Part 32

1.1K 97 8
                                    

Dentingan sendok dan garpu menjadi latar dalam suasana hening yang sedang menyelimuti keempat orang yang sedang berkumpul dalam sebuah meja panjang,tanpa satupun kata yang keluar dari mulut mereka.

Suasana yang begitu aneh memang,mengingat hari sebelumnya ketika mereka berkumpul seperti ini ada banyak sekali cerita yang terspaikan berhubung keempatnya yang jarang bertemu.

"So?kalian sudah memutuskannya?"

Atensi ketiganya kini menatap kearah kursi paling tengah tempat dimana pria paruh baya yang sedang menatap mereka seolah meminta jawaban atas pertanyaannya tadi.

"Saya izin menjawab"

Acungan tangan sopan itu di keluarkan oleh anak tertua yang memang sudah menjadi kebiasaan dikeluarga mereka saat akan menjawab sesuatu kepada yang lebih tua.

Pria paruh baya itu tersenyum tipis dengan anggukan kecil tanda menyetujui dan mengizinkan putra sulungnya itu untuk menjawab setelah beberapa menit semuanya diam.

Sang sulung mengangguk lalu berdiri,tubuhnya ia bungkukkan hormat sebelum memulai pembicaraan.

"Sebelumnya,saya ingin meminta maaf jika nantinya ucapan saya sedikit menyinggung Appa ataupun Uncle,tapi ini adalah sesuatu yang benar-benar terlintas dipikiran saya.."Ucapnya yang mendapat anggukan mengerti dari Appa serta Unclenya itu.

Menghela nafas pelan,ia melirik adiknya yang tampak bosan dihadapannya itu.Dirinya terkikik pelan kemudian kembali menampakkan wajah seriusnya menatap kedua pria yang jauh lebih tua darinya.

"Saya tidak setuju dengan kehendak Appa dan Uncle yang ingin memindahkan seluruh tanggung jawab perusahaan kepada Jin.Tidak,saya bukannya iri atau apapun itu.Tapi saya merasa bahwa ini bukan saatnya untuk dia mengemban kewajiban yang besar seperti ini dengan sikap bayi-nya itu--"

"Yak hyeong!apa-apaan,aku sudah besar!"

Tawa ketiga pria lainnya meledak mendengar ucapan sarkas itu namun terdengar menggelikan bagi mereka.

"Lihat?sikap bayi-nya itu sangat-sangat belum bisa memimpin perusahaan besar Appa,apalagi memimpin dunia gelap milikmu Uncle..."

Kerutan pada dahi Jin tercetak jelas saat mendengar untaian kalimat terakhir dari kakaknya.Tangannya ia angkat untuk meminta izin memotong pembicaraan.

Ketiganya mengangguk saja melihat itu karena penasaran apa yang akan ditanyakan atau disampaikan oleh bayi besar itu.

Jin membungkuk sebentar,"Aku ingin bertanya serius,apa maksud hyeong dengan dunia gelap uncle?maksudnya uncle itu hidup tanpa penerangan?uncle tidak ada uang untuk bayar listrik hingga harus hidup dalam kegelapan?"

Ledak tawa besar terdengar dari ketiganya ketika mendengar celutukan konyol yang keluar dari mulut Jin yang kini menatap mereka bingung.

"Sialan malah tertawa,ck!cepat jawab hey!"

Okay,ini sirine tidak baik karena bayi besar itu akan segera mengamuk.Oh iya,jangan heran dengan cara bicara Jin yang terdengar santai di bandingkan kakaknya yang penuh wibawa,karena anak itu memang selalu seenaknya sejak dulu.

"08 Januari,tahun depan.Kau datanglah ke Busan dan temui Uncle di resort terpencil kita,dan pertanyaanmu akan Uncle jawab disana.."

Jin mengangguk mengerti,"Eh,tapi aku tidak berjanji.Mungkin jadwalku padat saat itu.."Ucap Jin yang di balas kekehan kecil dari sang Uncle.

"Terserah kau datang atau tidak,tapi uncle hanya punya waktu meladeni Bayi saat itu saja.."

Jin melempar kentang kearah Uncle-nya itu dengan kekesalan luar biasa,"Jangan memanggilku bayi!aku sudah besar!"Teriaknya lalu segera naik meninggalkan semua yang sedang tertawa melihat kelakuan Jin.

SECRET IDOLS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang