Keynal menaruh minumannya. Kemudian menarik kursi untuk sang istri tercinta.
“Silakan duduk tuan putri.”
“Putri apa, Nal?”
“Putri duyung.”
Veranda tersenyum dan mencubit lengan kiri Keynal.
“Aw sakit, Yank.” Keynal bergerak memutari meja bundar di depan Veranda lalu duduk di hadapan istrinya.
Dari kejauhan empat orang gadis berseragam putih abu-abu, diam-diam mengarahkan ponselnya. Mereka merekam tingkah receh Venal sembari menahan tawa.
“Nal, ini kopi dan roti favorit kamu!” Veranda tersenyum seraya menggeser tumbler plastik berisi larutan kopi dan sebungkus roti ke hadapan Keynal.
“Makasih, Ve.”
Kopi yang masih mengepulkan uap panasnya itu tampak menggugah. Tampilnya sangat cantik. Dengan topping sirup karamel berbentuk jaring spiderman, yang seolah mengambang di atas busa susu berwarna putih.
Keynal mematahkan roti Chinnamon Roll-nya dan melahapnya dengan gigitan kecil. Bentuk roti yang melingkar. Ditambah taburan sebuk kayu manis di atasnya, sangat pas sebagai pendamping kopi di pagi hari.
Hari ini, Keynal tampak santai. Mengenakan sweater merah muda, celana chino, sneakers putih dan jam tangan rolex dengan lapisan kulit berwarna cokelat.
“Ve, itu apa?”
“Ini Olong Jelly Matcha. Harganya tadi barapa, ya? Lima puluh dua ribu kalau gak salah.”
Tak jauh beda dengan Keynal. Veranda juga menggunakan sweater warna pink, skinny jeans, serta sneakers putih dengan model slip on. Dan selama obrolan keduanya tampak kompak menonaktifkan ponsel masing-masing.
“Oowh, itu Olong?”
Keynal mengerutkan alis memperhatikan larutan teh hijau dengan topping jelly di tengah tutup cup plastiknya. “Itu green tea kali Ve, bukan Olong.”
“Gak ini Olong, orang di sini bacaanya Olong,” kekeh Veranda seraya mengangkat struk minumannya.
“Cobain, deh!” Veranda menancapkan sedotan lalu menyodorkan ke depan muka suaminya.
“Sedotannya masih pakai yang paper, ya.”
“Emangnya, kenapa?”
“Nggak apa-apa, Ve, aku lebih yang plastik. Sedotan kertas ini mudah memeleh dan putus-putus.”
Keynal mengapit sedotan dengan bibir lalu menyeruput sedikit teh hijaunya.
“Enak?” tanya Veranda begitu antusias.
“Iya.”
“Ada susunya gak?”
“Sedikit. Tapi rasanya mirip green tea latte loh.”
“Masa, sih?" Veranda menyedot esnya dan mengecap minuman itu dengan lidahnya. “Oh iya mirip. Tapi green tea latte itu susunya lebih kental, Nal.”
“Iya benar, yang Olong ini lebih cair. Dan rasanya, teh hijau banget.”
Laki-laki itu mengangkat tumbler plastik di depannya dan kembali menyeruput caramel macchiato favoritnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VENALOVA (Crime, Drama, Thriller)
Mistero / Thriller2̳1̳+̳ ̳P̳e̳r̳m̳a̳i̳n̳a̳n̳ ̳g̳i̳l̳a̳ ̳s̳e̳o̳r̳a̳n̳g̳ ̳D̳e̳t̳e̳k̳t̳i̳f̳ ̳P̳o̳l̳i̳s̳i̳ ̳u̳n̳t̳u̳k̳ ̳m̳e̳m̳b̳a̳l̳a̳s̳ ̳d̳e̳n̳d̳a̳m̳.