Terkadang kita sebagai manusia tidak boleh seraka atas apa yang kita miliki dan harus ikhlas atas apa yang kita jalani.
Leszahra - Sabrina Azzahra
Gimana, udah siap?
Aku saranin, halusinasi kalian jgn berkeliaran di part ini yaHappy Reading
Salam sayang Leszahra.
.
.
.Aku melihat jam dinding berwarna putih polos sudah menunjukan pukul empat pagi, kebetulan ini hari Kamis jadi aku langsung bangun untuk melaksanakan sholat tahajjud dan juga sahur untuk menjalankan sunah yang selaluku jaga dari aku masih di bangku Sekolah Menengah Atas.
Setelah aku ke kamar mandi mensucikan, aku langsung mengambil mukenah dan bergegas melaksanakan sholat sunah dua rakaat itu. Rakaat demi rakaat ku lalui secara khusuk dan khitmat, setiap bacaan ku nikmati dan ku pahami, tak ada yang ku sia-siakan setiap gerakan sholatku, sebab inilah caraku untuk berkomunikasi dengan Sang Khaliq.
Aku melipat mukenah yang baru saja aku pakai untuk sholat, masih ada setengah jam lagi kesempatanku untuk sahur.
Mas ....
Betapah terkejutnya aku saat berjalan melewati kamar Mbak Nadin dan mendengar suara itu.Allah.
Wajburni yaa Jabbar.
Tanpa sengaja aku meneteskan air mata, aku memejamkan mata menahan sesak di ulu ini dan menutup telingamu, sebegitu dekatkah mereka? Setelah makan malam tadi malam lalu mereka lanjut dengan sunnahnya?
Allah, Wajburni Ya Jabbar.
Hati ini terus melirihkan kata-kata itu. Haruskah aku selalu mendengar suara itu? Suara desis-desisan, suara kesakitan yang selalu membuat hati ini pilu.
Wajburni Ya Jabbar.
Ya Allah, aku bukan seperti Aisyah binti Abu Bakar yang sanggup cintanya dibagi meskipun ia menjadi istri kesayangan Nabi. Aku hanyalah wanita akhir zaman yang terjebak kisah yang sama dengan Syaidina Aisyah.
Air mataku terus bertumpah, sebegitu dekatkah hubungan mereka?
Lagi-lagi perkataan itu yang terlints di kepalaku.
Aku iri kepada Mbak Nadin yang telah menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri yang utuh, sedangkan aku? Mas Azzam tidak berani menyentuhku lebih dengan alasan belum siap karena aku masih kuliah.
Allah, sakitnya sangat terasa.
Allah ....
Aku menjatuhkan kepalaku diatas meja makan menuangkan semua unek-unekku.
Terkadang aku berfikir, apa iya Mas Azzam belum siap kepada ku tetapi telah siap kepada Mbak Nadin?
Apa Mas Azzam adil secara lahir batin?
Dadaku seakan dihantam ribuan tinju yang mematikan, aku tau itu Sunnah dan jika aku ikhlas surga di depan mataku, tetapi wanita mana yang tak sakit hati jika setiap ia terbangun selalu mendengar suara-suara yang menyakitkan hati.
Apa Mas Azzam tidak tertarik kepadaku?
Astaghfirullah, aku menggelengkan kepala lalu mengelap pipiku yang basah.
Sakitku tidak bisa diucapkan dengan tulisan dan perkataan, hanya air mata yang mewakili dan itu cukup puas bagiku.
Aku mengambil handphone yang ada di baju tidur lalu memasang headset di telinga ku, seperti biasa aku selalu mendengarkan mmurottal-murottal melalui gawai pintar itu dari pada hati ini terus-terusan sakit nantinya dan menjadi penyakit hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sebuah Rasa (End)
Romance#1-Mendua (03 Desember 2021) # 3-Religi ( 06 Januari 2022) Semua orang pasti mendambakan pernikahan yang bahagia tanpa ada gangguan apapun di dalam. Sabhrina Azzahra, gadis yang harus menikah ketika umurnya menginjak 21 tahun namun siapa sangkah d...