PART 47

1.1K 100 4
                                    

Terjebak dalam sebuah keheningan adalah sesuatu yang paling dibenci oleh Jisoo,namun justru itulah yang dialaminya sekarang.Semenjak Jin datang untuk menemuinya 3 jam yang lalu,mereka hanya diam tak ada yang mengeluarkan kata sama sekali.

Sementara Jisoo yang sibuk memikirkan keheningan yang ada,Jin justru sibuk memikirkan bagaimana cara mengatakan perpisahan tanpa menyakiti hati gadis manis itu.

Apakah perlu ku ajarkan satu hal,Jin Oppa?bagaimanapun caramu merangkai sebuah kata,tetap saja perpisahan adalah sebuah hal yang menyakitkan.

"Jadi kita hanya akan diam?"

Pertanyaan yang keluar dari bibir Jisoo membuat Jin menggaruk tengkuknya yang tak gatal ketika rasa gugup itu semakin mengepung dan menghimpitnya.Dirinya menoleh dengan pelan untuk menatap gadis yang sedang menunduk disampingnya itu.

Dengan pelan,tangan kekarnya ia bawa untuk menangkup kedua pipi cubby itu dan membawa wajah Jisoo untuk menatapnya.

"Mianhae,Jisoo-ah"

Singkat dan jelas.Jisoo mencoba mati-matian untuk tidak menangis berhubung dirinya sudah berjanji akan melepas Jin pergi tanpa sebuah air mata.Karena dirinya tahu,ini bukanlah keinginan mantan kekasihnya melainkan sang eomma.

"Aku gagal menjadi pria terbaik yang selalu kau dambakan.Aku gagal dan tidak bisa menepati janji untuk kita selalu bersama,melewati segalanya berdua.Dan aku tak bisa menepati janji untuk menikahimu"Ujar Jin yang tak dapat dipungkiri membuat pertahanan kokoh yang dibangun Jisoo runtuh begitu saja.

Jisoo terisak pelan kemudian memeluk Jin dengan begitu erat seakan ini adalah terakhir kalinya ia dapat melakukan hal ini kepada pria yang begitu dicintainya sampai detik ini,dan mungkin sampai nanti.

Tak hanya Jisoo,Jin juga meneteskan air matanya saat hatinya begitu sesak melihat Jisoo menangis sekarang,apalagi itu karena dirinya.

"Aku akan berangkat ke Inggris bersama yang lainnya untuk beberapa hari,jaga dirimu sengan baik"Ucap Jin,mencoba mengalihkan topik.

Jisoo mengangguk singkat,"Aku paham.Melupakanku memang butuh tempat dan waktu"

Jin membola kaget,bagaimana Jisoo bisa paham atas apa yang diucapkannya?

"Kau?"Lirihnya.

Jisoo tersenyum tipis lantas merenggangkan pelukannya pada tubuh Jin,"Mari saling melupakan!"Seru Jisoo dengan senyum yang sangat dipaksakan.

"Apa kita tak bisa berteman?"Tanya Jin dengan pelan.

Jisoo menggeleng,"Tidak bisa dan tidak mungkin bisa.Kau tahu kan oppa,berteman dengan seseorang yang telah merebut seluruh tempat dihati kita adalah sebuah kesalahan besar yang akan menciptkan luka yang sangat dalam.Dan tentu,aku tak bisa melakukannya"Jujur Jisoo pada Jin.

Jin merasakan seluruh nafasnya direnggut pakasa saat itu juga.Melupakan?sanggupkah Jin melakukannya?.

"Melupakan?apa aku bisa?"Tanya Jin pada dirinya sendiri.

Jisoo tertawa pelan,"Bisa,kau pasti bisa.Mari saling melupakan dengan baik!"Ucap Jisoo pada Jin.

Jin terdiam sebentar.Lalu entah dorongan apa,dirinya mencium bibir mungil itu dengan lembut.Menyalurkan semua yang dirasakannya sekarang.

Jisoo tak ingin munafik dan mengabaikan ciuman itu.Dirinya memejamkan matanya lantas membalas ciuman yang terakhir mereka.Dengan sesekali air mata yang meluncur bebas dari mata keduanya.

🍀🍀🍀

Rasanya sangat aneh bukan melupakan seseorang yang bahkan telah menemanimu dari titik terendah hingga sekarang?.Itulah yang saat ini dirasakan Jisoo.

Mencoba terlihat baik-baik saja adalah sebuah hal yang mustahil dilakukannya sekarang.Bahkan berfikir untuk menjalin hubungan dengan pria lain pun tak pernah terlintas dibenaknya.

Secinta itu dia dengan Jin.

"Sakit sekali"

Ucapan lirih itu terdengar sangat pelan dan menyayat hati siapa saja yang mendengarnya.Di tambah tatapan kosongnya yang seolah memberi isyarat putus asa itu terlihat begitu menyedihkan.

Bahkan langit malam pun sepertinya ikut menangis bersamanya.Rintihan dan gemuruh petir yang bersahutan diluar sana semakin membuat suasana bertambah dramatis.

"Bodoh sekali berfikir kita akan terus bersama hingga akhirnya menikah"Jisoo berdecih pelan menatap langit malam yang sedang tak bagus.

"Berhenti berhalu,Jisoo"

Dan ucapan itu adalah ultimatum terakhir Jisoo sebelum kesadarannya menghilang akibat obat tidur yang tampaknya mulai merangsang masuk kedalam otaknya.

Sekarang,semuanya telah berakhir.Menyisahkan ribuan kenangan yang tak akan pernah dapat Jisoo lupakan sekeras apapun ia mencoba.

Mungkin memang benar,bahwa tak selamanya kisah cinta yang dimulai dengan awal yang manis juga akan berakhir dengan manis.

Sama seperti kisah cinta Romeo & Juliet.
















































pendek dulu yah ciww

TBC.

SECRET IDOLS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang