“Keynal kemana, ya? Jangan-jangan dia ke kamar Shinta. Aku harus cepat ke sana, sebelum mimpi buruk itu benar-benar terjadi.”
“Astagfirullah!” Veranda berbalik dengan mata melotot saat mendapati Keynal yang sudah berdiri di belakangnya—sembari menikmati buah apel hijau di tangannya.
Bak seorang penyihir Keynal melakukan trik itu dengan sempurna. Veranda bahkan tidak menangkap suara apapun ketika Keynal membuka kulkas dan mengambil apel tersebut.
“Kenapa, Ve? Kok kaget gitu, kayak ngeliat hantu aja.” Keynal dengan santai kembali menggigit apel yang ada di tanganya.
“Eee, nggak apa-apa. Barusan, kamu lewat mana?”
“Hn.” Keynal mengerutkan kening mendengar pertanyaan itu. “Ya, lewat pintu lah, Ve, masa iya aku terjun dari plafon.”
Veranda cukup tertegun mendengarnya, pertanyaan macam bodoh apa yang baru saja dia lontarkan. Sementara itu Keynal perlahan mulai mendekati istrinya.
“Keynal, kamu, mau ngapain?” Veranda melangkah mundur. Ekor matanya bergerak memutar—mengikuti gerakan tangan Keynal.
Suaminya itu menaruh sisa apel di atas countertop, tampak di mata Veranda lekuk gigitan apel yang mulai berubah warna kuning keemasan. Keynal menyeringai lalu meraih sebilah pisau.
“Key-Keynal, stop!” guman Veranda dengan suara yang tertahan di kerongkongan.
“Kenapa, Ve. Apa kamu pikir, aku bakal menemui Shinta di kamarnya?” Veranda mendongak dengan rahang yang bergetar. Pipinya terasa beku ketika mata pisau yang itu runcing menempel di wajahnya.
“Tenang aja, Ve, aku nggak bakal nyakitin kamu, selama cinta itu masih ada.”
“Haaah!” Veranda akhirnya menghela napas lega. Satu- persatu jari Keynal mulai terbuka dan pisau itu terbanting ke tanah.
Namun, kejutan tak sampai di situ karena tanpa aba-aba Keynal langsung mengangkat tubuh Veranda, membuat sang istri refleks melingkar kedua kakinya dipungul Keynal—mengunci tubuhnya agar tidak terjatuh.
Keynal tersenyum dan mendaratkan bokong Veranda di atas meja pantry yang bersekat dinding kaca transparan. Tanpa babibu laki-laki itu segera menarik tengkuk leher Veranda dan menciumnya.
“Jangan disini!” Veranda mendorong dada Keynal dan melepaskan pangutan di bibirnya.
Keynal membelai wajah cantik istrinya dengan penuh kasih sayang, matanya menyiratkan ketulusan yang begitu mendalam. “Kenapa, Ve?”
“Aku takut, Shinta ngeliat kita.” Veranda menelan ludahnya saat Keynal mulal melepas mengait gespernya.
“Kamu tenang aja, barusan Shinta udah pamit mau mandi.” Mendengar fakta itu Veranda menjadi luluh dan langsung melingkarkan kedua tangannya leher sang suami. Keynal menurunkan celananya dan mereka pun melakukan ITU.
Tanpa disadari oleh Keynal dan Veranda, sedari tadi Shinta sudah berdiri di ambang pintu memperhatikan keduanya dengan bulir yang berderai membanjiri kedua pipinya.
Shinta yang kuasa menyaksikan pemandangan panas itu akhirnya berlari dan mengurung diri di dalam kamar.
🍒🍒🍒
“Pagi sayang!” Keynal pengecup pipi sang istri yang sudah berada di meja makan lebih dulu. Laki-laki itu menarik kursi duduk di sebelah Veranda dan berharap langsung dengan Shinta, selaku adik iparnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/263269431-288-k468057.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
VENALOVA (Crime, Drama, Thriller)
Mystery / Thriller2̳1̳+̳ ̳P̳e̳r̳m̳a̳i̳n̳a̳n̳ ̳g̳i̳l̳a̳ ̳s̳e̳o̳r̳a̳n̳g̳ ̳D̳e̳t̳e̳k̳t̳i̳f̳ ̳P̳o̳l̳i̳s̳i̳ ̳u̳n̳t̳u̳k̳ ̳m̳e̳m̳b̳a̳l̳a̳s̳ ̳d̳e̳n̳d̳a̳m̳.