Assalamualaikum, halo temen2 apa kabarnya?
Alhamdulillah, aku seneng banget tiba2 lapak ku rame /huhu terharu
Padahal baru aku tinggal belum ada 3hri udah pecah 300 😭
Thanks gaes udah mau baca cerita ku <3Urang mau nanya dong
Dapet cerita ini dari mana?
Sampai sekarang masih nyaman sama jalan ceritanya gak?
Udah follow aku?
Dah vote?
Udah komen?
Udah share ke temen2 nya?
Kalau belum yok bisa yokHappy Reading <3
.
.
."Pada dasarnya menerapkan kata 'ikhlas' itu jauh lebih sulit dibanding mengucapkan kata itu sendiri."
-Sabhrina Azzahra-
Tangan lembut milik Salma mengompres dengan telaten kening sang adik Ipar, setelah kejadian di kamar mandi tersebut Salma langsung membawa Sabhrina pulang --- ke rumah orang tua Sabhrina --- karena melihat kondisi wanita itu yang ngedrop.
Terserah kalian mau menganggapnya lebay atau bagaimana, tetapi entah mengapa hatinya yang sakit mendadak seluruh tubuhnya menjadi nyeri dan tak bertenaga untuk ngapa-ngapain, sekedar mengedipkan mata saja rasanya berat sekali masih untung bernapas tidak malas.
"Kenapa dia?" Terdengar suara laki-laki dari arah pintu mengkagetkan Salma yang tengah serius dalam kerjanya.
Salma menoleh ke arah pintu mendapati sang suami menyipitkan mata melihat kondisi Sabhrina.
"Hhh ... bisalah." Hanya satu kata itu yang mampu Salma ucapkan, ia yakin suaminya itu paham maksudnya.
Seketika pandangan Adit menjadi tajam menatap sang adik yang tengah berbaring di atas kasur seperti itu, seperti iba, miris, sedih, marah dan kecewa.
Ia mendekat ke Sabhrina yang masih memejamkan mata indah nan menenangkan untuk dipandang itu, kemudian Adit menjongkokkan badan tepat di samping sang adik.
"Udah mas bilang, kalau kamu enggak kuat boleh mundur, jangan dipaksa gini yang ada kamunya sendiri tersiksa."
Digenggamnya tangan mungil yang lemas itu dengan erat, kemudian tangan yang lain mengelus surai sang adik dengan lembut.
Salma yang melihat itu tak sampai hati, ia paham betul bagaimana perasaan suaminya melihat kondisi wanita kesayangannya seperti itu.
Untungnya Salma bukan tipe manusia yang terlalu overthinking kepada suami, sehingga melihat suami dekat dengan adik ia bisa cemburu buta. Alhamdulillah, ia wanita yang paham kondisi dan cemburu ia tempatkan di tempat yang benar, sebab ia yakin suaminya ini tidak akan pernah menghianati kepercayaannya.
"Kamu terlalu memforsirkan diri." Dikecup tangan yang tak berdaya itu. Tangan yang selalu menjambak rambutnya ketika wanita itu geram atau emosi.
"Mas ...." Adit menoleh ke belakang saat merasakan tangan sang Istri menyentuh pundaknya. " ... dia belum makan dari tadi siang, coba kamu bangunin."
Hati Adit benar-benar sakit, ia tak tahu permasalahan apa yang saat ini menimpa rumah tangga sang adik, tetapi sepertinya ini sangat besar melihat gadisnya sampai ngedrop seperti ini.
"Sabh ... Sabhrina ...." Di tepuk perlahan pipi mulus kemerah-merahan itu.
"Ayo makan sebentar, siap itu tidur lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sebuah Rasa (End)
Romance#1-Mendua (03 Desember 2021) # 3-Religi ( 06 Januari 2022) Semua orang pasti mendambakan pernikahan yang bahagia tanpa ada gangguan apapun di dalam. Sabhrina Azzahra, gadis yang harus menikah ketika umurnya menginjak 21 tahun namun siapa sangkah d...