Lebih baik menunggu orang yang tepat daripada bersama dengan orang yang salah.
Ketika Veranda menyakini, jika dia satu-satunya cinta di hidup Keynal. Semesta justru mematahkan harapan itu, seolah-olah mengulingkannya dari puncak gunung batok yang ada di depannya.
“Ve!” Keynal keluar dari kedai dan mendekati sang istri yang berada di depan mobil jeep.
“Apa benar, dulu, kamu pernah punya pacar?” Veranda menatap lurus tanpa menolehkan kepalanya.
Keynal mengangguk. “Jujur iya.”
Veranda merapatkan bibir, ekspresinya seketika masam. “Terus, kenapa kamu ga pernah cerita?”
Keynal menelan ludah seketika susah berbicara. “Aku cuma mau menjaga perasaan kamu aja.”
“Basi! Kita pulang sekarang.” Veranda berlalu pergi sambil membentur pundak kiri suaminya.
Setelah mereka pergi, Farez segera mengeluarkan smartphone keluaran terbarunya.
“Hallo, Pak, rencana anda berhasil, sepertinya Veranda sangat kecewa mendengar dan cerita saya.”
Di lain kota Endy menaikkan sebelah alis sambil tersenyum penuh misteri.
“Bagus, kamu pantau terus mereka. Sisa uangnya akan saya transfer.”
Panggilan diputus secara sepihak. Endy memutar kursi lalu bangkit menatap ke keluar jendela kantornya yang dibangun melengkung.
Masih seperti dulu, Veranda terlalu polos dan mudah terpengaruh omongan orang. Dengan cara ini, misi aku untuk menyingkirkan Keynal akan lebih mudah.
Setibanya di penginapan Veranda segera mengemasi pakaiannya. Keynal juga melalui hal sama, dia memasukkan kamera dan laptop kerjanya ke dalam ransel hitam sambil menunggu Veranda yang kini bertapa di kamar mandi.
Selesai mandi dan mengganti pakaian hangat mereka pun check out dari penginapan tersebut. Selama perjalanan pulang menuju bandara Veranda selalu mengabaikan Keynal yang dari sedari tadi mengajaknya bicara.
🍒🍒🍒
Empat jam kemudian, mereka tiba di rumah tanpa kurang suatu apapun.
“Assalamualaikum,” sapa Veranda sambil menyeret kopernya.
“Wa’aikumusalam-salam.” Dua sejoli bangkit dari sofa ruang tamu dan menyambut kedatangan si tuan rumah.
“Lho Shania, Boby, ayo silakan duduk!” Kedua tamu itu pun menempati posisi semula berhadapan Veranda dan Keynal yang duduk di sofa panggang dekat jendela. “Kalian, udah lama di sini?”
Gadis yang disapa Shania dengan cepat menggeleng. “Kita baru sampai, Kak.”
“Hn gitu, kok kalian cuma berdua, Shinta, mana?”
Veranda mencureng saat suaminya menanyakan keberadaan sang adik. Namun, Keynal cuek saja, sebab dia yakin Veranda masih ilfeel dengannya.
“Ada di belakang, barusan pamit bikin mau minuman,” tutur Shania sambil menggenggam tangan Aipda Boby, selaku kekasihnya.
Keynal yang menyaksikan kemesraan itu turut tersenyum. Sebenarnya ayah Keynal yang bernama Kevin Dirgantara memiliki empat istri dan tujuh orang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
VENALOVA (Crime, Drama, Thriller)
Mystery / Thriller2̳1̳+̳ ̳P̳e̳r̳m̳a̳i̳n̳a̳n̳ ̳g̳i̳l̳a̳ ̳s̳e̳o̳r̳a̳n̳g̳ ̳D̳e̳t̳e̳k̳t̳i̳f̳ ̳P̳o̳l̳i̳s̳i̳ ̳u̳n̳t̳u̳k̳ ̳m̳e̳m̳b̳a̳l̳a̳s̳ ̳d̳e̳n̳d̳a̳m̳.