36. Reasons

405 57 12
                                    

"Bae, aku ingin bicara sebentar!"

Joohyun yang sedang menemani Aciel memperlancar jalannya di halaman belakang langsung mengangguk dan menggendong Aciel masuk, mengikuti perintah Sehun.

"Ada apa?"

"Berikan Aciel pada Naeun saja dulu, biarkan mereka berdua mainan dan temui aku di kamar, ini sedikit penting!"

Joohyun mengerutkan bibirnya saat Sehun berlalu setelah berkata demikian, membuat Joohyun penasaran saja karena Sehun tampak begitu serius. Sembari menghela napas, Joohyun menaiki anak tangga mengekori Sehun yang melangkah jauh di depannya, ia memasuki kamar Naeun dan menitipkan Aciel agar diajak mainan bersama.

"Naeun, mommy titip Aciel sebentar, ya! Mommy ada urusan sebentar dengan daddy, ada hal penting katanya!" Itulah alasan yang ia buat ketika menitipkan Aciel pada Naeun.

Joohyun mengetuk pintu kamar Sehun beberapa kali sebelum memasuki ruangan luas itu dan mendapati si pria Oh sedang duduk di sofa kamar dengan tangan yang sibuk memainkan ponsel, "Duduklah disini!" Perintahnya, menepuk bagian sofa kosong di sebelahnya.

"Ada apa? Kau tampak serius sekali, membuatku takut."

Sehun menghela napas dalam dan meletakkan ponselnya, lalu merubah posisinya menjadi menghadap Joohyun dan menatap gadis itu lekat, "Aku berbicara dengan bibi Han tadi siang, kami berbicara cukup banyak dan dia mengatakan ingin berhenti bekerja."

Seketika Joohyun mendelik, "Kenapa?" Tanyanya menuntut sebuah alasan.

Sehun menggaruk lehernya yang tak gatal, sebenarnya ia sendiri tidak tahu apa alasan bibi Han ingin resign, saat ditanya pun jawabannya hanya karena beliau sudah tua, "Untuk itu aku juga tidak tahu, kau bisa tanya sendiri padanya."

"Tapi-- Sehun, kau masih sangat membutuhkannya, kenapa bibi Han tiba-tiba ingin berhenti?"

Sehun menggeleng menandakan bahwa ia juga tak mengerti kenapa bibi Han berhenti, "Aku tidak tahu, dia tak memberiku alasan. Kau cukup dekat dengan bibi Han, mungkin saja ia mau berbicara padamu tentang alasannya ingin berhenti."

Pundak Joohyun mendadak lemas, entah kenapa ia jadi sedih mendengar bibi Han akan berhenti bekerja bersama Sehun, wanita paruh baya itu sudah seperti ibu sendiri baginya, bibi Han juga selalu baik padanya. Jadi, kenapa bibi Han buru-buru pergi meninggalkan Joohyun?

"Kau baik?" Tanya Sehun saat mendapati Joohyun menatap ke depan dengan tatapan kosong dan sedih.

Joohyun menggeleng, "Aku sedih dan merasa kehilangan. Kenapa dia ingin berhenti bekerja secepat itu, aku hanya sedang berpikir apa alasannya."

Sehun menghela napasnya, mengerti perasaan kehilangan yang sedang Joohyun alami saat ini mengingat ia tahu betul bagaimana dekatnya sang kekasih dengan bibi Han, "Saat mengatakan bahwa ia ingin berhenti bekerja, ia hanya mengatakan bahwa ia sudah tua, karena itu ia ingin berhenti bekerja."

"Kapan bibi Han akan pergi?"

"Besok."

"Besok? Tepat di ulang tahun Naeun?"

Sehun mengangguk, "Bisakah kau bertanya padanya apa alasan ia ingin berhenti bekerja? Aku hanya takut aku punya kesalahan yang tak kusadari padanya hingga ia sakit hati dan ingin resign."

Joohyun menggeleng sembari meraih tangan Sehun, "Kau baik sekali padanya, dia tak mungkin berhenti bekerja hanya karena hal itu, Sehun. Dia juga tidak bekerja satu tahun atau dua tahun denganmu. Aku akan menemui bibi Han dan berbicara dengannya, bisa jaga anak-anak sebentar?"

Sehun mengangguk, "Tentu."

Joohyun lantas meninggalkan kamar Sehun dan menuruni anak tangga, keluar dari rumah Sehun melalui pintu belakang menuju rumah pondok yang ada di belakang rumah megah milik Oh Sehun, rumah pondok itu adalah tempat dimana bibi Han tinggal selama ini. Joohyun mengetuk pintu pondok itu sebentar sebelum bibi Han menyahut dari dalam rumah.

InattenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang