Halo hari ini aku double up ya, siapa tadi yang minta double ini aku wujudkan :>
Kalau tembus 50 besok bakal double juga.
Yuk kita dengar dulu suara hati Nadin gimana
Tetap stay di lapak ku ya
Jangan lupa vote, komen and share ya
Silakan komen sesuka kalian, karena komen kalian itu booster bgt bagi ku <3
Happy Reading
"Sebab semua gadis mendambakan menjadi satu-satumya ketika menikah nanti bukan malah salah satunya."
-Nadin
.
.
.Jujur saja sebenarnya aku menolak keras untuk menikah dengan sahabatku sendiri, tetapi Ayah terlalu obsesi dengannya.
Ya, aku juga sadar orang tua mana yang tidak obsesi memiliki menantu seperti Azzam? Dunia dan akhiratnya dapet banget. Masalahnya Azzam sudah menikah, tetapi Ayah tetap saja memaksaku.
Aku bisa melihat betapa ia mencintai gadis itu, bagaimana aku tidak tahu jika setiap hari sebelum ia menikah selalu membahas tentang Sabhrina hingga rasanya aku ingin melepas telinga karena sangking lelahnya mendengar curahan dari lelaki yang tengah dimabuk asmara itu.
Jujur, awalnya aku sangat terkejut seorang Azzam yang bisa dibilang tidak pernah berurusan dengan wanita saat itu ia tiba-tiba menceritakan tentang seorang gadis kepadaku.
Hahaha. Lucu sekali rasanya, aku kira awalnya --- Naudzubillah --- ia 94y. Lagian setiap dikenalkan kepada wanita ia acuh dan cuek sampai sih cewek ketar-ketir sendiri.
Siapa coba yang tak bahagia bila sahabatnya akhirnya puber juga?
Serius aku penasaran dengan gadis bernama Sabhrina itu, terpaksa aku mendadak jadi stalkernya. Ku cari nama akun sosial medianya, kesehariannya baik di rumah ataupun di kampus.
Okey, ternyata dia gadis yang lumayan maksud aku bukan lumayan soal fisik tetapi soal agama dan otak, ya cocoklah buat Azzam yang seperti itu. Pantes saja ia bisa jadi budak cinta seperti sekarang ini.
Katanya Sabhrina itu sahabat sepupunya --- Ali --- gila enggak itu dia menyukai sahabat sepupunya, enggak habis pikir sama jalan pikir Azzam.
"Jadi, kamu cuma mau nekong dia lewat doa doang tanpa mau usaha ini?" cecarku sambil menyeruput jus jeruk yang sudah kami beli tadi, saat ini kami berada di sebuah taman kampus yang tempatnya lumayan ramai.
"Siapa bilang? Aku juga lagi berusaha buat deketin abangnya."
Aku menoleh kearahnya tak percaya lalu membuang wajah asal. "Kamu mau nikahin adiknya atau abangnya?"
Dapatku dengar sebuah hembusan napas malas, aku yakin pelakunya Azzam.
"Kalau aku langsung ke Sabhrina yang ada bukan ta'aruf nantinya, malah jadi ta'aruf masa kini, telponan, dan chatingan. Pacaran dengan embel-embel ta'aruf yang seharusnya pahala malah jadi dosa."
Ada benarnya juga yang ia katakan, Azzam bukan tipe orang menye-menye, jika dia enggan makan langsung to the point. Langsung bergerak jika dia menginginkannya tidak seperti lelaki lain yang mengumbar-ngumbar perkataan manis terlebib dahulu lalu kemudian bila tidak sesuai langsung menghilang tanpa kabar membuat sih wanita sakit hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sebuah Rasa (End)
Romance#1-Mendua (03 Desember 2021) # 3-Religi ( 06 Januari 2022) Semua orang pasti mendambakan pernikahan yang bahagia tanpa ada gangguan apapun di dalam. Sabhrina Azzahra, gadis yang harus menikah ketika umurnya menginjak 21 tahun namun siapa sangkah d...