Assalamualaikum, hari ini aku double up ya
Jangan lupa vote, komen dan share ya
Jangan lupa masukan ke perpus
Siap untuk meramaikan kolom komentar?
Hati2 banyak typo yang menghadang
Happy reading
"Masa lalu harus dilupakan, ya? Tapi kalau aku mau mengutipnya kembali bagaimana?"
.
.
."Bun, box nya mana biar Sabh beresin gorengnya."
Sore ini kami bertiga --- aku, Bunda dan Mbak Salma --- sedang masak untuk acara zaburan nanti malam. Tidak terasa ternyata bulan ramadhan kini sudah datang, padahal rasanya baru kemarin aku merasakan nikmatnya menjalankan puasa pertama bersama suami. Tak dapatku sembunyikan bagaimana rasa bahagia yang dulu bersemi di dada ketika itu adalah sahur pertama aku bersama pasangan halalku.
Bibirku tersenyum miris mengingat kejadian tersebut, namun dadaku seperti digoreskan silet. Mendadak nyeri!
Aku tidak tahu harus berterimakasih atau bagaimana kepada semesta yang telah mempertemukan juga menyatukan kami?
Disisi lain aku bersyukur karena menikah bersama mas Azzam mengajarkanku arti dari keikhlasan dan kesabaran, namun di sisi lain juga aku harus mengalami bagaimana pahitnya bahtera rumah tangga yang seharusnya aku tidak mengalami hal itu, tapi balik lagi itu sudah benang takdir yang Allah buat untukku. Aku selalu ingat perkataan kakak iparku jika Allah itu sebaik-baiknya penulis skenario.
"Ini minumnya mau dibuat di teko atau bawa sirop aja, Bun?" tanya Mbak Salma sambil menyodorkan sebotol sirop berwarna hijau rasa kelapa.
"Bawa mentahannya aja, deh, jangan lupa es batu di kulkas dibawa nanti, ya?" tutur Bunda sambil membawa sebuah tremos berwarna biru kepada Mbak Salma.
"Es batunya nanti letak sini aja, Sal."
Mbak Salma mengangguk kemudian mengambil tremos tersebut dari tangan bunda.
"Iya, Bun."
* * *
Aku memakai mukenah berwarna putih yang tadi siang sudah aku cuci bersih dan wangi, tidak munafik juga tak perlu disangkal rasa sesak masih menggerogoti relungku.
Salah jika aku masih mengingat mas Azzam? Bukankah sudah tabiat wanita begitu sulit untuk melupakan padahal ia tau paling tersakiti dihubungan tersebut.
Air mataku menetes ketika mengingat bagaimana saat-saat kami pergi taraweh berdua untuk pertama dan ... ternyata untuk yang terakhir kalinya juga.
Ketika itu terjadi tidak ada firasat sedikitpun jika tahun berikutnya kami tak lagi sama.
Allah ... sebenarnya rencana apa yang kau buat?
Diri ini hanya seorang gadis biasa yang masih memiliki rasa. Begitu perasa hingga terlampau sulit untuk mengendalikan rasa, namun salahkah jika rasa itu aku letakan kepada dia yang aku rasa pantas saat itu?
Allah ... kalau memang kau tau dia bukan yang terbaik lantas mengapa kau hadirkan dia kepadaku?
Mengapa kau izinkan dia dengan lancangnya memporak-porandakan hatiku yang begitu lemah ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sebuah Rasa (End)
Romance#1-Mendua (03 Desember 2021) # 3-Religi ( 06 Januari 2022) Semua orang pasti mendambakan pernikahan yang bahagia tanpa ada gangguan apapun di dalam. Sabhrina Azzahra, gadis yang harus menikah ketika umurnya menginjak 21 tahun namun siapa sangkah d...