MFF 28

4.3K 233 15
                                        

Anna mengikuti mata kuliah ini dengan lesu, raganya memang berada di dalam ruangan itu tapi jiwa dan pikirannya tak berada disana.

"Anna!" Anna tergagap karena teriakan Mr.Paul.

"Ya, Sir ?"

"Kau sedang melamun di dalam kelasku ?!"

"I'm sorry, Sir. Badanku sedikit tidak enak."

"Baiklah kau begitu pergilah ke ruang kesehatan."

"Ya, Sir." Anna segera merapikan buku-bukunya dan pergi ke ruang kesehatan.

Sesampainya di ruang kesehatan Anna langsung berbaring di atas brankar, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada Rein agar ke apartemennya nanti, setelah itu dia memejamkan matanya, pikirannya kembali melayang-layang sampai akhirnya sebuah suara mengintrupsinya.

"An," Suara itu datang seiring terbukanya tirai pembatas.

Ann lengsung mengubah posisinya menjadi duduk . "Hai, Cath."

Catherine duduk di pinggir brankar. "Kalau kau sakit seharusnya kau ijin dulu."

"Aku hanya butuh istirahat sebentar."

"Ini,"Catherine memberikan sekotak susu dan sebuah roti. "Makanlah, aku pergi dulu karena sebentar lagi akan ada kelas."

Anna mengangguk. "Baiklah."

Setelah Catherine pergi, tak lama kemudian pintu ruang kesehatan kembali dibuka. Anna menatap bingung seseorang yang baru masuk tersebut, orang terbut masih belum menyadari kehadiran Anna disana.

"Kevin." Kevin sedikit terkejut mendengar seseorang yang memanggilnya karena dia pikir ruangan ini sedang kosong.

"Oh, hai An." Sapanya.

"Ya Tuhan, kenapa dengan wajahmu ?" tanya Anna yang melihat wajah Kevin berwarna biru seperti habis dipukuli.

Anna berjalan mendekati Kevin dan menyentuh lukanya, Kevin meringis sakit saat Anna menyentuh lukanya. "Siapa yang melakukan ini padamu ?"

"Hanya seorang pembenci." Jawabnya jujur.

Sebenarnya yang memukulnya adalah kekasih baru Katty. Ya, perempuan itu sudah memiliki kekasih baru, bahkan belum ada sebulan sejak mereka putus.

"Kemarilah, duduk disini." Anna menyuruh Kevin duduk dikursi sedangkan dia mengambil kotak obat. Dia mengobati Kevin dengan telaten.
Mata Kevin tak berkedip sama sekali melihat Anna yang dengan telaten mengobati luka-lukanya.

"Kenapa penyesalan selalu datang diakhir ?" gumamnya tanpa sadar.

Anna yang mendengar itu langsung menghentikan kegiatannya. "Selesai." Anna membereskan kotak obatnya.

"An," Anna menoleh. "Apa kau bahagia ?" Anna hanya menjawab dengan mengangguk.

"Kau lebih bahagia saat bersamaku atau bersamanya ?"

"Kau ingin jawaban jujur atau bohong ?"

"Bohong."

"Aku lebih bahagia saat denganmu." Kevin mengangguk paham.

***

Sore ini Anna kembali pulang ke apartemennya setelah beberapa hari menginap di rumah daddynya, sesampainya di rumah dia langsung mandi dan setelah itu berkutat di dapur untuk membuat makan malam. Pintu terdengar di buka, sebuah tangan melingkar di perutnya.

"Bagaimana keadaanmu ? Ku dengar dari Catherine kau tidak mengikuti pelajaran karena sakit ?"

"Aku baik-baik saja."

MY FRIEND'S FATHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang