Assalamualaikum, ada yang masih nunggui cerita ini?
Jadi ini part spesial karena udah 1k readers ya. Semoga kalian suka
Jangan lupa vote, share dan komen
Siap untuk ramaikan kolom komentar?
Haply Reading <3
.
.
."Mas, hari ini ada acara syukuran di rumah karena Mbak Salma mau ngasih nama anaknya," beritahuku kepada Mas Azzam yang kini tengah menggulung baju lengan panjangnya kemudian ia menoleh.
"Kamu kesana jam berapa?"
"Pulang kuliah nanti setelah zuhur."
Saat ini keluargaku tengah diberi kebahagian oleh Allah dengan lahirnya buah hati Mas Adit dengan jenis kelamin laki-laki, tidak masalah bagi kami baik laki-laki ataupun perempuan selagi ia sehat itu sudah nikmat yang begitu besar.
Sebenarnya anak mereka sudah diberi nama ketika di rumah sakit kemarin, namun hari ini adalah acara tasyakuran sebagai bentuk rasa syukur karena Allah telah mempercayai mereka untuk menjadi orang tua.
"InsyaAllah nanti kalau ada waktu mas datang, soalnya hari ini ada rapat sekaligus cek kinerja karyawan di restorant sama butik."
"Enggak bisa dibatalkan, Mas?"
Mas Azzam menggelengkan kepala sambil tersenyum manis. "Enggak bisa, Sayang, Mas udah janji sama managernya kemarin."
Aku diam sejenak hingga kemudian bersuara. "Diusahai, ya, Mas."
Rasanya begitu sedih jika Mas Azzam tidak dapat hadi diacara keluargaku, itu sebabnya aku berharap ia bisa datang.
"Nadin ikut, kan?"
"Enggak, Mas, kasihan tau Mbak Nadin perutnya makin besar nanti kecapean."
Kehamilan Mbak Nadin kini sudah menyentuh angka tujuh bulan dan itu berarti sekitar dua bulan sepuluh hari lagi kami akan diberi sebuah kabahagiaan lagi oleh Allah dengan mendatangkan malaikat baru setelah anaknya Mas Adit.
Tadi Mbak Nadin juga ingin ikut denganku ke rumah Bunda, namun aku tidak mau takut jika ia akan kelelehan nantinya.
"Oh iya, Mas, nanti pulang dari rumah bunda Sabh izin mau ke kumpul sama temen-temen."
* * *
Hari ini di rumah lumayan ramai karena beberapa kerabat dan tetangga juga datang untuk sekedar melihat bayi kecil yang kini berada di gendonganku.
Siapa yang tidak gemas dengan bayi menggemaskan seperti ini? Bibirnya tipis seperti Mas Adit, mata tegasnya juga alisnya yang runcing itu seperti clone-nya abang kandungku tetapi pipi tembem dan bulu matanya seperti Mbak Salma. SubahanAllah, kalau tidak ingat dia masih bayi merah akan aku gigit pipinya sekuat mungkin.
"Udah cocok itu, Dek."
Dahiku bergelombang ketika mendengar Mas Adit berkata demikian hingga pikiranku flashback disaat aku dengan Mas Azzam dimalam itu.
"Ck, apasih," kesalku karena lebih tepatnya aku juga malu jika harus membahas hal-hal yang berbau kesana.
"Ganteng 'kan anak Mas?" Dengan pedenya ia berkata demikian sambil menyium pipi gembul Adit junior itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sebuah Rasa (End)
Romance#1-Mendua (03 Desember 2021) # 3-Religi ( 06 Januari 2022) Semua orang pasti mendambakan pernikahan yang bahagia tanpa ada gangguan apapun di dalam. Sabhrina Azzahra, gadis yang harus menikah ketika umurnya menginjak 21 tahun namun siapa sangkah d...