Bulu mata lentik itu mulai bergerak dan perlahan kelopak matanya mulai terbuka, menyesuaikan pengelihatannya yang sedikit buram. Hal pertama yang dia lihat adalah wajah damai Rein dalam tidurnya, matanya juga melihat tangan kiri Rein yang menjadi bantalan tidurnya. Kedua sudut bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman tulus, sebelah tangannya terangkat untuk mengelus pipi dan dagu Rein yang ditumbuhi jambang.
Dia merubah posisinya menghadap langit-langit kamar, ingatannya kembali memutar memori-memori kejadiam tadi malam yang mereka lalui. Ya Tuhan dia ingin menjerit sekarang juga. Dia sungguh malu jika mengingat betapa agresifnya mereka berdua tadi malam.
"Apa yang kau pikirkan sweetheart ?"
Anna seperti dibawa paksa ke dunia nyata, dia langsung menatap Rein yang sudah terbangun. "Apa ?"
"Kenapa kau senyum-senyum sendiri ?" tanyanya dengan suara khas bangun tidur.
Dia tersenyum, menampilkan deretan giginya. "Ah, tidak. Aku tidak sedang memikirkan apa-apa."
"Sungguh ?" Anna mengangguk mengiyakan. Matanya beralih menatap tubuh telanjangnya yang berbalut selimut.
"Kemarilah."
Rein kembali membawanya ke dalam pelukannya, meletakkan wajahnya diantara dada Anna. Anna hanya mengelus rambut Rein dengan sayang.
"Tidurlah jika kau masih mengantuk." Tuturnya.
"Tidak, aku hanyak ingin berada dipelukanmu." Anna hanya terkikik mendengarnya.
Anna melepaskan pelukan Rein. "Tidurlah aku akan ke kamar mandi." Anna pun beranjak dari tempat tidur, tapi dia langsung meringis sakit ketika merasakan inti tubuhnya sangat nyeri.
Rein langsung memegang bahu Anna. "Ada apa ? Apa masih sakit ?"
Anna menggeleng, "Tidak, hanya nyeri sedikit."
Wajah Rein berubah sendu, "Maaf, aku menyakitimu ya ?"
Lagi-lagi Anna tersenyum, dia menggeleng. "Tidak, Rein, aku tidak apa-apa."
"Sungguh ?" tanyanya memastikan.
Anna mengangguk yakin, "Sungguh. Kalau begitu aku ke kamar mandi dulu." Rein pun mengangguk. Anna mengambil handuk dan memeilitkannya ditubuhnya lalu masuk ke kamar mandi.
Di kamar mandi Anna memandangi penampilannya lewat kaca westafel. Dia memejamkan matanya dan menyentuh bibirnya, mengingat kembali bagaimana Rein mencium bibirnya dengan ganas. Beralih ke leher dan dadanya yang terdapat banyak bercak merah keunguan hasil karya Rein, dia sangat ingat bagaimana Rein menciumi tubuhnya tanpa jeda seolah-olah dia tidak akan pernah menciumi tubuhnya lagi. Dan terakhir dia menyentuh inti tubuhnya dan memorinya memutar kembali saat-saat mereka tengah menyatu, mendesah dan saling memeluk satu sama lain.
Bagaimana bisa rasanya senikmat itu ? Rasa inikah yang membuat Kevin penasaran dan memilih meninggalkannya ? Rasanya benar-benar membuatnya bagai terbang ke langit ke tujuh. Apalagi Rein melakukannya dengan lembut dan berulang kali bahkan hingga hari menjelang subuh. Ah... memori itu tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.
Matanya kembali terbuka, dia langsung mencuci mukanya dan keluar dari kamar mandi. Diatas ranjang Rein yang hanya memandang ke arah balkon langsung menatap Anna yang baru keluar dari tempat tidur. Jakun Rein langsung naik turun ketika melihat Anna yang sedang telanjang berjalan ke arahnya, dia naik ke atas ranjang dan duduk di pangkuannya.
"A-da a-pa ?" tanya Rein gugup.
Shit! Kenapa dia menjadi gugup ? Padahal ini bukan pertama kalinya dia melihat wanita telanjang di hadapannya. Matanya turun ke arah leher dan dada Anna yang dipenuhi oleh bekas ciumannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY FRIEND'S FATHER
RomansaPerceraian kedua orang tuanya membuat hidup Anastasia Wellez (19) hancur. Belum kering luka dari perceraian kedua orang tuanya kini ditambah lagi kenyataan bahwa kekasihnya Kevin Gross (20) berselingkuh dengan musuh bebuyutan sahabatnya yaitu Katty...