2.7 - BERBADAN DUA

1K 294 190
                                    

Ve, ini aku bawain wedang jahe, dan minyak aromaterapi buat kamu.”

Tak ada jawaban. Yang tertangkap telinga hanyalah pusaran air yang jatuh memenuhi kloset.

Lama tidak ada suara, Keynal memilih mengistirahatkan bokongnya di tepian kasur. Beberapa kali, laki-laki itu bangkit, kemudian duduk kembali. Saking cemasnya dengan keadaan sang istri.

Ve, kamu nggak apa-apa, kan? Keynal mengetuk pintu kamar mandi. Namun, suasananya masih sama.

Beberapa kali terdengar bunyi truk pengangkut kayu gelondong, lewat depan rumah. Diikuti suara katak yang saling bersahutan seusai hujan.

Lima menit kemudian Veranda keluar kamar mandi, sembari menyerahkan testpack yang tersembunyi di balik punggungnya.

Keynal menerima benda mungil berbentuk stik itu dengan mata melotot, seakan tak percaya. Dua garis merah? Maksudnya, ka-kamu HAMIL!

Veranda mengangguk mantap. Senyum di bibir Keynal seketika mengembang. Lelaki itu merentangkan tangan, memeluk istrinya dengan mata berkaca-kaca.

Bagi Keynal, lahir, jatuh cinta, kemudian mati merupakan bagian kecil dalam hidup. Karena yang terpenting dari itu adalah berbagai ekspresi, dari semua momen yang telah mereka lewati berdua.

Tak lama polisi muda itu melepaskan dekapannya. “Aku mau video call Bunda. Bunda pasti senang, dengar kamu hamil cucu pertamanya.”

Keynal meraih ponsel, dan berjalan ke balkon kamar karena sinyal di sana lebih stabil. Beberapa menit kemudian, lelaki itu kembali menghampiri Veranda yang masih terpaku di tempat duduknya seperti mayat hidup.

Ve, kamu kenapa? Kok kayak lesu gitu?

Ditanya seperti itu Veranda hanya menatap Keynal tanpa ekspresi.

Gimana aku bisa tersenyum, Nal? Aku aja nggak tahu, ini beneran anak kamu atau bukan.

🤍🤍🤍🤍

Keesokannya harinya pasutri itu berkumpul di kediaman orang tua Veranda. Selesai menghadiri perjamuan dengan keluarga besar istrinya, Keynal pun berpamitan guna menyelesaikan tugasnya yang tak mungkin dia tunda.

Berbeda dari sebelumnya. Hari ini, Keynal memilih naik mobil karen paksaan Veranda. Lelaki itu pun segera menuju panti. Tiba di sana polisi itu langsung disambut oleh penjual gorengan.

Bagaimana, apa yang berkunjung ke panti hari ini?

Gaada sih Pak, cuma kemarin pas Bapak pergi ada mas-mas yang memfoto gadis-gadis di sekitar panti, aku juga liat orang itu mondar-mandir di sekitar Cafe Melati. Gadis penjual gorengan menunjuk tempat anak muda biasa nongkrong.

Ya sudah kalau gitu, Terima kasih, ya.”

Keynal kembali ke mobil istrinya, segera melesat menuju cafe. Ternyata pria yang dimaksud oleh gadis itu adalah Faresh, mantan teman sekamarnya yang gagal jadi polisi.

Tanpa basa-basi Keynal menyuruh Faresh naik ke mobilnya. Di tengah kemacetan lampu merah, polisi itu muda itu mulai menginterogasi Faresh yang duduk di sampingnya.

Namun, belum juga menjelaskan sesuatu, tiba-tiba ada pembunuh bayaran yang menyalip mobil Keynal, dan melubangi kepala Faresh dengan dua kali tembakan.

Keynal yang syok spontan menerobos lampu merah dan memburu motor pelaku yang terdiri dari dua orang. Polisi itu mengoperasikan kanan tangannya untuk memutar setir, sementara tangan kirinya bergerak cepat memeriksa denyut jantung Faresh yang tak lagi berdetak.

VENALOVA (Crime, Drama, Thriller)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang