Halo, siap untuk part ini?
Jangan lupa vote, komen dan share ya
Jangan lupa masukan perpus juga
Bantu promo di sosmed kalian dong
Maaf ya kalau banyak typo soalnya siap nulis lgsg up tanpa revisi ^^
Ambil baiknya, buang buruknya
Happy reading <3
.
.
.Mataku menatap buah hatiku yang kini masih terpejam pulas dengan beberapa selang di tubuhnya. Hatiku sebenarnya tak sanggup melihat ini, setelah dikabarkan kritis kemarin sekarang kondisinya mulai membaik akibat donor darah yang dilakukan tepat waktu, tidak terbayang bagiku jika kemarin kami telat dapat pendonor.
Allahu'alam.
Namun, ada sedikit rasa yang mengganjal di dada ketika Mas Azzam mengetahui jika Ayesha adalah anak kandungnya apalagi yang katanya dia hendak mengambil hak asuh Ayesha dariku.
Allah, aku bisa apa tanpa gadis itu sedangkan selama lima tahun ini aku bertahan berkat gadis itu yang kau kirimkan?
Kepalaku benar-benar begitu pusing membuat tubuhku rasanya pun lemas bukan main memikirkan itu.
Menatap wajah pucat putriku tiba-tiba air mata jatuh ke pipiku, tidak terbayang jika harus benar-benar berpisah dari anak ini. Allah, aku benar-benar belum sanggung dan tidak akan pernah sanggup sampai kapanpun.
"Amma ...."
Aku sontak menghapus air mata secara gusar ketika melihat sebuah pergerakan dan suara parau Ayesha memenggilku.
"Sayang, udah bangun?"
Dapatku lihat matanya yang 24 jam lebih tertutup rapat itu kini terbuka secara sayu-sayu tanpa aba-aba aku buru-buru memencet bel yang berada di sebelah bangsalnya untuk memanggil dokter.
"Bentar, ya? Nanti dokter datang," tuturku kepadanya yang dibalas anggukan.
Alhamdulillah. Hatiku tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur kepada Sang Kholid, air mataku jatuh sebagai tanda bahwa aku begitu terharu karena puteriku berhasil melawan rasa sakitnya.
"Gimana, Dok?"
Aku langsung melemparkan pertanyaan ketika dokter tersebut masih memeriksa Ayesha, aku berharap kabar baik menyambar pendengaranku saat ini.
"Belum stabil, cuman ini lebih baik dari sebelumnya."
Bahuku merosot ketika mendengar perkataan dari dokter tersebut, setidaknya kemajuan sudah terjadi pada puteriku.
"Jangan terlalu beri dia tekanan terutama dalam mikir, ya? Karena kepala dia masih belum mampu nerima yang berat-berat."
Mataku melihat Ayesha yang kini masih begitu sayu, juga dengan kepala yang diberi kain kasa akibat kepalanya habis dijahit karena bocor terkena aspal kemarin.
Juga dadanya lumayan membiru terkena hantaman batu besar setelah aku lihat kemarin, jadi itu yang membuatnya terlihay sesak kemarin.
"Siap, Dok, nggak ada lagi, 'kan?"
"Jangan terlalu lama bermain ponsel atau barang elektronik lainnya juga tidurnya tolong dijaga, ya, Buk, karena itu kepala dia takutnya lemah nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sebuah Rasa (End)
Romance#1-Mendua (03 Desember 2021) # 3-Religi ( 06 Januari 2022) Semua orang pasti mendambakan pernikahan yang bahagia tanpa ada gangguan apapun di dalam. Sabhrina Azzahra, gadis yang harus menikah ketika umurnya menginjak 21 tahun namun siapa sangkah d...