part 8 (spesial part)

2.1K 159 47
                                    

Halo temen2 bagaimana kabar?

Jangan lupa vote dan komen ya

Dan juga share ke temen2 nya biar enak aku update dan mood ku bagus buat nulis

Yok yng mau julid sini sayang, aku suka kalian yng julid /ketawa julid

Kalian tuh kenapa pada sula Sabhrina jadi jandes sih? Kan kasihan dia harus pisah ke Azzam 😅😭

Happy Reading

.
.
.

"Kisah ini udah yang terbaik menurut Allah, Dia mau lihat seberapa hebat kita merayu-Nya disaat seperti ini."

Azzam Al-khalish

𖧹⸻⿻̸̣⃕͜𖠚ꪴ〬☕

  Azzam menjatuhkan tubuh diatas kasur kesayangannya. Ia menutupi wajah menggunakan lengan berototnya yang biasa menjadi tempat Sabhrina tidur atau sekedar menempel, meski begitu Azzam tidak keberatan malahan ia suka jika Sabhrina semakin dekat dengannya dibanding Sabhrina yang menjauh seperti sekarang.

  Pikirannya benar-benar menjadi buncah saat ini, sudah seperti akar serabut ; bercabang kemana-mana.

  "Mas  ...."

  Azzam menggeserkan lengan di wajahnya lalu irisnya menatap sang istri kedua berjalan mendekat, dapat ia rasakan tubuh wanita itu mendarat di kasur yang ia tidurin.

  "Dia masih enggak mau pulang, ya?"

  Azzam menarik napas gusar saat mendengar pertanyaan dari Nadin, hatinya benar-benar sakit mengingat kejadian Sabhrina berdua dengan Ali. Padahal Sabhrina sudah mengatakan jika mereka pergi bertiga dengan Salma namun tetap saja ia masih tidak terima ketika melihat Sabhrina tadi dengan Ali apalagi tumben-tumbennya gadis itu tidak memberinya kabar kalau hendak pergi keluar, biasanya Sabhrina selalu mengabari Azzam terutama jika dalam bepergian tersebut ada laki-laki meski hanya satu orang ia tetap meminta izin dari sang suami, katanya supaya tidak terjadi fitnah dan ridho-nya dapet.

  Nadin membelai lembut rambut sang suami dan sedikit memberi pijatan di sana ia paham betul jika saat ini lelaki itu sedang tidak baik-baik saja apalagi mengetahui Sabhrina tidak mau pulang sudah beberapa hari, tanpa Azzam katakan pun Nadin tahu jika lelaki itu begitu mencintai Sabhrin mau bagaimana lagi memang itu kenyataannya ia untuk saat ini hanya bisa mengalah demi kedamaian bersama. Meskipun tidak ada kata damai sampai saat ini.

  "Aku paham perasaan kamu, perasaan Sabhrina, apalagi umur dia masih labil, Mas."

  Azzam tak menjawab ia hanya mendengarkan perkataan Nadin sambil menikmati pergerakan tangan wanita itu di kepalanya.

  "Ini pasti gara-gara aku, ya? Karena udah nikah sama kamu?"

  Yang tadinya Azzam memejamkan matanya mendadak lelaki itu langsung membuka matanya kemudian menatap wajah Nadin datar.

  "Disini tidak ada yang salah, baik kamu ataupun Sabhrina. Ini udah yang terbaik menurut Allah, Dia mau lihat seberapa hebat kita merayu-Nya disaat seperti ini."

  Kemudian Azzam mengubah posisi menjadi duduk dan menghadap ke arah Nadin.

  "Mau tau kenapa rumah tangga kita serumit ini? Ini adalah kesalahan kepala keluarga kalian yang mengambil keputusan tanpa memikirkan pihak lain, mengambil keputusan secara sepihak dan egois. Maaf ya, karena melibatkan kamu kedalam masalah ini?"

Tentang Sebuah Rasa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang