42. Oh Family

600 69 13
                                    

Siang ini Joohyun sudah diributkan dengan dirinya sendiri yang kepalang bukan main saat ibu Sehun memintanya secara langsung untuk bergabung ke makan malam keluarga Oh malam ini. Bukannya apa-apa, Joohyun gugup sekali karena ia harus bertemu dengan orang baru yang belum pernah ia temui sebelumnya, apalagi ia selalu merasa kalau ia dan Sehun itu tak setara. Semua pikiran buruk tiba-tiba memasuki kepalanya sejak ibu Sehun menelponnya siang tadi, meminta dirinya, Sehun, dan anak-anak untuk datang ke kediaman keluarga Oh.

Bagaimana kalau keluarga Sehun tak suka padanya?

Bagaimana kalau ia mendapatkan tatapan sinis dari keluarga Sehun?

Bagaimana kalau ia tak diterima disana?

Semua pikiran buruk terus berulang di dalam kepalanya, sampai ia gugup sendiri. Ia sudah menyiapkan pakaian yang akan ia pakai untuk makan malam nanti, sudah menyiapkan untuk Sehun dan anak-anak juga. Raganya benar-benar sudah siap, tapi mentalnya terasa ingin tinggal di rumah saja saat Sehun baru saja mengajaknya untuk bersiap karena makan malam dimulai pukul 7 malam, sedang sekarang sudah pukul 5 sore.

"Sehun, kau bisa mengerti aku?"

Sehun yang ditanya mengernyit, bingung karena Joohyun bertanya demikian secara tiba-tiba.

"Mengerti apa?"

Joohyun menghembuskan napasnya jengah, kesal pada Sehun yang tampak tak peka akan kegelisahannya, "Kau memang tak pernah peka, lupakan saja!" Kesalnya sebelum melengos memasuki kamar mandi, meninggalkan Sehun yang masih tercenung karena bingung bukan main.

"Apanya yang tidak pernah peka?" Tanya Sehun masih bingung.

Ah, ia memang kadang tak bisa mengerti perasaan wanita. Lagipula ia bukan cenayang yang kapan pun bisa mengerti perasaan wanita, bukan?

Karena dirinya sudah mandi, Sehun segera mengenakan pakaian yang telah Joohyun siapkan dan sedikit berdandan dengan memakai skincare, pomade, dan juga lipbalm sembari menunggu Joohyun selesai mandi. Ia juga ingat kalau tadi diberi pesan oleh Joohyun untuk menggantikan pakaian Aciel, jadi Sehun keluar dari kamar dan pergi menuju kamar Aciel, mendapati sang balita yang sedang memainkan mobil-mobilan di dalam box bayi.

"Mari mengganti bajumu, jagoan!" Katanya, mengangkat Aciel dari box bayi dan meletakkannya di lantai yang beralaskan karpet bulu sedang ia mengambil pakaian Aciel yang sudah Joohyun siapkan di gantungan lemari.

Cukup sulit menggantikan baju untuk anak seusia Aciel, dia banyak sekali gerak dan susah diatur, jadi butuh waktu cukup lama dan kesabaran ekstra bagi Sehun menggantikan pakaian Aciel, apalagi ia tak terlalu berpengalaman akan hal itu.

Setelah menyelesaikan tugasnya menggantikan baju Aciel, Sehun kembali ke kamar dan tersenyum lebar saat mendapati Joohyun telah duduk di depan meja rias. Informasi saja, hampir semua barang Joohyun yang ada di apartement kumuh gadis itu sudah dipindahkan ke rumah Sehun.

"Jadi, kenapa mengataiku tak peka tadi?" Tanya Sehun, duduk di sudut meja rias di samping Joohyun, membuat Joohyun langsung memutar bola mata sembari mengeringkan rambut basahnya menggunakan hairdryer milik Sehun.

"Tidak tahukah kau jika aku sedang takut sekarang?" Kesal Joohyun.

"Takut? Kenapa takut?"

Joohyun berdecak, "Aku takut karena akan bertemu keluargamu, Sehun!"

Sehun akhirnya mengerti, pria itu terkekeh kecil sebelum mengusap kepala Joohyun, "Kenapa harus takut? Mereka tak akan menggigit atau memakanmu, lagipula 'kan ada aku, Naeun, dan Aciel."

Tahu bahwa ia sedang dimanja Sehun, Joohyun mematikan hairdryer-nya dan mengerucutkan bibir, "Bagaimana kalau keluargamu tak menyukaiku?"

"Itu alasan klise. Lagipula kita belum mencoba, tak ada juga alasan yang membuat mereka tak menyukaimu."

InattenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang