Part 3

2.4K 204 27
                                    

"Allah, bolehkah aku meminta kepadamu untuk merubah takdir ini? Coba, aku mohon cek sekali lagi siapa tau ini adalah takdir yang tertukar"

Leszahra - Sabhrina Azzahra

Enggk menye-menye aku cuma berdoa semoga kalian pas baca bisa dpet feelnya dan puas sama coretan ku

Udah vote? Udah follow aku? Siap untuk ngisi komentar kalian?

Happy reading

Aku mendaratkan bokong di lantai masjid kampus, otakku sangat lelah butuh penenang dimana lagi kalau bukan ke rumah Allah -- masjid.

Ini kebiasaanku, setiap kali merasa sangat lelah aku selalu datang menemui Allah dan bertukar cerita kepada-Nya atas keluhanku, bukan apa hanya saja aku berpikir jika aku mengadu kepada manusia tentang rasa lelahku emangnya mereka bisa membantu apa selain mendengarkan curhatanku?

Aku juga yakin jika aku curhat kepada Allah bukan hanya menjadi pendengar dengan baik, tetapi Allah juga memberi solusi yang terbaik buat kita. Bukan begitu?

"Assalamu'alaikum."

Aku tersentak saat hendak melepas snikers berwarna putih yang ku kenakan, aku mendongkkan kepala dan langsung membuang pandangan.

"Waalaikumusalam, ngagetin aja," jawabku dengan kecut, sebab aku kesal dibuat kaget seperti ini.

"Kamunya aja yang melamun, jadinya kaget."

Ya benar, sepertinya dia tidak mengagetkan ku hanya saja aku-lah yang melamun dan akhirnya tekejut.

Aku hanya terkekeh.

"Mikirin apa sih?" tanyanya, dapat ku pastikan air wajahnya begitu khawatir.

"Enggak ada kok, yaudah, Al, aku masuk duluan ya, Assalamu'alaikum."

Aku langsung lolos pergi gitu aja dari hadapan Ali, karena aku tak berani berbicara panjang kepadanya, sebab pasti anak itu akan mengetahui jika aku sedang tidak baik-baik saja.

"Eh, Sabh!"

Aku langsung menghentikan langkah secara spontan saat mendengar namaku dipanggil oleh Ali.

"Iya?" jawabku sambil menoleh ke aranhnya.

"Kemarin aku ngelihat Azzam sama wanita lain, siapa dia?" Dapatku lihat aurah mukanya begitu mengintimidasi.

Aku mematung saat Ali melontarkan pertanyaan itu, ya, dia belum mengetahui jika mas Azzam poligami. Oke, nice, aku menutupi masalah ini selama berbulan-bulan lamanya.

Allah ... apa yang harus aku katakan kepada sahabatku ini?

"Em ... anu, mungkin itu klien dia kerja kali."

Jelas aku tahu jika itu adalah mbak Nadin, karena aku sangat mengetahui mas Azzam, ia tidak akan mau pergi dengan wanita lain selain Mama, dan istrinya. Jika itu mendesak, maka ia lebih memilih untuk menyuruh orang saja dia anti sosial dengan wanita itu sebabnya aku sangat shock waktu mengetahui jika mas Azzam poligami.

Jadi terkadang aku berpikir, apa ia poligami karena kemaruk? Sebab ku pikir ia tak pernah bercakap-cakap dengan wanita.

"Klien gimana? Orang mereka kayak mesra banget gitu, aku kira awalnya kamu, tapi pas aku lihat lagi itu bukan kamu karena wanita yang sama Azzam sedikit besar."

Aku memejamkan mataku, Allah, maaf.

Bukan aku malu untuk menceritakan prihal mas Azzam yang poligami hanya saja, hati ini masih belum siap menerima kenyataan.

Tentang Sebuah Rasa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang