MFF 37

4.3K 230 36
                                        

Rein membawa Anna ke hotel tempatnya menginap sebelum kembali ke New York besok. Sesampainya di kamar Rein meletakkan barang-barang Anna di meja, sedangkan Anna hanya berdiri di balkon sambil memandangi pemandangan di luar gedung hotel, tiba-tiba sepadang tangan memeluk pinggangnya erat serambi mengelus perutnya yang sudah sedikit menonjol.

"Aku sangat merindukanmu..."

Anna tersenyum tipis mendengar bisikan itu, tangannya terangkat untuk memegang pipi Rein yang ada dibahunya. "Aku juga sangat merindukanmu." Balasnya.

Hening.

Tak ada lagi percakapan diantara mereka. Anna memejamkan matanya kala bibir Rein menyusuri leher hingga tulang selangkanya, meninggalkan jejak keunguan disana.

"Umm..." tangan Anna meremas pagar pembatas.

"Aku sangat merindukanmu." Anna tersenyum nakal, ia tau betul makna dari kata-kata tersebut.

Ia lekas berbalik dan langsung mencium bibir Rein dengan agresif, Rein pun tak kalah agresifnya membalas ciuman Anna. Dengan perlahan Rein mendorong tubuh Anna agar masuk ke dalam kamar kemudian membaringkan tubuhnya diranjang.

"Ahh..." Desahan keluar dari bibirnya kala tangan kokoh Rein menjamah payudaranya dan memainkan putingya.

Rein mulai melucuti pakaian Anna hingga telanjang bulat, lalu dia melucuti pakaiannya sendiri hingga menampilkan otot-otot kekarnya yang tertutupi banyak tatto. Tangan Anna terulur untuk menyentuk perut sixpack Rein yang terlihat sangat menggoda. Ah, Rein benar-benar sangat pandai menjaga bentuk tubuhnya, terbukti diusianya yang sudah memasuki kepala empat badannya tetap terlihat atletis.

Tubuh Rein menunduk untuk menghisap payudara Anna, tangannya pun tak tinggal diam, turun kebawah dan membelai kewanitaan Anna yang sudah basah. Suara desahan tak henti-hentinya keluar dari bibir Anna saat jari-jari itu mengoyak inti tubuhnya. Dadanya naik turun, nafasnya memburu setelah pelepasannya datang.

Rein tersenyum miring melihat Anna yang terengah-tengah seperti itu.

Setelah Anna bisa mengatur nafasnya, kini giliran dia yang akan memuaskan Rein. Rein yang tau maksud Anna langsung menyandarkan punggungnya dikepala ranjang, desahan keluar dari bibirnya saat mulut basah Anna menelan seluruh kejantananya. Tak hanya itu, Anna juga mengocoknya dengan cepat lalu kembali menelannya, menghisapnya, membuat Rein begitu sangat frustasi. Ketika dia merasakan gelombang itu akan segera datang, dia buru-buru melepaskan kejantanannya dari mulut Anna dan langsung membalik posisi mereka.

"Aku tidak ingin keluar di dalam mulutmu, sayang."

Dan tanpa aba-aba Rein langsung memasukkan kejantananya kedalam liang surgawi milik Anna, memompanya dengan begitu keras. Oh, berapa lama mereka tidak melakukannya ? Ini begitu sangat nikmat...

Lolongan panjang keluar dari bibir keduanya saat gelombang itu datang, Rein langsung ambruk di atas tubuh Anna dan kembali mencium bibir kekasihnya itu sebelum berguling ke samping.

"Istirahatlah, besok kita kembali." Rein menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua.

"Rein."

"Ya ?"

Anna mengambil tangan Rein dan menjadikan lengan kokohnya sebagai bantal, dia merapatkan tubuhnya ke Rein.

"Aku takut." Lirihnya.

"Apa yang membuatmu takut ?"

"Keluarga kita. Apa keluarga kita akan menyetujui hubungan kita ?"

Rein mengelus punggung telanjang Anna. "Mereka harus merestui hubungan kita."

"Tapi bagaimana jika Daddy dan Mommyku-"

MY FRIEND'S FATHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang