang teriak kebakaran, makanya aku panik mau turun, eh kaki aku malah kesandung selimut.” Keynal yang berhasil bangkit segera mendekati Veranda dan mencium.
“Mana? Dari tadi aku cuma dengar suara kamu yang lagi ngorok.” Veranda yang refleks malah tak sengaja menampar pipi suaminya.
“Haduh, kok aku ditabok, sih?” Keynal mengusap pipinya yang panas akibat salam lima jari dari Veranda.
“Ya, abisnya kamu mesum.” Veranda melengos sembari merapatkan selimut yang menutupi dadanya.
“Sssttt, dengar, nggak?” Keynal meletakkan jari di bibirnya lalu menatap ke arah pintu.
Veranda mengikuti arah pandang Keynal dan menyipitkan matanya. “Mana, nggak ada? Ih, kamu ngigau, ya?”
“Kebakaran-kebakaran!” Veranda melotot mendengar suara minta tolong dari sang adik.
Hal itu sukses membuat Keynal menelan ludahnya. “Tuh kamu dengar, 'kan?”
“Oiya, SHINTA!”
Veranda segara memakai jubah tidurnya dan berlari ke arah pintu.
“Eh, Ve, tunggu!” Keynal yang ripuh malah di tinggalkan istrinya.
“Keynal, Ih kamu mah lelet, kayak dugong!” Veranda menahan tangganya saat hendak membuka pintu.
“Ya Allah, Ve, dalam keadaan panik kamu sempat sempat-sempatnya ngejek suami.”
Keynal menarik resleting celananya hingga membuat asetnya terjepit. Laki-laki itu mengaduh kesakitan, dia berguling ke di atas kasur dengan wajah memerah menahan rasa nyeri dan panas.
Veranda yang menyaksikan itu seketika berlari mendekati Keynal, suaminya itu tidak bergerak dalam polisi telungkup dan wajahnya tenggelam ke dalam kasur. Veranda yang panik mencoba membalikkan tubuh suaminya itu.
“Hap! Kena! Hayo mau kemana kamu?”
Keynal tiba-tiba melotot dan langsung menangkap Veranda. Keynal memeluk perut Veranda dan berhasil menjatuhkannya ke kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
VENALOVA (Crime, Drama, Thriller)
Mystery / Thriller2̳1̳+̳ ̳P̳e̳r̳m̳a̳i̳n̳a̳n̳ ̳g̳i̳l̳a̳ ̳s̳e̳o̳r̳a̳n̳g̳ ̳D̳e̳t̳e̳k̳t̳i̳f̳ ̳P̳o̳l̳i̳s̳i̳ ̳u̳n̳t̳u̳k̳ ̳m̳e̳m̳b̳a̳l̳a̳s̳ ̳d̳e̳n̳d̳a̳m̳.