Halo, ada yang nunggu cerita ini egk?
Semoga feel-nya dapet ya
Jangan lupa komen dan vote ya
Jangan lupa juga share ke temen2 ya :)
"Hei, kamu kenapa?" tanya seorang anak laki-laki yang usianya sudah hampir meranjak remaja.
"Aku takut," jawab gadis kecil yang sebaya dengannya, tetapi gadis itu tengah murung dan menangis membuat lelaki itu kebingungan melihatnya.
"Why, apa yang kamu takuti?"
Gadis kecil itu tak menjawab, dia bungkam tak berani berucap entahlah tak tahu rasanya begitu takut.
"Sabhrina," panggil laki-laki itu sambil memegang bahu si gadis, tetapi dihempas dengan kasar oleh wanita yang bernama Sabhrina.
"Kamu itu enggak boleh megang aku!"
Laki-laki itu membelalakan mata terkejut, biasanya jika mereka mandi hujan dan Sabhrina ketakutan wanita itu selalu memeluk dirinya, tapi sekarang lihatlah dia sendiri yang tidak mau disentuh. Dasar tsundere sekali!
"Hei, ada apa? Aku salah apa, Sabh?" tanya lelaki itu panik.
"Aku udah palang merah mulai tadi malam, kata Bunda aku enggak boleh sentuhan sama kamu lagi ataupun laki-laki yang bukan mahrom, cuma boleh ke mas Adit sama Ayah."
Lelaki itu mengerutkan kening, ia tengah memikirkan sesuatu dan mencoba untuk mencerna perkataan Sabhrina.
Palang merah?
"Palang merah apaan dah? Kamu ikut palang merah, terus kenapa enggak boleh nyentuh-nyentuh aku emang aku bakteri?"
Sabhrina memutar bola matanya malas, entah kenapa emosinya benar-benar naik ditambah dengan Ali yang koneksinya lemot sekali.
"Ahmad Ali Al-ghifari, maksud saya itu menstruasi atau haid atau kalau enggak tau lagi datang bulan. Udah! Jangan tanya lagi datang bulan itu apa, makannya pas belajar IPA buka mata jangan tidur!"
Sabhrina benar-benar geram, ingin rasanya Sabhrina meluapkan emosinya padahal ia tak tahu entah apa alasannya bisa menjadi emosi seperti ini.
"Kamu udah pms toh, ya Allah Sabhrina ku udah gadis, sini cubit dulu pipinya."
Ali mendekatkan tangan ke pipi tembem milik Sabhrina yang menjadi candunya itu, ia sangat geram melihat pipi gembul Sabhrina katanya kayak bakpao yang biasa mereka beli di alun-alun.
"Lo budek apa gimana dah?!"
"Canda elah neng, garang amat dah."
Ali terkekeh melihat Sabhrina emosian tidak jelas seperti ini, apakah efek dari pubernya atau karena Sabhrina tak bisa membayar hutang bakpaonya kemarin karena belum mendapatkan uang dari hasil begal mas Aditya?
.
.
.
.Aku sedang serius mendengarkan penjelasan dari dosen, aku tidak seperti mereka yang bisa mendengarkan sekalian mencatat aku adalah tipe orang yang hanya fokus satu tujuan lalu setelahnya fokus ke hal lain lagi, takutnya jika mendengarkan sekaligus menulis fokusnya akan terbagi dua dan tidak paham maksud dari penjelasan yang diberi oleh dosen.
Saat tengah lagi serius-seriusnya, aku merasakan getaran dari dalam tas, ah, aturan tadi ku nonaktifkan ponsel saja ini malah dibuat mode getar doang membuat fokusku menjadi teralihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sebuah Rasa (End)
Romance#1-Mendua (03 Desember 2021) # 3-Religi ( 06 Januari 2022) Semua orang pasti mendambakan pernikahan yang bahagia tanpa ada gangguan apapun di dalam. Sabhrina Azzahra, gadis yang harus menikah ketika umurnya menginjak 21 tahun namun siapa sangkah d...