MFF 6

5.9K 308 12
                                        

"Kenapa tiba-tiba kau ingin pergi berlibur, An ?"

Anna yang tengah merapikan pakaiannya ke dalam koper langsung menatap daddynya. "Hanya ingin saja, Dad. Lagi pula apa yang akan aku lakukan jika di rumah saja, paling juga hanya nonton film dan tidur."

"Berapa lama kau pergi ?"

Anna mengendikkan bahunya. "Entah, mungkin lima hari atau satu minggu. Atu tidak tau."

Anna menutup kopernya dan bersiap untuk pergi ke rumah Catherine. "Aku pergi dulu, Dad."

"Mau Daddy antar ?"

"Baiklah."

Eddie pun mengantar putrinya ke mansion Catherine.

"Jaga dirimu baik-baik. Mengerti ?" pesan Eddie.

"Iya, Dad. Aku masuk dulu."

Ketika Anna hendak masuk, Rein keluar dan langsung menyapa Eddie.

"Hai Mr.Wellez." sapa Rein.

"Oh hai Mr.Robinson." jawab Eddie.

Rein yang melihat Eddie hendak masuk ke dalam mobil langsung bertanya. "Kenapa buru-buru sekali, mau kemana kau ?"

"Ada pekerjaan yang harus ku lakukan. Aku titip putriku Mr.Robinson."

"Tentu, aku akan menjaganya."

Eddie tersenyum. "Baiklah terima kasih." Eddie beralih menatap Anna. "Jaga diri baik-baik. Daddy pergi dulu."

"Iya, hati-hati."

Mobil yang di kendarai Eddie pun meninggalkan halaman mansion keluarga Robinson.

"Masuklah, An. Mari ku bantu membawa kopermu."

"Tidak usah Mr.Robinson, aku bisa sendiri."

"Baiklah."

Anna mulai mengangkat koper besarnya dengan kesusahan, bahkan dia hampir jatuh.

"Aaakkkhhh."

Untunglah Rein sigap menangkapnya. "Sudah ku bilang biar aku saja, kau tidak mau menurut."

Anna pun hanya meringis dan membiarkan Rein mengangkat kopernya ke lantai dua. Sesampainya di kamar putrinya, dia langsung meletakkan koper besar milik Anna di samping nakas.

"Tunggulah sebentar, Catherine sedang mandi."

"Ya, Mr.Robinson."

"Baiklah aku pergi dulu, aku akan mengepaki barangku." Anna pun hanya mengangguk, setelah itu Rein meninggalkan kamar tersebut.
Anna merebahkan tubuhnya di ranjang, matanya menatap langit-langit kamar. Tanpa sadar air matanya mengalir. Kenapa ini terjadi padanya ? Rasanya kepalanya mau pecah memikirkan ini semua. Ketika pintu kamar mandi terbuka, Anna segera menghapus air matanya.

"Kau sudah datang."

"Hmm."

Catherine duduk di depan meja riasnya untuk mengeringkan rambutnya dengan hairdryer.

"Jam berapa nanti kita berangkat ?" tanya Anna.

"Jam 10 malam nanti." Jawab Catherine dan Anna pun hanya ber-oh saja.

"Oh ya ngomong-ngomong kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran ?" tanya Catherine.

Anna menarik nafasnya dalam-dalam, air matanya pun mulai menggenang di pelupuk matanya. Catherine yang melihat itu langsung menghampiri Anna.

"Hei, ada apa ? Kau ada masalah ?"

Air mata Anna mulai jatuh membasahi pipinya. "Kevin..."

"Ada apa dengannya ?"

MY FRIEND'S FATHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang